Wednesday 13 September 2017

7-1. Ke Kampung Halaman Para Dwarf

Satou di sini. Saat aku dalam perjalanan bisnis, aku kadang melihat orang yang pindah tempat kerja diantar sampai peron untuk Shinkansen.
Aku penasaran bagaimana rasanya diantar seperti itu? Aku pernah berpikir hal semacam itu, tapi saat aku benar-benar mengalaminya, rasanya tidak buruk sama sekali.



“Apa kamu akan pergi mau bagaimanapun juga?”

Viscount Nina yang mengantar kami pergi mencoba menahanku.
Di belakang dia, lebih dari 20 pembantu dan maid juga datang.

Semua maidnya tidak menggunakan seragam polos yang mereka pakai dua minggu lalu, tapi seragam maid dengan rumbai yang biasanya terlihat di Akihabara. Walaupun roknya menutupi sampai pergelangan kaki, itu masih lebih imut dari yang sebelumnya.
Tentu saja dalangnya adalah Arisa. Entah kenapa biayanya tidak keluar dari baron tapi malah dari kantongku, tapi kalau ini hasilnya maka aku bisa terima.
Tetapi, walaupun aku sudah dengar kalau bajunya akan selesai di musim semi, bajunya sekarang sudah selesai. Bajunya mungkin menyentuh jiwa para penjahit. Imut adalah keadilan katanya.

Omong-omong, sekarang masih pagi buta, matahari masih belum muncul.
Sejujurnya, aku tidak berpikir mereka akan datang untuk perpisahan seperti ini.

Aku bisa melihat Pochi dan Tama menerima sesuatu dari Soruna-jou di sudut pandanganku. Sepertinya benda yang masuk ke kantong mereka adalah kue.

Untuk lainnya, laki-lakinya adalah Baron, Hauto, dan Zotor juga datang.

Karina-jou tidak ada di sini.
Aku sudah meminta pada maid yang mengurus kamar dia untuk tidak membangunkan dia. Karena dia selalu menyerangku setiap hari dua minggu belakangan ini, aku mau menghindari masalah saat kita pergi.

Lebih dari itu, para maid yang mengikutiku dari tadi menyeramkan.
Mereka semua menekuk tangan mereka dan memandangku dengan mata yang berkaca-kaca.

E~tto?
Tidak ada yang akan berantem kan?

“Chevalier-sama, tolong jangan pergi.”
Tanpa ragu, seorang maid dengan badan ramping dan rambut merah maju dan berteriak sambil memegangiku.

Aku akan lebih senang kalau lebih berisi, sayang sekali.

Dimulai dari gadis itu, para maid mulai memegangiku bergantian.
Kuh, maid dengan badan loli terlalu cepat, aku kehilangan kesempatan untuk melakukan kontak dengan maid dengan badan yang berisi.
Arisa menendangku dari belakang sambil berkata, “Berhenti nyengirnya.”, tapi aku abaikan dia.

“Chevalier-sama, tolong tinggal di sini selamanya.”
“Itu benar, kalau chevalier-sama pergi, siapa yang akan membuat crepe.”
“Daripada crepe, aku ingin karaage lagi!”
“Tinggalkan Pochi-chan saja di sini~”
“Bilang apa kamu, Tama-chan lebih imut kan.”
“Lebih baik lagi, tolong jadi suamiku dan buat makanan untukku selamanya.”

Walaupun aku tidak berpikir ini karena aku populer, semuanya ingin makan, atau keimutan Pochi dan Tama huh.

Oh?

Karena aku merasa sensasi yang aku kenal di kakiku, aku melihat ke bawah—

Ada Pochi dan Tama. Kalian sedang apa memeluk kakiku?
Mereka berdua melihat ke atas dengan mata bersinar. Apa mereka berpikir tentang permainan baru seperti Oshikura Manju? {TLN : https://en.wikipedia.org/wiki/Oshikura_Manju }

“Semua! Aku mengerti kesedihan kalian, tapi jangan menyusahkan Chevalier-sama.”
“Itu benar, kita punya pound cake dibuat oleh Chevalier-sama di ruang makan. Kalian bisa makan setelah selesai mengerjakan tugas pagi kalian.”

Maid-chou menepuk tangannya, dan para maid melangkah mundur.
Lalu setelah kata-kata koki, mereka pergi seperti ombak surut. Rasanya agak kesepian.

“Kamu belum sarapan kan? Ini tidak bisa dibandingkan dengan buatan Chevalier-sama, tapi tolong makan ini kalau bersedia.”
“Terima kasih banyak. Aku terima dengan senang hati.”

Aku berikan bento yang aku terima dari Ryourichou-san pada Lulu di dalam kereta. {TLN : Ryourichou = Kepala koki.}

“Ya ampun, apa kamu tidak bisa setidaknya meninggalkan Arisa-dono di sini?”
“Tidak bisa~ Aku tidak bisa hidup kalau aku tidak di samping darling.”

Darling itu siapa!?
Aku abaikan kata-kata Arisa yang sembarangan, dan mengatakan selamat tinggal pada Nina-san dan baron. Aku sudah menerima surat pengenalan untuk para bangsawan di macam-macam kota dari Nina-san. Aku juga sudah diminta untuk mengantarkan beberapa surat untuk para bangsawan berpengaruh dari Nina-san.

“Aku akan kembali ke sini setelah latihan 1-2 tahun di kota labirin.”
“Iya, kami akan menunggu. Pada saat itu, kami akan menyelesaikan pembangunan wilayah ini sehingga kami bisa mengembalikan uang yang kami pinjam darimu walau hanya sedikit.”
“Iya, aku akan mengharapkannya.”
“Aku mohon dengan sangat untuk menjaga Pochi-kun dan Tama-kun.”

Sang baron memberi suasana seperti dia mengantar anak perempuannya ke pernikahan. Dia terlalu terpikat pada keimutan mereka berdua.
Hutang yang dibicarakan Nina-san itu tentang 250 emas batangan yang aku pinjamkan untuk membangun kembali wilayahnya. Itu tidak cukup untuk membangun kembali wilayah ini seluruhnya, tapi itu akan digunakan untuk perputaran uang. Alasan kenapa aku menggunakan emas batangan itu karena emas itu akan terlihat seperti simpanan rahasia. Aku membuatnya dengan menghancurkan sejumlah besar koin emas. Karena mereka ragu dari mana semua emas itu datang, aku tunjukkan magic bag <<Holding Bag>> dan menjelaskannya. Aku beritahu Nina-san kalau aku menuju kota labirin untuk latihan Liza dan lainnya.

Liza dan lainnya sudah mengendarai kudanya, jadi aku naik ke kereta.
Kami tinggalkan istana Muno sambil melambaikan tangan pada orang-orang yang terus melambaikan tangan ke sini.



Nah sekarang, walaupun banyak hal yang terjadi selama dua minggu ini, hal yang paling mencolok adalah kereta ini.

Aku diizinkan untuk menggunakan workshop dari era marquis dengan bebas, jadi aku model ulang keretanya sebanyak yang aku mau. Aku mencoba mengubah sistem suspensi dengan menguatkan shock suspensionnya. Sayangnya, aku tidak bisa membuat hal yang menarik tentang itu.
Keretanya sekarang ditarik oleh empat kuda, bertambah dua dari sebelumnya, jadi aku mengharapkan tambahan kecepatan. Terutama karena kuda-kuda yang sudah dinaiki Mia dan Tama sudah naik level dan menarik keretanya, seharusnya jadi lebih efektif.

Untuk menghindari pencuri, Liza dan Nana menggunakan armor dan mengendarai kudanya. Sang baron sudah memberi kuda untuk Nana dari spesies yang sama dengan yang dinaiki Liza, Shuberien. Full plate armor yang mereka pakai adalah buatanku. Saat aku mengukur ukuran Nana, ada beberapa situasi menguntungkan yang terjadi, tapi Mia menghalangi semuanya. Aku pikir intuisi Mia itu terlalu bagus.

Tidak perlu dikatakan lagi, alasan kenapa yang mengendarai kuda bukan Pochi dan Tama adalah karena mereka terlalu pendek, mereka akan terlihat sperti anak-anak dari jauh, dan itu akan mengundang pencuri daripada mengusir mereka.

Mia menaiki seekor kuda.
Alasannya adalah karena kuda yang dinaiki Mia. Sebenarnya, itu bukan kuda, itu adalah unicorn yang dijual secara ilegal di pasar gelap.

Di dunia ini, unicorn dijual untuk tanduk mereka karena itu efektif untuk berbagai macam penyakit. Aku selamatkan unicorn ini saat dia akan dijual pada orang dengan selera makanan yang eksentrik setelah tanduknya dipotong.

Bisnis penjualan unicorn itu dilarang di seluruh Shiga Kingdom, tidak hanya di wilayah baron Muno.

Aku mau mengembalikannya ke tempat unicorn lain berada bersama Mia, tapi karena dia tidak punya tanduk, dia tidak diterima ke dalam kumpulannya.

Tanduk dipandang sebagai item penyembuhan oleh ras lain, tapi untuk unicorn itu sendiri, itu adalah organ yang penting. Tanpa tanduk, seekor unicorn tidak hanya tidak bisa menggunakan kemampuan khusus ras dia, tapi dia juga kehilangan cara untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Berdasarkan AR, unicorn bukan monster tapi termasuk dalam kategori mythical beast.

Bahkan orang-orang administratif baron kebingungan karena itu, tapi karena si unicorn senang pada Mia sejak awal, Mia mulai merawatnya. Kami akan membawanya ke hutan Bornean bersama dengan Mia, dan membiarkan dia hidup dengan damai di sana.

“Lulu, aku akan menggantikanmu jadi kusirnya.”
“Jangan, goshujin-sama sudah jadi bangsawan, jadi saat kita ada di tempat di mana orang lain bisa lihat, goshujin-sama harus membiarkan pelayanmu menjadi kusirnya.”

Karena aku diomeli oleh Lulu, aku menyerah menjadi kusir dan duduk di samping dia. Dia terlihat imut karena dia masih memegang kendalinya dengan benar sambil mengomeliku.

“Orang yang bermesraan ada di sini yaa~”

Seakan menunggu waktu yang tepat, Arisa menyelinap ke pinggangku sambil memprotes dengan nada datar. Apalagi, dia dengan sengaja meletakkan wajahnya di antara aku dan Lulu.

“Oh Arisa, terbakar cemburu ya?”

Lulu menepuk rambut Arisa sambil tersenyum.
Lalu, Pochi dan Tama menaiki Arisa seakan membuat dia rata.

“Ugeh.”
“Mesra~?”
“Dilarang nano desu.”

Mereka berdua mungkin senang karena sudah agak lama sejak hanya kita bersama.

“Dilarang.”

Mia yang mengendarai kuda di samping menyodok pundakku dengan jarinya sambil agak cemberut, mungkin karena dia kesepian.

Keretanya keluar dari kota Muno dan melaju ke arah jalan besar.
Kami menambah kecepatan dari sini. Karena kami melaju dengan pelan di kota, sekarang keretanya melaju dengan kecepatan hampir tiga kalinya.
Kuda-kuda yang naik level dan mempercepat keretanya tidak hanya membawa hal bagus. Penanggulangan yang sudah aku siapkan untuk guncangannya jadi sia-sia.

“Au, guncangannya keras.”
“Walaupun jadi lebih baik dari sebelumnya, ini masih terlalu keras ya? Lulu aku akan ambil alih, jadi kamu bisa duduk di Float Seat dengan Arisa.”
“Tapi...”
“Kamu tidak perlu sungkan, tidak apa.”
“Iya, aku mengerti.”

Float Seat adalah kursi yang terbuat dari magic circuit yang mempunyai sifat dua magnet yang berlawanan. Selain mempunyai batas beban yang rendah, dia juga perlu diisi ulang dengan MP setiap 30 menit, jadi tidak bisa digunakan di badan kereta. Kursi itu masih butuh pengembangan.

Kalau aku bisa mengurangi ukurannya sedikit lagi, aku bisa memakainya untuk ursi kusir.

“Fuh, aku pulih lagi.”
“Pantatku tidak sakit, tapi aku merasa mual.”
“Aku akan beri kamu obat kalau kamu merasa sakit, bilang ya.”
“Iya.”

Sebagai ganti mereka berdua yang duduk di kursi belakang, Pochi dan Tama duduk di sebelahku.

“Di sebelah goshujin-sama~?””Nano desu.”

Kalau dipikir, karena kita sibuk dengan macam-macam hal saat kami ada di wilayah baron, kami tidak terlalu sering bersama selain saat kita tidur. Aku putuskan untuk memanjakan mereka berdua sampai mereka puas hari ini.



Keretanya keluar dai wilayah baron empat hari kemudian.
Selama itu, banyak pencuri muncul di radar, tapi pengintai mereka hanya berkeliaran tanpa menyerang kami sekalipun. Jadi memiliki ksatria berkuda di luar memang membantu.

Rute kami bukan ke ibu kota Oyugock Dukedom, tapi sedikit memutar ke wilayah otonomi dwarf.
Wilayah otonomi itu ada di dalam Oyugock Dukedom, sekitar empat hari dari wilayah Baron Muno.

Tentu saja, tujuan kami itu bertamasya.
Sayang sekali kalau melewati kehidupan kota para dwarf, jadi sekalian saja.

Kebetulan, ada juga surat dari Viscount Nina yang harus diantar.
Setelah melaju melalui jalan besar yang terletak di sebelah sungai dengan air yang cokelat kemerahan, kami sampai di kampung halaman para dwarf.






PREV | TOC | NEXT