Friday 23 December 2016

5-11. Maze Trazayuya (2)

Satou di sini. Saat aku masih kecil, aku pandai dalam menyelesaikan kuis maze yang muncul di sudut koran.
Saat aku sudah dewasa, satu-satunya pengalaman tentang maze yang aku punya hanyalah dari theme park. {TLN: Theme park = Disney Land dan semacamnya.}





Pintu masuk mazenya adalah sebuah menara dengan tinggi sekitar satu setengah meter. Menaranya tersembunyi oleh tanaman, jadi seseorang tidak akan menemukannya kalau mereka tidak tahu tentang ini.
Ada beberapa jejak orang masuk dan keluar, tapi hanya sedikit. Menurut peta, ada pintu belakang yang digunakan monster untuk keluar dan masuk.

Aku buka pintunya dan masuk ke dalam menara. Pintunya tidak dikunci.
Aku mempertimbangkan untuk menggunakan topeng perak sebelum masuk, tapi karena si magician itu jenis yang sama dengan Arisa, dia mungkin sudah melihat namaku. Karena akan lebih baik kalau Topeng Perak = Satou itu tidak diketahui, aku tidak berubah jadi si topeng perak sekarang.

Aku melihat ke informasi musuh di dalam maze untuk mempersiapkan senjata yang cocok. Kebanyakan dari mereka adalah semut terbang dengan level 5-8, dan skeleton berlevel 1-3. Yang sedikit kuat adalah bone golem dengan level 18 dan wood golem dengan level 15.
Yang lainnya adalah musuh dengan dasar slime dan homunculus, tapi mereka hanya kelas teri dengan level 5.
Hanya saja, aku tertarik dengan [Nature Art] yang dimiliki si homunculus. Skill macam apa itu? Apa itu jenis yang sama dengan Nature Magic?
Kalau bisa, aku ingin Liza dan gadis lainnya mempelajarinya.

Yang levelnya cukup tinggi adalah iron golem yang terdapat di ruangan besar di tengah maze, dan si magician di ruangan master.

Perlengkapanku adalah sebuah pedang daripada perisai, dan sebuah magic gun yang seperti submachine gun. Aku tidak menggunakan magic gun yang biasa karena yang ini sepertinya lebih kuat.

Sebenarnya, ini adalah senjata api dengan performa tinggi yang bisa menembak 50 peluru per detik setelah diisi dengan MP sekali, tapi karena dia butuh cool down 10 menit setelah menembakkan semua peluru, aku tidak pernah menggunakannya sampai sekarang.
Untuk kesempatan ini, aku pilih menggunakan mode menembak [Scatter] karena aku tidak perlu khawatir friendly fire. Walaupun kekuatannya lebih rendah dari biasanya, ini cukup untuk melawan musuh kelas teri. {TLN: Scatter=menyebar, friendly fire = menembak teman sendiri.}

Aku gunakan jubah yang aku lepas saat aku terjatuh ke dalam danau. Ini berbeda dengan yang aku gunakan barusan, ini barang tebal tapi murah yang aku beli di distrik timur kota Seryuu. Ini cukup bagus untuk darah korbanku.

Aku menuruni tangga spiral sambil membenahi perlengkapanku.





Aku sudah memasuki mazenya setelah aku keluar dari tangga.
Tanahnya berbeda dengan benda seperti resin di bawah tanah, tapi walaupun terlihat seperti trotoar, ini terasa seperti tanaman. Jarak pandangnya bagus karena cahaya lewat melalui celah di lantai.
Ini bagus karena aku tidak punya obor seperti saat di labirin.

Aku bisa mendengar beberapa logam ringan bersuara klang-klang dari suatu tempat, walaupun aku tidak tahu benda macam apa yang bisa menghasilkan suara macam itu. Karena aku masih tidak mengerti walaupun setelah mendengarnya dengan hati-hati, aku putuskan untuk menaruhnya di ujung pikiranku.

Karena aku tidak berniat untuk bertarung dengan perlahan, aku cari jalan terpendek ke ruangan master.

Aku tendang dan hancurkan skeleton yang aku temui, dan melempar tulangnya ke semut-semut terbang yang datang, menyingkirkan mereka.
Walaupun aku sudah menyiapkan senjata api yang bagus, dia tidak mendapat giliran sama sekali.

Tapi, tengkorak skeleton ini bukan milik manusia. Mungkin ini dari suku rat-man.

Maze ini tidak seperti yang biasanya ada di game di mana kamu pergi ke level lebih bawah setiap kamu membersihkan sebuah level. Tapi blok-bloknya terhubung dengan formasi tiga dimensi dan kamu mungkin akan naik dan turun di struktur yang kompleks.

Di tangga yang sedang aku turuni sekarang pun objek seperti dindingnya tidak bisa disentuh membuatnya seperti trompe l’oeil membuatku tidak yakin apa aku sedang naik atau turun.

Ini terasa seperti theme park.

Sambil berpikir begitu, sebuah skeleton yang aku tendang mengeluarkan sebuah magic core. Karena magic corenya muncul, aku ambil. Ini mustahil untuk melakukannya pada semu.
Aku pikir bahwa ini aneh jadi aku periksa lognya, ternyata benda besar yang baru aku kalahkan adalah sebuah bone golem bukan skeleton. Perbedaan levelnya adalah 6 tapi tidak terasa berbeda dengan musuh kelas teri lainnya.

Penolakan musuhnya lemah, aku melaju melalui jebakan dengan lancar juga, tetapi jalannya jadi buntu di depanku. Menurut penanda, harusnya kan di si ada jalan?

Aku periksa peta, di sini memang jalan buntu.
Setelah memeriksa dua kali, aku mengerti bahwa maze ini mengubah sendinya sejalan dengan waktu. Suara yang terkadang aku dengar menandakan perubahan sendinya.

Fungsi menakjubkan yang tidak berguna. Ini sesuatu yang sains modern pun akan ditekan untuk memproduksinya.

Aku terus melalui maze sambil memeriksa peta kapanpun aku mendengar suara. Karena aku berlari sambil memperhatikan peta, aku masuk ke jalan di mana banyak slime berkumpul.
Ini akhirnya giliran rapid-fire magic gun. Mereka semua mati hanya dalam 3 rentetan, tapi tanahnya jadi licin dan menjijikkan.





Aku sudah tiba di ruangan besar di tengah. Tempat ini tidak bergerak, berperan sebagai titik setengah jalan. Di sini tingginya 5 meter dan lebarnya 20 meter.

Saat aku sampai di ruangan, pintunya tertutup otomatis dan formasi magic di tengah mulai bersinar.
Sebuah Iron Golem keluar dari lingkaran magic. Di sampingnya, seorang wanita pirang cantik seperti yang ada di ruangan master berdiri. Golem ini digabungkan dengan rivet, terlihat seperti benda dari sebelum perang.
Begitu, jadi gadis ini homunculus. Itu menjelaskan kenapa ada beberapa orang dengan wajah yang sama. Berdasarkan wajah mereka, apa Mia itu dasarnya?

Aku ganti mode rapid-fire senjatanya dari scatter ke convergence. {TLN: Convergence itu berkumpul.}

Si Iron Golem tingginya hampir 4 meter. Ada huruf yang sama dengan Stone Golem di labirin di dahinya.

“Kamu hebat bisa datang sejauh ini, explorer-dono.”

Itu adalah suara yang mudah didengar dan memikat walaupun di dalam situasi ini. Tapi dia berbicara dengan monoton jadi kesannya hancur.

“Aku seorang pedagang tapi.”
“Pedagang?... O explorer! Kamu melakukan hal bagus bisa sampai ke sini.”

Setelah terlihat kebingungan sambil memringkan kepalanya, dia menegakkannya kembali dan kembali bicara. Dia bergerak seperti boneka.
Kamu memaksaku jadi seorang explorer huh?

“Aku akan memberi kamu yang hebat sebuah hak untuk melawan sang penjaga. Kalau kamu bisa mengalahkannya, aku akan mengakui bahwa kamu punya kualifikasi untuk terus maju. Pemenangnya akan diberi hadiah oleh master dari maze ini.”

Dia masih berbicara dalam monoton. Ini terasa seperti festival anak SD.
Si wanita cantik tidak menghiraukan aku yang tidak tertarik dan terus bicara, mengikuti skenarionya.

“Sekarang, mari kita mulai pertarungannya. O raksasa besi, tidak perlu menahan diri.”

Si wanita pergi ke pojok ruangan setelah menyelesaikan pidato panjangnya. Wajahnya terlihat puas, atau malah, bangga.

Setelah si wanita sampai di pojok ruangan, si iron golem mulai bergerak.
Aku tusuk karakter di dahi golemnya dengan rapid-fire magic gun. Mengubah [EMETH] jadi [METH] dengan menghancurkan [E]nya. Si golem berhenti bergerak berdasarkan pada anekdot. Ya, anekdot dari dunia kita.

Mungkin tidak membayangkan ini akan berakhir dalam sekejap, si wanita cantik di pojok kebingungan.
Aku abaikan dia dan pergi menuju pintu keluar.

“Kamu ceroboh!”

Si wanita cantik menyerang dengan sebuah rapier dari belakang sambil bicara dengan monoton. Sepertinya dia menggunakan semacam reinforcing magic, tusukannya lebih cepat dari yang level dia tampilkan.
Sambil berhati-hati agar tidak mematahkan tangannya, aku hentikan rapiernya.

“Kalau dipikir-pikir, apa hadiah untuk pemenangnya?”
“...Aku?”

Dia memiringkan kepalanya seperti sebelumnya, dan bilang begitu setelah ragu sejenak. Kenapa itu berupa pertanyaan?

Rupanya dia tidak menyiapkan hadiah apapun karena dia tidak berpikir bahwa aku akan menang.
Aku buat dia pingsan, dan mengambil rapiernya sebagai hadiah. Karena desain hiltnya lucu, aku akan memberikannya pada Lulu atau Zena-san sebagai hadiah. {TLN: hilt=bagian pangkal pedang. Di perbatasan gagang sama mata pedang.}

Aku baringkan si wanita di lantai dan terus maju.





Setelah itu, aku sampai di ruang master tanpa halangan yang berarti. Yang setengah terakhir punya jebakan, tapi karena aku menghindari semuanya dengan skill Trap Discovery, aku bahkan tidak tahu jebakan apa saja mereka.

Si magician ada di dalam interior ruang master. Ada Mia di singgasana, tapi dia kelihatannya masih tidak sadar. HPnya sudah pulih sepenuhnya, tapi stamina dia masih hanya sekitar 30%.

“Aku benar-benar tidak berpikir bahwa kamu bisa datang sejauh ini.”
“Begitu ya? Kalau bisa aku ingin menghindari pertarungan dan hanya mendapat Mia kembali.”

Si magician tertawa.
Aku terus melangkah ke arah singgasana sambil bicara. Aku lebih baik tidak terlempar lagi ke danau bawah tanah kalau aku abaikan si magician.

“Mustahil, itu mustahil. Kamu sudah menunjukkan kualifikasimu dengan mengalahkan si besi raksasa.”

Pertunjukan solo si magician terus berlanjut.

“Tetapi, titelmu tidak cukup untuk melawanku. Aku akan membuatmu melawan musuh yang kuat sehingga kamu bisa mendapat titel “Hero”. Sebagai hadiahmu, aku akan memberimu pedang suci ini, Gjallarhorn.”

Si magician menarik pedang ke tangannya.
AR menunjukkan bahwa pedang itu adalah sebuah pedang suci, Gjallarhorn. Performanya lebih rendah dari pedang-pedang suci yang aku punya, tapi masih tetap lebih bagus daripada pedang magic biasa.

Aku tidak mengerti tujuan dia sebenarnya.
Apa dia benar-benar hanya ingin bunuh diri?

“Musuhmu adalah mereka.”

Bayangan si magician memanjang ke tengah ruangan selagi dia bicara. Lalu, 3 golem besi muncul dari bayangan. Apalagi, lima wanita cantik keluar dari pintu di sebelah singgasana dan berbaris di belakang golem. Wajah mereka sama dengan wanita cantik yang tadi, tapi karena gaya rambut mereka berbeda, mereka mungkin bukan orang yang sama.

“Tetapi, kamu hanya akan terbunuh dengan musuh yang kuat seperti ini, sedangkan titel Hero didapatkan dengan melewati perjuangan hidup dan mati.”

Dari sudut pandang orang ini, levelku adalah 10. Seharusnya tidak mungkin untuk mengalahkan 3 golem dengan level 30.
Si magician merentangkan tangannya ke langit dan melanjutkan kata-katanya.

“Karena itu, aku akan berikan semuanya berkah dari dewaku--- Limit Break.”