Saturday 22 April 2017

6-30. Pertarungan Para Anak Perempuan (3)

◇Ksatria◇

“Oy oy, membelah hutan seperti itu, siapa mereka.”

“Kapten.”
“Aku tahu. Oy, kalian, ikuti para wanita itu sebelum hutannya menutup.”
“””Dimengerti”””

Anak buahku menjawab dengan semangat tinggi pada kata-kataku.
Aku pernah dengan rumor sebelumnya kalau elf bisa dengan bebas membuat jalan di hutan. Aku pikir itu hanya obrolan bodoh orang mabuk, tapi sepertinya itu benar. Ini tepat, aku akan gunakan itu untuk melewati kerumunan itu.

Tapi, ada apa dengan wilayah Baron? Dilihat dari penampilan orang di kerumunan itu, tidak salah lagi mereka orang-orang dari kota Muno.

Apa kerumunan monster menyerang dari hutan?
Kalau begitu mereka seharusnya melindungi diri di dalam kota, sebenarnya apa yang terjadi.

Dengan perintah dari sang duke, aku berpikir kalau ini akan jadi pekerjaan mudah dengan hanya bertemu sepupu dia dan pasangannya, tapi sepertinya ini sudah jadi perjalanan militer yang tidak terduga.

◇Tama◇

Nyu!

Jalan muncul dari hutan~?

Ini seperti jurus rahasia peri, aku akan minta Mia mengajariku nanti.

Aku akan mengambil banyak mangsa dengan bebas~♪

Saat aku berdiri di atas kuda untuk menari, “Itu berbahaya, duduk.” Aku diomeli oleh Liza.

Apa Liza bisa melihat dari punggungnya~?

Huh?

Di depan, di sisi lain hutan, aku bisa melihat orang-orang hitam di belakang orang yang lari di jalan besar?

Ah, seorang nenek jatuh.

Orang seperti monyet hitam mengeluarkan taringnya, membully si nenek.

Jangan bully si nenek.

Aku lempar sebuah batu dari atas kuda.

Aah, kepala si orang hitam hilang.

Apa goshujin-sama akan mengomeliku?

Darah hijau keluar dari orang hitam, sepertinya dia monster.

Aman.

◇Liza◇

“Mia, ke jalan besar.”
“Aku mengerti.”

Mia menghubungkan jalannya ke jalan besar.
Aku ingin cepat-cepat ke tempat goshujin-sama, tapi aku tidak ingin menunjukkan wajahku di depan goshujin-sama setelah mengabaikan orang-orang dari ras yang sama dengan goshujin-sama.
Goshujin-sama bahkan memberi ampun pada pencuri. Dia mungkin tidak akan mengabaikan orang tidak bersalah.

Aku masukkan MP ke dalam magic spear. Setelah master me-reforge-nya, rasanya seperti perpanjangan dari tanganku. Rasanya syarafku terhubung sampai ujungnya, aku bisa memegangnya dengan bebas.

“Dengan aku memegang tombak ini, aku tidak akan membiarkanmu lewat.”

Seekor ikan teri yang berhasil lewat dengan kaki cepatnya sudah diatasi oleh Tama. Aku akan serahkan bagian itu pada dia.

Musuhnya adalah kerumunan zombie.

“Mia, panah tidak akan bekerja pada mereka. Tolong bantu aku dengan magic.”
“Nn.”

Magic spear menebas zombie yang berkumpul seakan memangkas mereka. Biasanya, ini bukan cara seseorang menggunakan tombak, tapi karena efek dari magic blade yang muncul saat magic spear diberi MP seperti yang sudah diajari goshujin-sama padaku, aku bisa memotong mereka seperti memotong batang pohon kering.

Kalau ini adalah tombak biasa, cara memakai yang ceroboh seperti ini pasti sudah menghancurkannya sejak tadi.

“Kami akan membantumu, scalekin nee-san.”

Sepertinya kavaleri yang sudah mengikuti kami dari belakang akan ikut bertarung.
Tidak apa selama mereka tidak menghalangi....


◇Karina◇

Tanganku berhenti sebelum mengenai Ishizuchi-san.

“Raka-san, kenapa kamu menghentikanku?”
“Karina-dono, ini adalah serangan dari magic si iblis. Sadarlah.”

Saat magic tool Raka-san bersinar biru, kebencian di dalam diriku menghilang seperti tercuci.
Di sampingku, sepertinya Wood Giant muda dan Zotor-kyou terkena magic.

Para raksasa yang terkena magic ditahan oleh raksasa lainnya.
Zotor-kyou mengamuk dengan liar sambil dipegang terbalik pada kakinya.

Aku agak kecewa.

“Ishizuchi-dono, pukul ke arah kiri depan.”
『Dimengerti.』

Ishizuchi-san memukul sebuah pohon yang dekat dengan keras.

Ini mengejutkan.

Beberapa orang hitam yang punya sayap kelelawar muncul dari tempat yang seharusnya kosong. Saat aku tanya Raka-san, itu bukan para iblis jadi tidak terlihat, tapi mereka menyamar jadi pohon. Sepertinya itu disebut mimikri. Mereka seperti serangga desuno.

“Kuhahaha, reijou, kamu bala bantuan yang tidak terduga.”

Di tengah pembicaraan tentang iblis, BAM, dengan suara itu, si iblis terpental keluar dari hutan.
Para raksasa itu mudah marah. Seorang raksasa wanita di sebelah Ishizuchi-san memukul dan menerbangkan semua iblis dengan sebuah pentungan besar. Ini seakan Beskyuu si penebang pohon yang keluar dari dongeng desuwa.

Kebanyakan iblis hitamnya jadi debu hitam setelah serangannya, tapi salah satunya pulih dan diam berdiri di udara.

“Itu badan aslinya, Ishizuchi-dono, ayo!”
『Yeah.』

Tetapi, situasinya berubah bahkan sebelum Ishizuchi-san bergerak.
Banyak cahaya kecil yang muncul entah dari mana mengelilingi dan bergerak-gerak di sekitar iblisnya. Itu terlihat sangat indah, walaupun mungkin anggapan dariku tidak sesuai keadaan.

“Gila, itu mustahil.”
“Raka-san, ada apa?”
“Itu magic kelas taktis yang ada di tingkat magic lanjutan. Karina-dono, apa ada magician luar biasa yang bekerja dengan baron?”
“Tidak, hanya ada satu orang yang bisa memakai magic tingkat menengah, tapi tidak ada yang bisa memakai tingkat lanjutan.”

Dari sisi lain cahaya yang berkilauan, sebuah cahaya biru menyilaukan bersinar sesaat. Lalu menghilang di kejauhan meninggalkan jejak cahaya biru.

Lalu, iblis yang seharusnya ada di dalam kilauan cahaya itu hilang.

“Apa dia kabur?”
“Iblisnya sudah dihancurkan. Bukan, iblisnya dihancurkan oleh serangan holy sword barusan. Gila, tidak bisa dipercaya.”

Holy sword?
Apa pedang milik peniru itu memang holy sword yang asli?
Tidak, itu tidak mungkin. Atau mungkin, hero yang asli datang ke sini?

“Mungkin itu hero yang asli?”
“Aku tidak tahu, tapi bukan itu masalahnya, Karina-dono. Serangan dari holy sword barusan itu tidak biasa. Itu adalah teknik terlarang dengan membuat magic tool menjadi lepas kendali dengan memasukkan MP dengan jumlah berlebih untuk meningkatkan serangannya. Membuat holy sword menjadi senjata sekali pakai itu gila. Sebenarnya siapa dia?” {TLN : Tau Broken Phantasm dari Fate/Stay Night? Ya begitulah kira-kira.}

Aku terganggu dengan hal tentang holy sword yang dikatakan Raka-san, tapi lebih dari itu, ini tentang yuusha-sama. Ada dua holy sword di negara ini, tapi hanya ada satu hero di seluruh dunia. Aku pikir penting untuk tahu apa orang yang menggunakan holy sword ini sang hero atau bukan. Orang seperti apa ya dia?

“Apa Raka-san bisa lihat?”
“Dia terlalu jauh jadi kekuatan untuk melihat dia tidak sampai, tapi sepertinya dia orang yang memakai helm perak. Apalagi, dia punya pedang emas, itu mungkin holy sword.” {TLN : “Melihat” itu maksudnya liat status.}

Si peniru itu tidak memakai ham perak. Apalagi, pedang yang dia tunjukkan mengeluarkan cahaya biru yang tidak memberikan kesan mistis. Rasanya samar waktu itu jadi aku tertipu, tapi pedang itu pasti bukan Gjallarhorn. Kalau tentang holy sword, aku bisa bicara tentang itu selama tiga hari berturut-turut tahu?

“Raka-san, ayo cari tahu identitas dia yang sebenarnya!”
“Tunggu, Karina-dono. Pertama, kita harus membasmi zombie yang sudah sampai ke perimeter kota bagian luar.”
『Tidak usah dipikirkan, kami tidak ada tugas lagi setelah iblisnya dihancurkan. Kalian bisa serahkan pembasmian zombie pada kami dan para ksatria.』

Aku manfaatkan kebaikan dari Ishizuchi-san dan membiarkan dia menurunkanku di dinding luar kota.

Tetapi, memang ada holy sword dengan bilah pedang emas?

◇Knight◇

“Oy, tombak milik scalekin itu sungguhan, apa itu?”
“Hebat ya, senjata itu dipakai seperti kapak walaupun itu tombak. Apalagi, sepertinya cahaya itu dari magic blade.”
“Uhhya~, seperti imperial guard milik duke huh?”
“Bukan cuma itu, lihat kuda milik si kecil itu. Apa itu? Si kecil melempar batu yang selalu mengenai target sambil berdiri di atas sadelnya, dan kudanya bergerak sendiri ke dekat zombie dan menendang mereka.”
“Bukannya itu normal untuk kuda perang?”
“Tidak mungkin kuda gendut itu kuda perang kan? Itu spesies Gontsu yang biasa dipakai untuk menarik kereta tahu?”
“Oy, ini bukan waktunya ceroboh, sesuatu yang sangat berbahaya muncul dari dalam.”

Anak-anak buahku mengalahkan zombie dengan benar walaupun sambil bergurau, tapi kita harus bersiap-siap karena sebuah musuh yang berbahaya sepertinya muncul. Kalau aku tidak salah, itu adalah Hydra. Karena dia terlihat seperti zombie, semoga saja dia tidak bisa menggunakan breath.

“Donovan, breath mungkin akan keluar, tolong gunakan Air Shield kalau itu terjadi.”
“Baiklah, walaupun itu hanya akan jadi pencegahan sementara kalau melawan breath.”
“Tidak masalah, lebih baik daripada tidak ada.”

◇Mia◇

Mou! Sebenarnya mereka ada berapa? Walaupun Liza dan para kavaleri seharusnya sudah mengalahkan sekitar 100, mereka masih datang. Mereka benar-benar datang.

"■■■ ■ ■■ ■■■ Water Screen"

Bahaya. Sangat berbahaya.
Di belakang para zombie, seekor ular dengan banyak leher sedang mengeluarkan nafas api. Mengejutkan, aku sangat terkejut.

Tapi, tapi, aku sudah menahannya dengan sangat bagus menggunakan Water Screen. Menahannya tahu. Itu kan pecah kalau digunakan untuk menahan begitu saja, jadi aku cukup memiringkannya sedikit. Aku mendapat ide itu saat aku melihat Pochi dan Tama menepis tombak Liza. Aku hanya menerapkannya tahu?

◇Ksatria◇

Nafas api dari Hydra menghancurkan Air Shield milik Donovan bagaikan kertas, tapi Water Screen yang dicast dari suatu tempat dan terbentuk di bagian dalam Air Shield berhasil menahannya.

“Oy, oy, kamu kalah dengan anak kecil itu.”
“Dia itu elf tahu? Dia sudah hidup beberapa kali lipat lebih panjang dari kita walaupun dia terlihat seperti itu, dia wanita dewasa walaupun dia kecil.”
“Kamu tidak keberatan walaupun kamu kalah huh?”

Walaupun sambil bercanda, mereka menendang pseudo-goblin yang menyerang dari bawah.
Magic gadis kecil itu pun tidak akan bisa dipakai terus menerus. Magic itu perlahan-lahan menipis setiap kali terkena serangan. Tidak ada pilihan selain menggunakan Air Hammer dari Donovan untuk membuat celah pada Hydra.