Sunday 23 April 2017

6-31. Pertarungan Para Anak Perempuan (4)

◇Liza◇

Ini tidak ada habisnya.

Aku mungkin sudah mengalahkan lusinan zombie. Walaupun aku bisa mengalahkan banyak hanya dengan mengayunkan tombakku, jumlah mereka di luar perkiraan.

Kami sudah mencapai tempat di mana aku bisa melihat gerbang kota setelah beberapa perjuangan, tapi masih ada lebih dari 100 zombie memenuhi area sampai ke gerbang. Kalau musuhnya adalah goblin atau zombie pencuri akan mudah mengatasinya, tapi menghadapi beruang atau monster zombie yang kadang tercampur itu sulit.

Ditambah lagi, ada monster semacam itu!

Ular dengan kepala banyak yang muncul dari belakang para zombie, itu sepertinya tidak hanya besar. Monster itu mengeluarkan fireball seperti naga.
Berkat magicnya Mia, kami selamat, tapi itu mungkin bukan sesuatu yang bisa ditahan berkali-kali. Aku tidak ada pilihan selain menyerang duluan dan cepat menyelesaikannya. Untuk itu, aku harus menutup jarak dengan ular kepala banyak itu.

“Mia, jalannya!”

Mia seharusnya mengerti itu. Mia menggunakan magic yang dia sudah gunakan untuk menyingkirkan zombie dan prajurit yang tadi untuk membuka jalan di antara zombie.

Aku masukkan seluruh MPku yang tinggal sedikit ke dalam magic spear—


◇Lulu◇

Aku bisa mendengar keramaian dari arah kota Muno.

Apa Liza-san dan lainnya baik-baik saja?

Kami sudah mengumpulkan 100 batu kecil beberapa waktu lalu. Tidak, sudah hampir 200. Semua orang sepertinya sudah sangat ingin makan risotto.
Sekarang aku sedang mempelajari makanan daerah ini dari ibu-ibu rumah tangga yang membantuku. Aku akan kejutkan goshujin-sama nanti.

“Apa tidak apa memberikan kami begitu banyak makanan?”
“Tidak ada masalah.”

Saat aku mengicipi makanan yang sudah jadi, kepala desa yang tinggi dan kurus datang. Nana-san membantuku. Aku masih belum terbiasa dengan laki-laki selain goshujin-sama.

“Kepala desa! Ini buruk, pengungsi berdatangan dari kota Muno.”
“Apa kamu bilang!?”
“Untuk sekarang mereka berhenti di depan desa, tapi jumlah mereka lebih dari 100 orang.”

Sepertinya kekhawatiran Arisa jadi nyata.
Aku harus bagaimana?


◇Knight◇

Scalekin nee-san memulai serangannya ditemani dengan berkas cahaya merah.
Keberanian yang tinggi.

“Oy, ayo perlebar jalan yang dibuka elf jou-chan itu.”
“Ou.”
“Wakil kapten, bantu nee-san.”

Bagaimanapun juga, itu adalah magic yang sudah menyerang kami, tapi aku tidak tahu kamu bisa menggunakan water magic seperti itu. Jurus rahasia elf huh.

“Donovan, mungkin ada Hydra lainnya, cari dengan magic.”
“Baik, kapten.”

Semoga saja, itu tidak jadi nyata.


◇Liza◇

Aku tusuk badan ular dengan banyak kepala dengan serangan yang menggunakan seluruh badanku ditemani dengan raungan.
Aku membayangkan serangan Spiral Spear yang pernah dicontohkan goshujin-sama sambil menyerang, tapi seperti yang kuduga, aku tidak bisa langsung melakukannya.
Walaupun begitu, sepertinya aku berhasil mengalahkan satu dari kepala ular itu.

Tetapi, aku tidak boleh patah semangat.
MPku sudah habis, badanku yang terlatih adalah satu-satunya yang tersisa.

Tusuk.

Tepis.

Saat aku melihat kesempatan, aku berikan Heavy Blow.

Aku ragu karena serangan dari si ular jumlahnya sedikit, tapi sebelum aku sadar, seorang prajurit memegang dua pedang sedang melawan dua kepala ular.

Beberapa goblin muncul dari sisi ular itu, tapi batu-batu yang dilempar dari belakang mengenai kepala mereka, menghancurkannya. Sepertinya Tama juga melindungiku dengan baik.

Si prajurit dua pedang cukup terampil untuk manusia.
Tentu saja, dia masih jauh dibandingkan goshujin-sama, tapi dia memegang kedua pedang itu seperti menari.

“Liza, ini.”

Mia yang turun dari kuda memberiku sebotol potion. Aku masih belum perlu potion HP tapi?

“Pemulih MP.”

Begitu ya.
Aku teguk botolnya, dan menelan cairan yang agak manis. Apa ini rasanya saat memulihkan MP? Rasanya agak berbeda dengan saat memulihkan HP.

Dengan magic spear, aku tepis ular kepala banyak yang menyerang setlah melihat kesempatan. Salah satu tanganku terasa agak panas.

Sepertinya Mia mengeluarkan Balloon Magic dari sisiku. Kabut hijau muncul dari bawah perut ular berkepala banyak, menggulingkannya. Sepertinya dia menggunakan darah ulat itu yang ada di tanah.

Magic blade—melapisi magic spear dengan cahaya merah.

Sambil berteriak dengan semangat, aku arahkan magic spear ke titik lemah dari ular itu yang diekspos oleh Mia, perutnya.

Badan besar itu menggeliat beberapa kali, lalu berhenti bergerak. Musuh kuat ini tidak dikalahkan dengan kekuatanku sendiri. Kekuatan teman itu hebat ya.


◇Mia◇

Sasuga Liza nano. Liza hebat ya.

Dia bisa menang melawan ular kepala banyak sebesar itu.
Tidak apa walaupun tidak ada Satou. Tidak apa.

Iya, aku tadinya berpikir begitu.

Tapi kenyataan itu kejam. Ini kejam!

Tiga ular yang sama muncul dari sisi lain! Kita harus bagaimana? Kita harus bagaimana ini? Mengalahkan satu saja sudah sesulit itu!


◇Ksatria◇

“Walaupun wakil-kapten kerjanya bagus, nee-san itu mengalahkan Hydra hey.”
“Ayo kerja keras sampai kita mencapai gerbang.”
“Tapi kerumunan zombie itu terus ada sampai sisi lain dinding luar.”
“Ya ampun, mereka asalnya dari mana.”
“Tidak mungkin si No Life King sudah bangkit kan?”

Tetapi, waktu kami untuk bercanda sudah selesai.

“Kapten, ada tiga lagi datang dari dalam.”

Aku meringis mendengar laporan dari Donovan. Kenapa firasatku harus jadi nyata seperti ini?
Tiga Hydra muncul dari dalam.

“Aku, saat pekerjaan ini selesai, aku akan menikahi Pina-chan dari dapur.”

Si bodoh sudah kabur dari kenyataan.
Tidak ada pilihan selain mundur di sini. Karena Donovan sudah lelah karena menembakkan Air Hammer, kami harus segera mundur.


◇Liza◇

Oke, itu mustahil.
Walaupun aku sedikit lagi bisa sampai ke tempat di mana goshujin-sama berada.

Aku harus memaksa diri di sini agar Mia dan Tama tidak terluka.

Aku khawatir apa pasukan manusia yang tadi sudah mundur cukup jauh, tapi kami tidak punya pilihan lain selain mundur di sini. Tetapi, apa kami bisa pergi dengan selamat dari musuh semacam itu?

Aku akan menghemat MP untuk sekarang.
Cahaya merah di magic spear yang sudah aku hentikan asupan MPnya menjadi redup. Seakan mencerminkan kelemahanku, aku membencinya.


◇Tama◇

Aku melindungi garis pertahanan terakhir bersama dengan para kuda.

Itu ular penyembur api lagi. Sekarang ada tiga~?

Kalau tidak salah, katanya kalau mereka dijadikan kabayaki, rasanya enak. Kaba itu apa ya? {TLN : カバ焼き=kabayaki. Di situ ‘kaba’nya pakai katakana.}

Haah, perutku lapar~

Cahaya dari tombaknya Liza sudah menghilang, Mia bernafas terengah-engah.

Terdesak?

Tapi, tidak apa.

Ke arah ular yang akan mengeluarkan api pada Liza dan lainnya, banyak, dan banyak sekali arrow transparan berhujanan.

Lihat kan?

Kapanpun Tama dan lainnya dalam bahaya, goshujin-sama akan selalu melindungi kami nyan.

Aku ingin cepat-cepat makan daging~♪


◇Knight◇

“Apa aku bermimpi?”
“Mungkin itu bantuan dari pasukan baron.”
“Bodoh, satu orang hanya bisa menembak tiga arrow paling banyak kan? Ada berapa lusin orang akan dibutuhkan untuk arrow sebanyak itu?”

Apalagi, arrownya membidik ke arah zombie-zombie yang akan mengganggu permainan tombak nee-san, dan ini terjadi tidak hanya sekali. Aku pikir ini bantuan dari kawannya nee-san, tapi tolong jangan salah sasaran oke?

Ya ampun, aku sudah mendapat cukup kegilaan hari ini.

“Tolong lihat ke sana, para raksasa ada di sisi lain dinding luar.”

Kepala-kepala raksasa bisa dilihat di sisi lain dinding kota, sepertinya mereka bukan menghancurkan dindingnya, tapi menyerang sesuatu di pedesaan. Aku tidak yakin, tapi mereka mungkin mengalahkan zombie-zombie di sisi lain.

Aku pernah dengar kalau baron Muno adalah orang yang ceria dan riang, tapi apa dia bahkan memperkerjakan para raksasa? Mustahil, cerita di mana raksasa menolong manusia hanya terjadi di dongeng pahlawan.

Aku akan bilang lagi, aku sudah mendapat cukup kegilaan hari ini.