Satou di sini. Aku pikir 3 aturan adalah, “Jangan membunuh”, “Jangan mencuri”, “Jangan memperkosa”, tapi nyatanya, bukan, “Jangan mencuri”, tapi, “Jangan membakar”.
Tetapi, walaupun bukan salah satu dari ketiga itu, hal buruk tetaplah buruk, kan?
◇
“”Selamat pagi, goshujin-sama.”"
“Selamat pagi.”
Lulu dan Liza yang langsung bangun dengan tanda matahari pagi pertama memberiku sapaan pagi.
Aku turunkan Tama dan pangkuanku, dan membawa Liza ke tombaknya untuk minta maaf pada dia.
“I, ini.”
Bahkan Liza pun kehabisan kata.
Karna dari luar, tombak dia yang penting terlihat seperti sudah dicorat-coret. Aku akan minta maaf dulu sebelum bilang, “Performanya sudah ditingkatkan.”.
Setelah memantapkan hati, aku melangkah menuju Liza—tapi, dia tidak melihat ke arahku.
Sepertinya dia memeriksa kondisi tombaknya, dia mencoba menusuk dengan tombak itu berkali-kali. Cahaya merah yang muncul saat dia melakukan Heavy Blow lebih terang dari sebelumnya.
“Goshujin-sama!”
Setlah dia selesai mengayunkan tombaknya, dia mendekat padaku. Aku putuskan untuk mendengarkan protesnya sebelum membuat alasan. Nadanya tinggi, semoga dia tidak marah.
“Ini, ini pasti hadiah kan!”
Karena aku tidak mengerti alur pembicaraannya, aku tanya dia.
“Arisa bilang ke Lulu, ‘Kalau kamu melayani goshujin-sama dengan baik, suatu saat kamu akan mendapat hadiah.’, katanya.”
“Melayani”, dan, “hadiah” itu mungkin punya arti yang berbeda. Arisa itu, jangan mengajari hal aneh pada Lulu.
Untuk sekarang, karena dia terlihat sangat senang, aku ikuti saja.
“Ini karena Liza selalu bekerja keras. Bagaimana tombaknya?”
“Iya, beratnya sama seperti biasa, tapi sekarang tanganku bisa menyatu dengan tombaknya sampai ujung.”
Dia terlihat sangat senang, dia menggosokkan pipinya pada tombaknya, aku minta maaf pada dia karena melakukan sesuatu tanpa izin pada tombaknya setelah sarapan sebelum kami berangkat. Liza bilang, “Tombakku dan aku, semuanya adalah milik goshujin-sama.”, tapi aku ingatkan diri sendiri untuk tidak memanfaatkan itu.
◇
Karena Lulu akan memanggilku saat Liza selesai menyiapkan sarapan, aku ambil handuk dan pergi ke sungai di samping tempat camping. Ada sungai di dekatnya, jadi aku mau mandi di sana. Omong-omong, suhu airnya di bawah 10 derajat celcius, jadi biasanya aku akan pilek. Walaupun begitu, aku tidak merasa terlalu dingin, mungkin karena Ice Resistance.
Tapi, aku lebih tertarik pada pandangan Lulu yang aku rasakan dari balik semak-semak. Sambil memasak, dia terkadang melirik ke arah sini. Aku pikir semak-semaknya cukup tinggi untuk menutupiku, tapi...
Dia ada pada umur di mana dia akan tertarik pada lawan jenis, yaa mau bagaimana lagi.
Karena akan bermasalah dengan berbagai alasan kalau Arisa bangun, aku bersihkan badanku dengan sabun cepat-cepat.
Aku melihat beberapa bentuk ikan sebelum aku memakai baju, jadi aku lemparkan tusukan daging ke mereka, menangkap sekitar 10 ikan dan menyimpan mereka ke dalam Storage.
Aku berpikir kalau ikan bakar adalah makanan pokok untuk sarapan, tapi Lulu dan Liza sudah mulai masak, memotong di antara mereka itu tidak sopan.
Aku lap badanku dengan asal-asalan dan memakai baju.
Rambutku masih basah, tapi harusnya cepat kering saat dekat dengan api.
“Selamat pagi, master.”
“Selamat pagi, Nana. Coba katakan beberapa kata lagi setelah sapaan pagi.”
“Selamat pagi, master.”
“Yep, bagus.”
Aku tepuk kepala Nana sambil memujinya.
Ye~p, Penampilan luarnya adalah wanita dewasa, jadi menepuk kepalanya terlihat tidak cocok.
“Pagi.”
“Gi~?”
“Selamat pagi nano desu!”
“Selamat Paaa!”
Anggota lainnya bangun. Aku juga sapa mereka balik.
Tapi, ada apa Arisa?
“Kenapa?”
Dia bilang apa?
Arisa menunjuk pada rambutku yang basah.
“Bilang sesuatu kalau mau mandi!”
“Emong. Kamu akan mengintip kalau aku bilang kan?”
“Pasti dong! Sudah jadi pekerjaan alami untuk seorang budak untuk membersihkan punggung tuannya!”
“Alasan aslinya?”
“Anak laki-laki mandi di tengah-tengah alam! Melewatkan itu adalah situasi yang disayangkan!”
Saat kamu bilang itu dengan jujur, aku tidak bisa menghukummu.
Biasanya, sebelum kami pergi tidur atau setelah sarapan, aku pergi sendiri untuk mengelap badanku dengan handuk basah dan Arisa biasanya mencoba mengintipku yang dia lakukan sekali saat dia berhasil kabur dari pengawasan Liza. Aku belum tentu memarahinya saat dia mengintip tapi karena akan jadi contoh yang buruk untuk gadis-gadis yang lain, aku akan pukuli pantat dia kalau dia ketahuan mengintipku.
...Bagaimana ya, rasanya seperti peran kami sebagai pria dan wanita terbalik.
◇
Hari itu, latihan magicku berakhir gagal lagi, untuk mengganti suasana, aku duk di belakang kereta dan membuat perisai kecil menggunakan kayu.
Karena aku mendapat skill Armor Creation setelah membuat satu, aku masukkan poin sampai maksimum dan mengaktifkannya. Walaupun perisainya terbuat dari kayu, mereka dibuat dengan teknik pembuatan armor level tertinggi.
Karena berantakan, aku letakkan kain untuk serpihan kayu. Aku berikan kedua perisai yang dibuat setelah aku mendapatkan skill pada Pochi dan Tama. Ada beberapa perisai di Storageku tapi karena tidak ada yang cukup untuk Pochi dan Tama jadi aku buat perisai itu sendiri. Aku baru membuat tiga buah tapi karena waktunya hampir habis, aku bersihkan alat-alatnya.
Arisa yang menyadarinya, menghadap ke arahku.
“Orang-orang yang kamu sebutkan tadi?”
“Iya, segera. Ada dua orang di jalan besar, lima orang di setiap hutan di samping jalan besar, dan dua orang di pohon agak jauh di depan. Arisa akan mengurus dua orang yang ada di jalan besar, sedangkan lima orang yang ada di hutan sebelah kanan akan diurus oleh Liza, Pochi dan Tama. Aku akan kalahkan dua orang yang ada di pohon dan lima yang ada di hutan sebelah kiri. Aku akan biarkan penjagaan Lulu pada Mia dan Nana.
Semua mengangguk pada instruksiku. Karena aku sudah menjelaskannya dulu, mereka tidak ada pertanyaan.
Semuanya tegang, tapi musuhnya lemah. Di sisi kiri, selain seorang level 7, yang lainnya hanya kelas teri pada level 2-3. Gadis-gadis beastkin bisa mengalahkan mereka sendirian kalau mereka mau.
Saat kami memasuki hutan setelah belokan kecil, ada seorang pria dan wanita duduk di jalan.
Mereka terlihat seperti penduduk desa biasa. “Oo~i”, mereka memanggil ke sini.
Saat keretanya mengurangi kecepatan, si pria mendekati sambil mencoba berkata sesuatu.
“Aku minta maaf, istriku,u,u,u.”
“Fuhn, aku tidak tertarik pada akting pencuri.”
Arisa menyerang si pria dan wanita dengan mind magic tanpa bertanya. Dia kesulitan mencari lokasi agar kuda-kuda kami tidak terkena serangan dia. Walaupun dia sendiri senang berakting dramatis.
Iya, 14 pria dan wanita ini adalah pencuri.
Tanpa memeriksa hasil pertarungan itu, aku gunakan 2 crossbow bergantian untuk menembak pemanah di pohon. Mereka seharusnya tidak mati.
Gadis-gadis beastkin melompat dari belakang kereta dan memulai serangan mereka di dalam hutan. Aku juga melompat dari tempat kusir dan menyerang ke arah hutan yang berlawanan.
Hanya dalam beberapa menit, [Geng Pencuri Desa Oyu] dimusnahkan. Setengah dari mereka terluka tapi tidak ada yang mati. Kami gantung mereka di pohon sambil mengambili senjata mereka. Aku merasa saya menggunakan tali untuk mereka, jadi aku ikat mereka dengan akar pohon, berdasarkan saran Liza.
Aku sudah menyadari ini dengan pemalsu kecelakaan di kota waktu itu, tidak ada hukuman untuk [Melukai] dan [Menyerang] di dunia ini. Untuk memastikan, aku periksa status semua orang dan Hadiah dan Penghargaan mereka belum berubah.
Pencuri-pencurinya sudah terkena magicnya Arisa, Sleeping Field untuk membuat mereka tertidur.
Untuk jaga-jaga, memeriksa peta, tidak ada desa bernama, “Desa Oyu”, di daerah ini.
“Omong-omong, mereka ditangkap untuk apa? Bukannya kota milik earl-san masih cukup jauh? Bukannya lebih cepat kalau kita bunuh mereka?”
“Karena aku diperintahkan untuk tidak membunuh kalau bisa, aku tidak membunuh siapa-siapa, tapi pencuri harusnya dibunuh saat bertemu mereka. Kalau goshujin-sama ingin hadiahnya maka kepala mereka cukup. Apalagi, kalaupun seseorang membunuh pencuri, Hadian dan Penghargaan mereka tidak akan berubah jadi [Pembunuh].
Saran dari Arisa dan Liza cukup brutal, tapi apa itu memang bagaimana hal berjalan di dunia ini. Kalau aku biarkan mereka di ini, mereka mungkin akan membunuh atau menjual pedagang atau pengembara yang menggunakan jalan ini sebagai budak.
Walaupun begitu, aku tidak mau melihat gadis-gadis beastkin membunuh orang, dan aku sendiri, tidak mau membunuh. Aku ingin menghindari pembunuhan sebisa mungkin.
Tapi, aku merasa aku akan menarik itu kalau hidup teman-temanku dalam bahaya. Walaupun aku seorang hipokrit, aku bukan seorang saint, kalau waktu itu benar-benar datang, aku akan menyerah.
Lagipula aku tidak membunuh Zen, walaupun itu tujuan dia.
“Kita bawa mereka ke kota milik earl dan menjual mereka sebagai budak kriminal. Bukannya itu lebih menguntungkan daripada membunuh mereka di sini?”
Walaupun aku tidak mau membunuh mereka, aku tidak ada niat untuk melepaskan mereka. Aku akan membuat mereka membayar kejahatan mereka dengan pantas. Status [Hadiah dan Hukuman] mereka terisi dengan [Pembunuhan], [Pemerkosaan], [Pencurian] dan banyak lagi. Tidak ada yang tidak bersalah.
Liza terlihat seperti ada yang mau dia katakan, tapi sepertinya dia tidak punya niat untuk menolak kata-kataku lagi.
“Mau bagaimana lagi~ ayo kita lakukan itu.”
Sambil berkata begitu, Arisa menggelengkan kepalanya seperti semacam gaijin. Aku mengerti kalau dia khawatir, tapi gerakan itu terlihat agak kesal.
Lalu, dia menunjuk jarinya padaku, dan meneruskan dengan kata-kata ini.
“Kalau hidupmu dalam bahaya, jangan ragu untuk membunuh lawan, mengerti. Itu adalah aturan di dunia ini. Aku tidak akan memaafkanmu kalau kamu membawa kedamaianmu seperti dunia itu dan membuat dirimu terbunuh dengan menyedihkan!”
◇
Tapi, 14 orang itu memang terlalu banyak. Walaupun keretanya hampir tidak ada barang bawaan, lebih dari setengah bagian belakang kereta dipenuhi dengan pencuri. Apalagi, mereka bau.
Karena akan menyusahkan kalau mereka bangun, ditambah dengan magicnya Arisa, aku buat mereka meminum sleeping potion yang aku buat di malam kemping pertama dan membawa mereka ke kotanya earl saat mereka tertidur.
Walaupun hanya dua hari, bau dan suara ngorok pencuri-pencuri itu sangat mengganggu. Kalau kami menemukan pencuri lain, aku kan biarkan mereka setengah mati. Aku tidak berpikir kalau membawa kriminal dari tempat terpencil akan sesulit ini.