Tuesday 14 March 2017

6-10. Magic Circuit dan Pahatan Mawar

Satou di sini. Aku pernah membuat macam-macam papan sirkuit elektronik saat aku masih mahasiswa perguruan tinggi., walaupun aku tinggalkan itu setelah jadi orang dewasa yang bekerja.
Aku tidak berpikir bahwa aku akan membuatnya di dunia fantasi...



Aku tidak tahu kalau si hero palsu benar-benar ada, tapi saat aku periksa peta istana baron dengan berkala, aku sudah memperkecil daftar kandidat yang mencurigakan.
Nama hero palsu adalah Hauto—berbeda satu karakter dengan si hero, Hayato Masaki—dia lelaki muda level 7 dengan skill one handed sword dan shield.
Ada juga orang lain yang sepertinya teman-teman dia yang merupakan swordsman level 10, magician level 8, dan priest level 9. Itu adalah sebuah party dengan keseimbangan yang bagus, mereka akan sukses kalau mereka mendapat penghasilan dari labirin.

Iblis mungkin terlibat. Dia sering dekat dengan hero palsu, Hauto.
Tetapi, si iblis keluar dari istana pada malam hari, dan pergi ke hutan dekat situ di mana para pencuri berada.

“Master, pengisiannya selesai.”

Sial, aku menyia-nyiakan pagi penuh kebahagiaan ini dengan memikirkan hal-hal yang tidak penting.
Nana yang sudah mengisi ulang magicnya membenarkan bajunya.

Satou, kamu akan dapat kesempatan lain di istirahat berikutnya.

...Aku yakinkan diriku tentang itu.



Hari ini aku membuat pedang kayu di atas kereta yang berguncang.
Aku merasa kuda-kuda bertarung untuk Pochi dan Tama jadi jelek belakangan ini, mungkin karena level pencurinya rendah, jadi aku menyiapkan itu untuk latihan mereka. Aku tidak ingin melihat mereka menderita karena mereka lengah.

Aku gulung beberapa lapis kulit di pedang kayunya untuk keamanan sehingga mereka tidak terluka.

“Apa boleh punya ini~?”
“Pochi juga mau punya itu nodesu.”

Pochi dan Tama bilang begitu sambil memegang rapiernya Nana. Pedangnya dipahat dengan pola imut dari bagian guard sampai grip. Sepertinya mereka ingin pedang kayunya punya pola yang sama dengan pahatan mawar di sana. Mereka berdua ternyata suka hal-hal yang imut.

Apa aku harus membuat ini?
Mata mereka berdua penuh dengan harapan.

“Kalau desainnya agak sederhana tidak apa?”
“Tidak bisa seperti ini~?”
“Tidak bisa nano desu?”

Uuh, sekarang mata yang melirik ke atas huh.

“Baiklah, aku akan coba.”
“Yay~.”
“Semua akan baik-baik saja karena ini goshujin-sama, nano desu.”
“Semangat~ goshujin-sama.”

Arisa menyemangatiku yang sudah berjanji pada mereka tanpa tanggung jawab. Sial Arisa, jangan terlihat sangat senang begitu.
Karena mustahil untuk memahat desainnya di pedang yang sudah selesai, aku putuskan untuk membuat yang baru.

Setelah itu, mereka berdua puas dengan pahatannya setelah sembilan kali mencoba. Karena aku hanya memahat bagian grip, bilah pedangnya masih berupa batangan. Aku seharusnya bisa membuat bagian bilah pedangnya sebelum istirahat berikutnya kalau hanya untuk dua orang.

>[Mendapatkan Skill Engraving]



“Tidak ada mangsa nodesu.”
“Aku memetik kacang~.”

Setelah kami memasuki wilayah ini, Pochi dan gadis-gadis lain hanya mendapat sedikit buruan. Burung atau monster yang bisa diburu langka di sepanjang jalan. Walaupun dengan kondisi seperti ini, Tama masih dengan cerdik mengumpulkan buah-buahan dan buah pohon ek. Dalam beberapa manga survival, mereka akan memasak buah pohon ek atau serangga, tapi karena kami tidak kekurangan makanan, aku simpan hasil panen Tama untuk sekarang.

Nah, ini hampir waktunya makan siang. Lulu ada di sebelahku menggunakan pakaian yang berbeda dari biasanya. Dia mengikat rambutnya dengan ikat biru seperti kemarin, tapi apron dia sekarang punya rumbai membuat keimutannya meningkat 50%.

“Aku sudah siapkan.”
“Baiklah, kalau begitu, masukkan minyak ke penggorengan dan besarkan apinya.”
“Baik!”

Hari ini aku mengajari Lulu rahasia dari memasak steak. Aku penasaran apa dia gugup, dia membuat banyak gerakan berlebihan. Wajahnya jadi merah menyala.

“Bawang putihnya cukup dengan sebanyak itu. Masukkan ke dalam piring ini.”

Melakukan berdasarkan instruksi, Lulu dengan canggung menggunakan spatula untuk memindahkannya ke piring. Spatulanya terbuat dari kayu. Karena memasak tanpa spatula itu tidak nyaman, aku buat sendiri.

“Dengarkan suaranya baik-baik. Jangan tutup mata tapi.”

Lulu melakukan instruksiku, tapi sepertinya dia gugup karena wajah kami dekat. Sepertinya dia tidak terbiasa di sekitar laki-laki, jadi aku beri dia instruksi dari belakang pundak dia.

“Saat kamu dengar suara ini, berarti panasnya cukup, jadi masukkan steaknya.”

Walaupun dia tegang, dia melakukannya dengan baik, bagus sekali.

“Tunggu sampai pinggirnya jadi coklat. Balikkan steaknya saat kamu mencium ini. Mudah untuk mengerti kapan harus membaliknya kalau kamu manfaatkan suara dan baunya.”

Aku bilang begitu dengan hawa orang yang lebih hebat, tapi itu karena skill.

Saat Lulu selesai memanggang steaknya, aku potong dan cicipi steaknya. Yep, agak kalah dengan steak yang aku buat, tapi ini sudah ada pada tingkat di mana dia bisa mendapat banyak uang dengan ini. Lulu juga mencobanya, dia terkejut dengan daging yang dia panggang sendiri.
Karena Pochi dan Tama mengeces di sebelah kami, aku potong dagingnya dan menyuapi mereka. Dan karena Liza dan Arisa pun menunggu giliran mereka, steak percobaannya dengan cepat menghilang. Kalian punya teralu banyak nafsu makan.



Di tempat yang agak terpencil, Pochi dan Tama berlatih menggunakan pedang kayu.
Tanpa ekspresi mereka yang biasa, mereka terlihat sangat serius.
Pochi menyerang dengan lurus, Tama menghindarinya sambil bergerak tidak teratur.
Menggunakan kesempatan sast Pochi berhenti bergerak, Tama berhasil mengenai dia dengan serangan kecil.
Terkadang Tama gagal menghindari Heavy Blow Pochi, jadi damagenya lumayan.

Tapi, walaupun ini latihan, bukannya mereka terlalu serius?
Liza yang sedang mencuci piring menawarkan diri untuk jadi wasit karena dia khawatir pada mereka berdua.

Walaupun aku sudah mengajarkan mereka untuk berhenti sebelum mereka mengenai lawan sebelum latihannya dimulai, sepertinya mereka benar-benar lupa tentang itu. Aku akan beri tahu mereka lagi nanti.



Setelah makan, aku istirahat dari latihan chanting.

Hari ini, aku bereksperimen dalam pembuatan magic tool. Apa yang aku lakukan sekarang adalah membuat persiapan awal.

Kasarnya, magic tool adalah alat untuk membuat efek suatu magic tanpa chant. Magic circuit diberikan ke magic tool sebagai pengganti chant. Untuk sirkuit sederhana, kamu bisa membuat mereka tanpa kemampuan khusus, tapi kamu akan membutuhkan peralatan khusus kalau kamu ingin membuat magic tool dengn sirkuit yang kompleks. Mungkin akan lebih mudah dimengerti kalau aku bilang ini perbedaan antara [bohlam kecil dan baterai dengan kabel tembaga], dan [Sirkuit elektronik dengan semikonduktor].

Untuk membuat magic circuitnya, kamu perlu menggunakan cairan sirkuit untuk menggambar pola tertentu. Tergantung tujuannya, kamu bisa saja membutuhkan cairan sirkuit dengan kekuatan magic resistance yang berbeda, tapi aku tidak menjalankan yang tidak umum untuk pertama kali.

Aku gambar sebuah lingkaran di papan kayu dengan tinta.

Lalu, aku gunakan pengeruk untuk mengukir lingkarannya.

Lalu aku hanya perlu menuangkan cairan sirkuit ke sini dan ini akan selesai.

Aku ingin membuat cairan sirkuitnya, tapi ini tertulis dengan bahasa elf yang sulit, ini mungkin dibuat oleh trazayuya. Mau bagaimana lagi, aku maksimalkan skill Elf Language. Aku akan lebih senang kalau itu ditulis dalam bahasa elf yang lebih sederhana.

Untuk pembuatan cairan sirkuit kali ini, kamu hanya perlu mencampur tembaga yang dilelehkan dengan bubuk magic core dan stabilizer.

Pertama, aku lelehkan beberapa tembaga. Untuk ini aku gunakan magic tool yang sudah aku beli dari toko pemahatan logam. Alatnya adalah pembakar yang bisa mengeluarkan api dengan memasukkan MP. Membakar tanpa bahan bakar, benar-benar magic tool.

>[Mendapatkan Skill Metal Carving]

Karena sepertinya aku akan membutuhkan ini mulai sekarang, aku masukkan poin dan mengaktifkannya.

Aku campur beberapa bubuk magic core dan stabilizer di dalam wadah di mana copper yang meleleh berada.
Dengan suara *plop* kecil, asap merah keluar dari wadahnya. Tidak berbau.

Berikutnya, aku tuangkan cairan sirkuit ke dalam pahatan kayu. Aku mencium bau kayu yang terbakar saat aku tuangkan cairan sirkuitnya.
Mungkin aku seharusnya menunggu sampai agak dingin.

>[Mendapatkan Skill Magic Tools Creation]

Jadi memberi sirkuit itu ada di kategori yang berbeda.
Tentu saja aku aktifkan.

“Sedang bikin apa~.”

Arisa yang selesai mencuci piring memanggilku dari belakang pundakku.

“Magic tool.”
“Eh? Apa itu sesuatu yang bisa dibuat sendiri?”
“Sepertinya, mau coba?”
“Boleh?”

Arisa memasukkan MP dia, sirkuit yang berwarna coklat mulai menyala merah terang keemasan.

“Oke, bagus.”
“Lalu, apa yang akan terjadi?”
“Saat kamu memasukkan MP ke dalam sirkuit, MP akan mengalir ke dalamnya.”
“Yep, yep, lalu?”
“Sudah, MPnya berputar, tamat.”
“Ehh~~~.”
“Jangan mengharapkan hal yang mewah untuk pembuatan magic tool pertama.”

Arisa terlihat sangat kecewa.
Sejak awal, aku tidak bisa membuat hal lain selain lingkaran yang dituangkan dengan cairan sirkuit tanpa fasilitas khusus, kamu mengharapkan terlalu banyak.