Tuesday 14 February 2023

ZAP Chapter 57 : Great Demonic Beast

"Yang Mulia, tolong lihat rekamannya ini!!" 

Kyuutei Madoushi-san membuat gerakan berlebihan saat dia menunjukkan keadaan sihir penghalang yang menyegel Great Demonic Beast.

... Tempat itu menjadi berisik... bukan karena Emperor, tapi para bangsawan dan petugas militer. 

"Ini tidak bagus... Pilar Segel Sihir sudah hancur total... Barrier magic tidak bisa dipertahankan kalau seperti ini."

"Ini buruk... Kalau begini, barrier akan hancur berantai." 

"Ini berbeda dari apa yang dilaporkan! Apa yang dilakukan para mage?!" 

"Buat mereka bertanggung jawab untuk ini!" 

"Ini bukan waktunya untuk mengatakan itu..." 

Aku mendengar suara-suara gelisah dan teriakan marah dari orang-orang di aula. 

"... Jadi, berapa lama barrier itu akan bertahan?" 

Sang Emperor mengerutkan alisnya dan meletakkan dagunya di atas tangan tanpa terlihat panik.

"Batasnya kemungkinan besar... 10 hari." 

Pendapat dari Kyuutei Madoushi-san sama dengan Eri. 

Ngomong-ngomong, ini rupanya hasil setelah semua Penyihir Istana Kerajaan menghitungnya. 

Ketika Emperor mendengar ini, dia berdiri tegak dan berkata dengan suara keras.

"Mulai dari sini, tindakan penanggulangan untuk Great Demonic Beast akan menjadi prioritas utama. Semua hal lain harus ditangguhkan segera!" 

"Seperti yang Anda perintahkan, Yang Mulia." 

Perdana Menteri menanggapi perintah Emperor dan semua orang menundukkan kepala. 

Tapi ada juga yang kebingungan.

"M-maaf saya berbicara di sini, tapi saya ingin mengkonfirmasi sesuatu. Apakah kita juga akan menangguhkan perayaan milenium ke-3 berdirinya negara ini yang akan berlangsung 7 hari lagi...? Sudah ada banyak tokoh besar yang direncanakan untuk datang... Unmei no Miko Oriannu-sama akan datang dari Caldia..."  {TLN: Unmei no Miko = Destiny Oracle}

"Tunda saja. Saya akan menulis surat permintaan maaf kepada semua orang." (Catherine)

Perdana Menteri berkata dengan lugas. 

"Kami akan mengadakan pertemuan strategi untuk membahas cara menyegel Great Demonic Beast! Ahli taktik, pangeran dan bangsawan terkait, dan kapten ksatria dari masing-masing divisi akan berkumpul di ruang konferensi besar!" (Catherine)

"""""""""Baik!"""""""""

Orang-orang yang menaikkan suara mereka dengan keras adalah para jenderal imperial army. 

Para kapten ksatria juga mengikutinya. 

Aula mulai berisik dalam sekejap. 

Tugasku di sini sudah selesai. 

Tepat ketika aku berpikir untuk mundur di sini...

"Tunggu." 

Semua orang terdiam mendengar suara Kaisar.

Pada saat Kaisar berbicara...

"Eugene Santafield." 

"... Y-Ya!" (Eugene)

Namaku dipanggil dan aku buru-buru menjawab.

"Bagus sekali. Aku akan memberimu gelar baron. Untuk hadiah tambahan, Perdana Menteri akan menghubungimu." 

"Eh?" (Eugene)

Rasa terkejut muncul sebelum aku mengucapkan terima kasih.

"Oh? Apa sudah diputuskan?" (Catherine)

Perdana Menteri di sisi Emperor juga menunjukkan keterkejutan.

Aku merasa seperti melihat Oyaji-ku di sisi yang berlawanan dengan Perdana Menteri, dan... dia menguap.

... Bisakah kamu menunjukkan sedikit lebih banyak minat dalam promosi anakmu? 

Sang Emperor berdiri dengan diam dan meninggalkan aula.

Perdana Menteri mengejarnya.

"Imperial Sword-sama, silakan datang ke ruang konferensi besar!" 

"Mengerti." (Jubei)

Sepertinya Oyaji akan pergi ke pertemuan strategi. 

Dia kemungkinan besar tidak akan kembali hari ini. 

Semua orang mulai bergerak ke ruang konferensi dengan suasana tegang. 

"Yuu." 

Seseorang memanggilku.

Aku bahkan tidak perlu menoleh. Itu adalah teman masa kecilku, Airi.

"Ada apa, Tuan Putri?" (Eugene)

Aku meletakkan tangan di dadaku dan membungkuk. 

"Dakara! Kenapa kamu bertingkah seolah-olah aku orang asing...? Ya sudahlah. Hei, bisakah kamu ikut dalam pertemuan ini juga?" (Airi)

"A... Aku?" (Eugene)

Aku tidak punya kualifikasi untuk berpartisipasi sebagai orang biasa-itu yang tadinya aku pikirkan dan kemudian aku sadar.

Aku baru saja diberi gelar kebangsawanan oleh Emperor. 

Itu hanya pernyataan verbal, tapi kata-kata Emperor adalah mutlak.

Baron adalah yang terendah, tapi karena aku masih dianggap sebagai bangsawan, aku bisa berpartisipasi. 

"Airi, menurutmu apa yang sedang kamu lakukan?" (Berthold)

Jenderal Berthold di sisinya menanyakan hal ini sambil menahan amarahnya. 

"Kamu juga melihatnya, bukan, Berthold? Pendapat Yuu akan bernilai sebagai seseorang yang melihat segel Great Demonic Beast dari dekat." (Airi)

"Tidak perlu! Rekaman dari recording magic masih ada. Kita bisa membuat penanggulangan dengan menonton itu." (Berthold)

"Ya, tapi... hei, Yuu, aku ingin kamu ikut." (Airi)

"... Itu..." (Eugene)

Apa yang harus kulakukan?

Aku membuat Sumire menunggu di rumah dan ini adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan jadwal. 

Rasanya tidak benar. 

Meskipun begitu, ini adalah 'perintah' dari sang putri.

Aku tidak bisa menolaknya begitu saja...

"Eugene, apa kamu akan berpartisipasi dalam dewan perang?"

"Oji-sama." (Airi)

"Imperial Sword-sama!" (Berthold)

Orang yang menyela percakapan kami adalah Oyaji.

"Aku membuat Sumire menunggu, jadi aku berpikir untuk kembali ke rumah." (Eugene)

"Iya juga sih. Meskipun jauh, miasma dari Great Demonic Beast menguras stamina orang-orang di sekitar. Kamu harus pergi memeriksa keadaan Sumire-chan." (Jubei)

Oyaji setuju denganku.

"Begitu ya... Jadi kamu tidak akan berpartisipasi." (Airi)

Teman masa kecilku pergi, kecewa.

"......" 

Jenderal Ber-sesuatu di sisinya memelototiku. 

Kenapa?

Kamu tidak ingin aku ikut. 

Oh, baiklah.

Aku baru saja akan pergi ketika...

"Eugene-kun, terima kasih banyak! Berkat kamu, kami berhasil mendapatkan pemahaman yang akurat tentang situasi dengan segel! Kita hampir saja terlambat!!" 

Orang yang berlari ke sini untuk berterima kasih padaku adalah Mage-san yang datang bersamaku untuk menyelidiki sihir penghalang.

"Jangan khawatir tentang itu. Aku senang bisa membantu." (Eugene)

"Dan... ini adalah permintaan dariku juga, tapi bisakah kamu berpartisipasi dalam rapat strategi untuk penyegelan kembali Haagenti, Eugene-kun? Tentu saja, tidak harus hari ini! Rapat strategi kemungkinan besar akan berlanjut selama beberapa hari berturut-turut sampai hari pelaksanaan. Kamu bisa berpartisipasi kapanpun kamu bisa, jadi tolonglah!" 

Mage-san menunduk dalam-dalam padaku. 

Ini... sulit untuk menolak dalam arti yang berbeda dari sebelumnya.

"Baiklah. Tolong hubungi aku jika ada sesuatu yang bisa kubantu. Aku akan berpartisipasi." (Eugene)

Aku menjawabnya dengan simpel.

"Terima kasih banyak! Kalau begitu, Eugene-san, Imperial Sword-sama, aku akan pergi sekarang!" 

Mage-san pergi dengan langkah tergesa-gesa. 

Dia kemungkinan besar akan terkubur dengan banyak pekerjaan sampai-sampai dia tidak akan punya waktu untuk tidur sebagai Kyuutei Madoushi. 

"Kalau begitu, kurasa aku akan menghadiri pertemuan itu juga~. Aku tidak memiliki sedikitpun pengetahuan tentang magic, jadi aku tidak akan bisa mengerti apa yang mereka katakan tapi..." (Jubei)

Oyaji meregangkan badannya, berbalik, dan setelah berjalan beberapa langkah...

"Hei, Eugene." (Jubei)

Oyaji menoleh ke belakang.

"Apa, Oyaji?" (Eugene)

"Kamu sudah kembali ke Empire, jadi bagaimana kalau pergi makan dengan Airi-chan setidaknya sekali?" (Jubei)

"Eh?" (Eugene)

Aku mengeluarkan suara tercengang meskipun aku sendiri. 

"Airi-chan sepertinya ingin berbicara denganmu, kan?" (Jubei)

"Itu... benar, tapi..." (Eugene)

Aku tentu saja menyadarinya.

Aku menyadarinya dan dengan sengaja menghindarinya. 

"Perbaiki hubunganmu dengannya. Ada kalanya kamu ingin bertemu dengan seseorang tapi tidak bisa." (Jubei)

"... Mengerti." (Eugene)

Oyaji hanya mengatakan itu dan pergi dengan langkah ringan. 

Oyaji pasti berbicara tentang ibu tadi. 

Ibuku meninggal segera setelah melahirkanku. 

Sebentar lagi akan ada peringatan kematiannya. 

Mengunjungi makamnya bersama dengan Oyaji adalah tradisi tahunan kami.

Tapi Oyaji pasti akan dibanjiri dengan pekerjaan bersama dengan Imperial Army untuk penanggulangan Great Demonic Beast.

Apakah dia akan punya waktu untuk mengunjungi makamnya? 

(Aku tidak punya pilihan selain pergi sendiri jika Oyaji tidak punya waktu, ya.) (Eugene)

Aku memikirkan hal itu saat aku dalam perjalanan pulang.

◇◇

"Oh, begitu. Kalau begitu, ayahmu tidak akan kembali untuk sementara waktu, Eugene-kun?" (Sumire)

Sumire, Hana-san, dan aku akhirnya makan malam hanya bertiga hari itu. 

"Kemungkinan besar. Dan juga, maaf, aku mungkin akan dipanggil untuk rapat strategi untuk menyegel Great Demonic Beast." (Eugene)

"Ya, aku mengerti! Lakukan yang terbaik di tempat kerja!" (Sumire)

"Maaf ya, Sumire." (Eugene)

"Tidak apa-apa, jangan khawatir☆." (Sumire)

Aku sama sekali tidak memandu Sumire ke ibu kota pada akhirnya, tapi dia mengangguk tanpa mengkhawatirkannya. 

"Yang lebih penting, Eugene-chan! Kamu menjadi seorang baron! Selamat! (Hana)

Hana-san merayakannya dengan senyum lebar. 

"Eugene-kun, jadi kamu sudah menjadi seorang bangsawan~." (Sumire)

"Walaupun kamu memanggilku baron... Aku tidak punya tanah atau bawahan, jadi sama saja seperti biasanya. Jika aku harus menyebutkan perubahan, itu hanya aku dapat memasuki toko yang tidak bisa dimasuki oleh warga biasa, dan akan diberikan layanan khusus. Namun, hal itu akan membuat biaya menjadi lebih tinggi, jadi itu tidak mungkin bagiku." (Eugene)

Pada akhirnya, tidak akan ada banyak perubahan. 

"Begitu ya. Tapi bangsawan benar-benar memberikan kesan sebagai orang penting." (Sumire)

"Itu tidak benar. Juga, jika kita berbicara tentang kedudukan sosial di sini, Sara jauh lebih tinggi dariku, kau tahu? Dia adalah kandidat teratas untuk Seijo di Caldia. Jika kita mencari padanannya di Empire, itu akan berada di sekitar marquis. Itu kedudukan yang ada di antara keluarga kerajaan dan duke." (Eugene) {TLN: Seijo = Holy Maiden}

"Kalau diingat lagi, Sara-chan memang orang yang berpengaruh... Ngomong-ngomong, apakah dia akan segera tiba?" (Sumire)

"Dia belum menghubungiku. Apakah kamu mendengar sesuatu, Hana-san?" (Eugene)

"Tidak, belum ada kabar dari teman sekolahmu, Eugene-chan." (Hana)

"Kapan dia akan datang yaa~." (Sumire)

"Ketua stuco sedang sibuk sebelum festival sekolah soalnya." (Eugene)

Aku ingin menghubunginya pada waktu yang lebih mudah dijangkau, tetapi hari peringatan kematian ibuku jatuh sekitar waktu ini, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa. 

Jika dia tidak bisa datang kali ini, aku akan mengundangnya di lain waktu. 

Setelah makan malam, aku berlatih dengan pedangku sebentar di dojo.

Sumire sedang melatih kontrol magisnya. 

Oyaji tidak kembali bahkan ketika hari sudah malam. 

"Selamat tidur, Sumire." (Eugene)

"Ya, selamat tidur, Eugene-kun." (Sumire)

Aku mengucapkan selamat tidur pada Sumire yang sedang tidur di kamar tamu, dan berbaring di kamarku sendiri.

Yang muncul di benakku adalah tentang Great Demonic Beast yang penghalangnya hampir hancur. 

Dan juga tentang teman masa kecilku.

(Walaupun kamu menyuruhku untuk berbicara dengan dia sekarang...) (Eugene)

Jika itu di masa lalu, kami akan bisa berbicara tanpa henti. 

Airi berbicara sepanjang waktu tentang bagaimana menjadi Emperor, dan aku akan berbicara tentang bagaimana aku bisa menjadi Imperial Sword seperti Oyaji.

Tapi mimpiku mati dengan Ujian Seleksi.

Tujuanku saat ini adalah mencapai Lantai 500 di Menara Zenith, dan membawa Sumire kembali ke dunianya.

Aku tidak tahu apa yang harus kubicarakan dengan teman masa kecilku, yang kemungkinan besar masih bercita-cita menjadi Emperor hingga sekarang... Aku tidak bisa memikirkan apapun, dan saat aku menyadarinya, aku tertidur. 

◇◇

"Eugene, kenapa matamu terlihat seperti ikan mati begitu?"

Aku bermimpi.

Kenangan saat aku baru saja mendaftar di akademi. 

Sebuah percakapan saat aku berada di Lantai 2 Zenith Tower, menjelajah bersama Sara sebagai duo.

Aku mungkin mengalami mimpi itu karena aku terus memikirkan masa lalu.

Sara berada di Departemen Normal dan berada di kelas yang sama denganku. 

Aku adalah seorang swordsman yang berspesialisasi dalam barrier magic, dan Sara adalah seorang Sister yang lebih berspesialisasi dalam pedang daripada healing magic; sebuah kelompok eksplorasi yang aneh.

"Memanggilku ikan mati itu jahat." (Eugene)

Aku mengatakan ini sambil melihat wajahku sendiri di sungai di dekatku, dan ada seorang pria dengan mata keruh yang terpantul di sana. 

Itu memang ikan mati.

Sudah 1 bulan sejak aku tiba di Akademi Magic Lykeion seolah melarikan diri dari teman masa kecilku.

Aku masih belum pulih.

"Horned Rabit muncul!" (Sara)

Aku melihat monster kecil itu menerjang ke arahku dengan peringatan dari Sara.

Aku tidak menghindarinya dan memegang tanduknya dengan tanganku.

"Terima kasih, Eugene! Ei!" (Sara)

Sara kemudian menghabisi Horned Rabbit tanpa menunda waktu.

Sebuah pukulan bersih yang tidak menimbulkan teriakan.

"Kamu sangat terampil." (Eugene)

"Para Sister di Caldia tidak boleh memakan hewan ternak. Satu-satunya yang bisa mereka makan adalah monster yang membahayakan manusia. Selain itu, hanya hewan buruan yang kamu buru sendiri. Tidakkah menurutmu itu tidak masuk akal? Berkat itu, aku akhirnya terbiasa berburu." (Sara)

"Itu... keras." (Eugene)

"Konon, ada rumor bahwa jika kamu menjadi Seijo, kamu akan dipanggil untuk makan malam hampir setiap hari dan akan berpesta sepuasnya. Itulah mengapa aku pasti akan menjadi seorang Seijo!" (Sara)

Sara rupanya adalah salah satu kandidat untuk menjadi salah satu penguasa Caldia dari 8 Seijo. 

" Aku membayangkan seorang kandidat Seijo lebih kalem." (Eugene)

Ketika saya mengatakan ini, Sara tersenyum nakal.

"Itu benar. Seorang Suster tidak boleh berbicara tanpa izin. Sikap berjalanmu, sikap dudukmu, dan bahkan sikap tidurmu harus persis seperti yang tertulis dalam kitab suci. Eugene, kamu harus datang ke Holy Nation sekali lagi. Semua biarawan di sana akan berbicara kepadamu dengan ekspresi yang sama persis. Bahkan cara mereka tersenyum pun sudah diatur." (Sara)

"Para biarawan di Holy Nation sangat menakutkan." (Eugene)

Disiplin mereka terdengar lebih keras daripada imperial army. 

"Ya, itu sebabnya aku bisa tenang karena tidak ada mata dari mereka di Magic Academy." (Sara)

Sara meregangkan tubuhnya dengan suara 'hnn' yang menyegarkan.

Aku cemburu pada Sara di sana.

"Ayolah! Aku tidak tahu apa yang terjadi di kampung halamanmu, tapi kamu bisa melupakan kekhawatiranmu jika kamu menggerakkan tubuhmu!" (Sara)

Dia menepuk pundakku, mengeluarkan suara *pang!*

Aku tidak banyak bicara tentang diriku sendiri saat kami satu party.

Aku senang karena Sara tidak menanyakan apapun padaku.

"Ya... terima kasih." (Eugene)

Aku banyak dihibur oleh Sara di tahun pertamaku.

Sudah lama sejak aku mengingatnya.

Sekarang dia adalah seorang Paladin di Departemen Legendary Hero. 

Dia adalah salah satu murid yang paling menarik perhatian di Akademi Magic Lykeion.

Mereka mencari kesempurnaan mutlak dalam perilakunya.

Ini mungkin hal yang benar sebagai calon Seijo, tapi itu pasti menyesakkan bagi Sara.

(Mungkin dia bisa bertingkah sesukanya untuk sementara waktu seperti di masa lalu jika dia datang ke Empire...?)

Aku memikirkan hal ini dengan linglung dan terbangun.

Sinar matahari masuk dari celah tirai.

Aku kesiangan hari ini.

Sepertinya staminaku telah terkuras habis karena terlalu dekat dengan Great Demonic Beast.

Aku bingung dengan pemandangan yang terpantul di mataku yang masih mengantuk.

(Hm? ......Sara?) (Eugene)

Wajah cantik Sara yang sedang tertidur tepat di depan mata saya.

Rambutnya yang panjang tergerai tepat di depan mataku.

Apakah aku masih bermimpi?

Tapi ini adalah kamarku sendiri, bagaimanapun aku melihatnya. 

Selain itu, pemandangannya cukup jelas untuk sebuah mimpi.

Suara langkah kaki mendekat terdengar.

Dan kemudian, setelah suara seseorang mengetuk pintu...

"Selamat pagi, Eugene-kun. Jarang-jarang kau bangun kesiangan-eh?" 

Sumire membeku setelah membuka pintu-melihat aku dan Sara di ranjang yang sama.

“Ke-ke-ke-ke-ke.........ke.....napa? Eugene-kun!!!!" (Sumire)

"T-Tolong tunggu! Aku juga tidak tahu apa yang terjadi!" (Eugene)

Mana dari Sumire meningkat dengan kecepatan yang luar biasa.

Rasanya seolah-olah itu akan meledak pada saat berikutnya.

"Fuwaah... Hm? Meskipun aku datang ke sini untuk membangunkan Eugene, aku akhirnya tidur bersama dengannya☆." (Sara)

Sara terbangun.

Setelah kuperhatikan lebih dekat, dia masih mengenakan pakaian bepergiannya.

Jadi dia baru saja tiba di rumahku.

Dan kemudian, Hana-san pasti menyuruhnya membangunkanku.

"Sara-chan! Pengkhianat! Kucing pencuri!" (Sumire)

"Sedikit saja tidak apa-apa kan?! Kamu juga pasti mencoba menyelinap ke kasurnya waktu malam!" (Sara)

"Aku tidak! Kamu bilang dilarang untuk mencuri start!" (Sumire)

"Eh? Kamu benar-benar tidak melakukan apa-apa?" (Sara)

"... Kamu tidak percaya padaku?" (Sumire)

"Tidak." (Sara)

""......""

Sumire memelototi Sara.

Mau bagaimana lagi.

Sara, kamu adalah calon Seijo, jadi setidaknya percayalah pada orang lain.

Tidak, apakah karena dia adalah calon Seijo maka dia tidak bisa?

Desas-desus bahwa 8 Seijo Caldia adalah sekelompok rubah yang licik menyebar di imperial army.

"Sara, terima kasih sudah datang ke sini dari jauh." (Eugene)

Aku menyela di antara keduanya.

"Maaf butuh waktu lama, Eugene. Jadi, di mana Otou-sama?! Aku harus meminta izinnya agar Eugene bisa menikah di Holy Nation." (Sara)

"Tenanglah, Sara. Oyaji akan sibuk untuk sementara waktu dengan pekerjaannya, jadi dia tidak bisa kembali." (Eugene)

"Eeh, benarkah?" (Sara)

"Sara-chan, bagaimana kalau kamu keluar sebentar bersamaku?" (Sumire)

"Bukankah tanganmu terbakar, Sumire-chan?! Kalau bisa jangan menyentuhku dengan itu?! Panas!" (Sara)

Semuanya jadi berisik dalam sekejap.

◇◇

2 hari setelah itu.

Aku memandu Sumire dan Sara berkeliling ibu kota.

Aku pikir aku akan dipanggil ke pertemuan yang berkaitan dengan penyegelan kembali Great Demonic Beast, tapi tidak ada panggilan dari imperial army.

Yah, barrier magic yang menjadi spesialisasiku adalah untuk jarak pendek.

Aku tidak bisa menggunakan barrie r magic skala besar seperti yang digunakan pada Great Demonic Beast dan tidak memiliki pengalaman di dalamnya.

Aku sudah mengatakan itu pada Kyuutei Madoushi-san.

(Aku mungkin tidak akan dipanggil kalau begini...) (Eugene)

Aku sedikit lega dengan ini, tapi karena kupikir aku mungkin bisa membantu dalam krisis negaraku, aku sedikit sedih karenanya. 

Pagi hari di hari ke-3.

Oyaji kembali ke rumah dengan wajah yang agak lelah.

Dia sudah mengganti pakaiannya. 

Sepertinya dia menghadiri pertemuan tentara sepanjang waktu. 

"Kerja bagus, Oyaji. Apa kamu akan berada di rumah hari ini?" (Eugene)

Aku menanyakan pertanyaan ini kepadanya karena aku pikir aku harus memperkenalkannya kepada Sara.

Tetapi jawabannya adalah sesuatu yang tidak terduga.

"Eugene, kita akan pergi mengunjungi makam ibumu." (Jubei)


PREV TOC | NEXT