Friday 28 April 2017

6-33. Akhir Kekacauan

Satou di sini. Ada yang bilang kalau, “Tidak ada adik laki-laki yang melebihi kakak laki-lakinya.”, tapi “Adik perempuan yang melebihi kakak perempuannya.” ada tahu.



Nah, sekarang karena iblisnya sudah dikalahkan, ayo temui Liza dan lainnya. Lulu dan Nana masih ada di desa, jadi mereka mungkin tidak apa. HP mereka berdua belum berkurang, dan juga MP Nana dan Stamina Lulu tidak masalah.

“Nah, Arisa, Pochi, ayo pergi dari sini.”
“Baik, nanodesu.”
“Oke.”

Kenapa Arsia, kamu terlihat sangat lelah.

“Kamu lelah?”
“Iya, aku sangat lelah.”
“Aku akan gendong belakang kamu nodesu~”

Sepertinya dia tidak puas dengan instant-kill si iblis dengan holy bolt tadi. Aku memang seharusnya tidak mengambil giliran Arisa untuk bersinar.
Karena Pochi sepertinya mau menggendong Arisa di punggungnya, aku serahkan pada dia. Saat Pochi berlari menuruni tangga, Arisa berteriak, “Ti, tidak, aku lebih memilih goshujin-sama untuk menggendongku~”. Sepertinya dia masih bersemangat.
Sebelum aku sadar, dia mulai memanggilku “goshuijn-sama” lagi, daripada “kamu”. Karena aku tidak terlalu peduli, aku biarkan dia memanggilku dengan apapun yang dia suka, tapi Arisa itu dengan kukuh memanggilku “goshujin-sama” hanya saat dia kelelahan.

Aku lepaskan kostum topeng perak yang aku lupa lepaskan.
Tentu saja, aku juga bersihkan holy sword kayu dan sisa pembuatan holy bolt tanpa meninggalkan jejak.

>[Mendapatkan skill Evidence Destruction] {TLN : Evidence = bukti}

Itu adalah skill yang berbau kriminal, tapi setelah mengaktifkannya, aku hapus jejaknya dengan sempurna sekali lagi.

Aku rasa aku bisa melakukan kejahatan sempurna sekarang.



Saat aku bergabung dengan Pochi dan Arisa yang ada di depan mansion yang ditelantarkan, aku menyadari kalau anak perempuan kedua baron datang ke sini dengan cepat.

Walaupun penghancuran buktinya memakan waktu, dia baru saja ada di dinding, dia benar-benar cepat. Dia mungkin menggunakan magic.

Dia muncul dari balik pagar yang tinggi.

Ma. {TLN : 魔 dibaca “Ma”, artinya iblis.}

“Kalian di sana, yusha-sama ke mana desuno?”
“Yuusha-sama pergi dengan baron-sama ke benteng istana.”
“Bukan tiruan itu. Aku bicara tentang yuusha-sama dengan pedang emas desuwa.”

Ma.

“Yuusha-sama yang aku tahu hanya itu. Aku tidak berpikir kalau ada orang lain di dalam istana?”
“Karina-dono, gadis ini sepertinya berkata jujur. Ayo pergi ke atas.”
“Suara itu dari mana nodesu? Aku tidak bisa lihat jii-chan nodesu.”
“Jangan-jangan, intelligence item?”


Ma.

Iya, itu sesuatu yang hanya muncul di 2 dimensi (Fiksi).

“Aku mengerti, ojou-santachi, terima kasih informasinya desuwa.” {TLN : -tachi = jamak}

Manyuu—sebuah keberadaan yang melampaui bakunyuu—Didukung dengan ornamen berbentuk liontin perak, mereka menggantung, si gadis dengan proporsi yang terlihat seperti guyonan itu berlari menaiki tangga. {TLN : Google sendiri ajah :D}

“Ada apa, kamu diam seperti batu sejak tadi.”

Karena skill Poker Face, lirikanku tidak ketahuan.
Itu terlalu kyonyuu, aku berhenti berpikir. Bahkan dalam mimpiku yang paling liar, aku tidak berpikir ada yang melampaui kakak perempuan gadis itu.

Akan sulit untuk melawan kalau manusia semacam itu mendekatimu.
Bisa dianggap, dia lebih bahaya dari iblis.

“Maaf, aku terlalu terkejut karena melihat Intelligence Item pertama kali.”
“Bohong. Kamu mungkin melakukan ●REC pada kyonyuu yang seperti manga itu kan?”

Sepertinya Arisa bisa membongkar kebohonganku.
Oh iya, daripada itu.

“Arisa, bisa buat sosokku dengan cosplay yang tadi dengan magicmu?”
“Aku bisa kalau hanya gambar yang dilihat dari mata.”

Begitu, gambar ya.

“Kalau begitu, buat ilusi di jendela lantai puncak mansion dan buat dia melompat-lompat seperti kutu ke arah dinding istana, ke area kota.”
“Kalau seperti itu, ilusinya akan keluar dari jarak magicku—apa itu benar-benar perlu?”
“Kamu tidak mau kyonyuu cantik yang tadi mengikuti kita kan?”

Penampilannya sangat sesuai dengan zona sasaranku, tapi aku merasa kalau kepribadiannya tidak cocok denganku.

“Oke. Aku ingin menghindari itu dengan seluruh kekuatanku.”

Lingkaran magic berwarna violet muncul di sekeliling Arisa. Itu adalah unique skill Arisa, [Over Boost].
Aku sudah pastikan tidak ada orang di sekitar, walaupun tidak ada orang terlihat sekitar 2 meter dari pagar, ini mungkin agak ceroboh untuk menggunakannya di luar di siang bolong begini.

Ilusi topeng perak muncul di balkon mansion, dan melompat dari jendela dengan santai. Sambil membawa pedang emas di pundaknya, dia melompat-lompat *pyon**pyon*, dengan postur tegak, dan mengilang di kota.
Gerakannya agak menjijikkan, tapi sepertinya orang-orang di benteng melihatnya, itu pertunjukkan yang bagus.

Tidak lama ilusinya pergi ke kota, si reijou menunjukkan mukanya di balkon.
Aku pikir dia akan keluar agak lebih cepat, tapi guncangan dada itu mungkin sangat hebat di dalam ruangan membuatnya tidak bisa berlari sekuat tenaga. Aku berharap dia akan melihatnya saat ilusinya keluar dari jarak skill untuk melihat status, tapi karena ada saksi lain, mungkin tidak ada masalah.

Arisa yang kelelahan setelah menggunakan Over Boost mencoba memaksaku untuk meminumkan dia potion dari mulut ke mulut, tapi aku tekan hidung dia dan menusukkan botol potion ke dalam mulutnya.



Nah, sebelum bertemu dengan Liza, ada satu pekerjaan lagi yang harus dikerjakan.

Dengan Remote Arrow, aku hancurkan zombie-zombie yang keluar dari jalan yang digunakan oleh teman-teman hero palsu dan memenuhi jalannya dengan mayat. Dan tentu saja aku tutup pintu masuk dekat istana dengan membengkokkan batangan besi di dekatnya dan mengikatkannya pada gerbang.

Walaupun teman-teman hero palsu terluka parah, sepertinya tidak ada yang tewas, mereka bergerak ke perbatasan wilayah menggunakan jalan samping.

Entah kenapa, ksatria Eral—orang yang mencoba menusuk Hayuna-san—juga bergerak di belakang mereka. Kapan mereka kabur? HP dan Stamina mereka juga dalam kondisi kritis, tapi orang semacam ini biasanya susah mati, jadi dia mungkin akan hidup.

Sepertinya para raksasa dan kstaria bernama Zotor menghalangi gerbang depan. Liza dan lainnya melawan zombie di dalam kota sambil menuju ke gerbang istana.
Karena zombie yang sudah memasuki kota terdiri dari pencuri dan goblin, mereka lemah secara keseluruhan. Aku belum menembakkan bantuan apapun sejak tadi karena musuhnya terlalu lemah untuk Liza dan lainnya.



Tidak hanya ada prajurit di atas gerbang istana, tapi juga beberapa orang yang seperti pelayan, merek meneriakkan sesuatu pada orang-orang di luar.

Liza dan lainnya akan segera tiba. Level mereka bertiga sudah naik. Seperti yang diduga, mereka kan naik level setelah pertarungan sebanyak itu. Pochi jadi punya level paling kecil di antara para gadis beastkin. Lain kali, mungkin aku akan bawa Pochi kencan berburu monster pada malam hari.

Aku pandu Arisa dan Pochi untuk menaiki menara di samping gerbang istana. Ada sebuah pintu yang menuju ke gerbang istana di tengah menara.
Aku penasaran bau apa ini yang tersebar di menara. Ini benar-benar bau. Pochi meletakkan kedua tangannya di hidung dia seakan itu sangat sakit. Itu gerakan yang cukup imut.

“Ugeh, bau seperti pelindung kendo ini apa.”
“Baunodesu.”

Kami keluar dari menara gelap ke puncak gerbang istana. Cahayanya menyilaukan.

“Oh! Dia mengalahkan yang terakhir.”
“Kamu hebat, demi-human kishi-san.”
“Sekarang, orang yang bertaruh kalau scalekin kishi-san akan mengalahkan yang terakhir! Terima bagianmu!”

Suasana gembira meliputi puncak gerbang istana.
Sepertinya Liza baru saja mengalahkan zombie yang terakhir. Mereka berjarak sekitar 300 meter dari gerang istana.

“Liza! Tama! Mia!”

Aku panggil mereka bertiga sambil melambaikan tanganku.
Liza yang melihatku memimpin dua yang lain datang ke sini sambil menunggangi kuda. Sekitar 100 ksatria Oyugock mengikuti dia dari belakang.
Ada apa dengan gerakan seperti anak buah itu?

“Apa mereka anak buah dari majutsushi-sama?”

Orang yang menanyakan itu menggunakan pakaian seperti prajurit, tapi sebenarnya dia adalah salah satu maid yang aku temui di dalam mansion. Karena dia menggulung rambutnya dan memakai helm, aku tidak sadar.
Saat aku pastikan, dia bilang, “Aku akan segera mengaturnya.”, dan menyampaikan sesuatu pada orang yang terlihat penting. Sepertinya dia adalah salah satu dari prajurit biasa yang bertahan hidup.

Dengan instruksi dia, salah satu pintu untuk pengendara kuda terbuka, dan Liza dan lainnya masuk ke dalam istana.

“Satou.”

Seseorang melompat dari kuda tanpa sadel, itu adalah Mia. Aku tangkap dia dan memegang dia dari samping. Dia ringan seperti biasa.

“Tama.”
“Pochi.”

Di samping kami, Pochi dan Tama saling berpelukan dengan erat. Karena mereka berdua selalu bersama, mereka mungkin kesepian.

Tetapi, Liza masih waspada walaupun dia sudah di dalam istana. Dia menggerakkan pandangannya dengan waspada.

“Otsukaresama Liza, tidak ada musuh di dalam istana, tidak apa.” {TLN : Terima kasih kerja kerasnya.}

Setelah aku tegaskan begitu, dia akhirnya menghilangkan kewaspadaannya, dan turun dari kuda.
Tetapi, ketegangan dia masih tinggi. Dia mungkin tegang karena ini di dalam istana baron.

“Kamu tidak perlu khawatir, baron-sama dan rekan-rekannya adalah orang baik dengan hati yang terbuka. Pochi juga disayang.”
“Aku mendapat kue panggang nodesu~.”

Pochi mengeluarkan kue panggang dari kantongnya dan membagikannya pada Tama dan Mia. Kalau dipikir, dia diberi makan sesuatu saat dia duduk di pangkuan si anak perempuan.

“Goshujin-sama, syukurlah kamu baik-baik saja.”
“Un, aku juga lega Liza baik-baik saja.”

Karena ada luka kecil di lengan Liza, aku sembuhkan dengan magic yang baru aku pelajari hari ini. Fumu, ini menggunakan 10 MP untuk luka sekecil itu huh, sepertinya potion lebih efisien.

Liza minta maaf karena meninggalkan posisinya dan datang ke kota yang akhirnya membuat Tama dan Mia dalam bahaya.
Sepertinya tindakan dia itu karena dia cemas aku akan dipenjarakan oleh si bangsawan. Sepertinya dia khawatir tentangku, dengan alasan yang berbeda dengan Arisa.

Aku berterima kasih untuk kekhawatirannya, tapi malam ini, aku akan bilang pada Liza kalau ketakutan itu hanya khayalan saja.