Wednesday 9 November 2016

Selingan : Teman-Teman Yuni

Aku mendapat teman baru hari ini.

Mereka gadis-gadis demi-human bernama Pochi-chan dan Tama-chan.
Semua demi-human yang pernah aku temui memiliki mata seperti kucing liar yang siap untuk mengeluarkan taringnya, mereka menyeramkan. Tapi gadis-gadis itu berbeda.





Pagi hariku mulai sangat awal, karena aku akan diomeli kalau aku tidak sampai ke penginapan gerbang sebelum matahari terbit. Saat langit mulai terang, aku meninggalkan panti asuhan ke jalan utama. Di sana redup, tapi saya tidak takut. Karena aku bersama dengan anak-anak lain yang berlari ke tempat kerja mereka.

Aku masuk melalui pintu belakang karena gerbang besar untuk kereta ditutup. Pintu belakang juga ditutup, tapi untuk aku yang pendek, aku bisa menyelinap dari celah yang kecil.

Aku menuju ke pintu staff melalui halaman. Airnya sedikit saat saya mengintip ke gentong air. Aku harus isi sebelum ibu pemilik bangun!
Aku ambil sebuah ember dan pergi ke sumur.

“Kuu~~~~~~, berat~~~~.”

Bergantung pada berat badanku, aku tarik tali yang terhubung dengan ember. Menarik air itu pekerjaan berat. Apalagi untuk orang yang ringan seperti aku.
Aku penasaran apakah hari di mana aku bisa menarik air dengan mudah seperti Martha-san akan datang?

“Penyusup~?”
“Orang mencurigakan nanodesu~.”

Aku dikejutkan dengan suara dari kegelapan dan melepaskan talinya.
Ah, walaupun aku hampir berhasil...

Aku berbalik badan ke arah suara yang tadi.
Dari sana 4 cahaya melayang-layang bersama dengan suara yang santai!

“Kya----!”
“Unyaa----“
“Nyuu---“

Aku gagal menahan teriakanku. Tapi semua orang pasti akan kaget kalau mereka ada di dalam gelap.
Disemangati oleh fakta itu, saya omeli orang-orang yang ada di dalam gelap itu.

“Jangan keraskan suaramu tiba-tiba! Aku harus menarik lagi airnya sekarang!”

“Maaf~?”
“Nanodesu~.”

Orang-orang itu minta maaf dengan jujur membuat aku kehilangan tekanan.
Matahari perlahan muncul dan aku bisa melihat wajah gadis-gadis itu.

Mereka adalah beast-men.





Aku kaget pada awalnya dan berteriak, “Jangan datang ke sini!”
Tapi Pochi dan Tama tidak menghiraukannya.

“Aku akan menolong~””Nodesu~.”

Berkata begitu, mereka mulai menarik air menggantikanku. Pochi dengan cepat menarik talinya seperti bohongan.
Aku penasaran seberapa kuat anak-anak beast-men itu. Atau mungkin gadis-gadis ini spesial?

Setelah Pochi selesai menarik air, saat ini Tama bilang, “Curang~? Tama akan melakukannya juga~”, dan mulai menarik air. Gadis-gadis ini pasti berpikir kalau ini adalah permainan atau semacamnya!

Oh dewa aku minta maaf, Yuni adalah gadis yang nakal.
Aku menggunakan mereka berdua yang bermain dengan gembira sampai embernya penuh air.
Apalagi, tidak hanya menarik air, mereka juga membantuku membawanya.

Sebagai terima kasih, aku akan bagikan makanan hari ini dengan gadis-gadis ini.





Aku potong roti hitam yang aku terima sebagai sarapan dan membawanya ke mereka berdua bersama dengan sop.
Pekerjaan di sini berat tapi enak karena aku mendapatkan makanan yang lezat.

Walaupun tanpa garnish, sopnya jauh lebih baik dari sup tipis yang terkadang dihidangkan di panti asuhan, roti yang agak asam pun cocok dengan ini.

Tidak ada lagi buah gabo yang pa~hit atau daun gabo yang dijadikan acar sebagai satu-satunya makanan!

Mereka berdua pasti senang!

Sambil berpikir begitu, aku pergi ke kandang kuda.

Ada wanita kadal yang besar di samping kedua gadis itu di sana!
Aku cukup takut untuk hampir menjatuhkan mangkuk sopnya, tapi aku tidak bisa membuang makanan yang penting! Aku bertahan dengan penuh ketakutan.

“Yuni~?””Nanodesu~.”

Kedua gadis menyambutku.

Tapi, tunggu?

Hey, apa itu di tangan kalian?

“Daging~?””Keju nanodesu~”.

Tidak mungkin~~~~~!
Eh? Eh? Ini bohong kan?
Kamu tidak bisa makan daging walaupun setelah beberapa tahun kan?

Bagaimana budak, apalagi dua budak demi-human, mendapat barang semahal itu?
Apalagi, itu onggokan yang besar? Huh?

Aku bertahan untuk menahan air liurku.
Keluar sedikit tapi aku langsung mengelapnya.

“Aku pikir aku akan makan bersama kalian...”

‘Aku akan beri ini’, memberi seakan aku di atas mereka, akan terlihat lucu.

“Ara, bukannya kamu si gadis pembantu? Siapa namamu? Karena kamu sudah di sini, bagaimana kalau kita makan bersama?”

Dari belakang si gadis kadal, dua gadis keluar. Yang mulai berbicara adalah gadis berambut ungu yang sepantar denganku, dan yang satunya adalah Onee-san berambut hitam dengan wajah yang disayangkan.

Gadis berambut ungu, berbicara dengan cara yang bossy sehingga saya penasaran apa dia benar-benar seumuran denganku, tapi dia, Arisa, memang seumur denganku. Dia memotong daging kering dan keju dan membaginya denganku.

Si gadis kadal, bernama Liza, akan mengatakan sesuatu tapi, Arisa bilang, “Tidak apa, bagian gadis kecil ini tidak seberapa. Goshujin-sama pasti mengizinkan! Kalau dia marah hanya aku yang akan dimarahi, moumantai.”, dan Liza-san mengerti. Aku tidak terlalu mengerti apa yang Arisa katakan tapi sekarang waktunya menikmati rasa daging dan keju ini.
Aku gembungkan pipi saya seperti tupai sambil menikmati rasanya berkali-kali. Aku yakin saya akan ingat hari ini untuk beberapa lama, dan saya yakin kalau buah gabo pun akan terasa seperti daging dan keju!





Bukannya membagikan makananku sebagai terima kasih, aku dapat malah mendapat makanan lezat.
Apalagi, setelah makan, Pochi dan Tama membantu aku mengurus kuda. Mereka berdua benar-benar kuat.
Bahkan Liza-san yang bosan, membantu mengganti kotak-kotak kotoran kuda.

Aku pikir demi-human itu menyeramkan, apa aku salah?





Ada hal baik dan ada hal buruk.
Ibu pemilik menyuruhku dan Martha untuk membeli kayu bakar dari toko kayu.

Umm? Apa kami benar-benar harus membawa dua bundel ini ke penginapan?
Martha-san bilang, “Yosh! Ayo lakukan yang terbaik~.” tapi kamu tidak akan bisa membawanya dengan mudah tahu?

Tapi, saya seorang pegawai, saya tidak akan komplain. Kalau aku komplain dengan ceroboh, aku mungkin akan dipecat, dan aku tidak tahu kalau aku bisa mendapat pekerjaan lain atau tidak nanti. Di masa depan, bila mungkin aku tidak mau jadi pelacur di sudut jalan.

Aku angkat kayu-kayu bakarnya dengan sekuat tenaga.
Kaki aku gemetar, tapi aku tidak akan kalah.
Karena Martha-chan membawa bundel kayu bakar yang lebih besar dariku!

Membawa kayu bakar.

Iya, membawanya.

...Membawa kayu bakar.

Saat aku hampir pingsan, beratnya tiba-tiba hilang.

Aku melihat ke atas dan sorang pria asing sudah mengambil kayu bakarku.
Tidak, jangan diambil! Aku harus membawanya pulang!

Sebelum aku bisa komplain, Martha-san berterima kasih padanya.
Aku bilang dia orang asing, tapi setelah aku lihat lagi, ternyata dia adalah tamu di penginapan. Dia orang yang memberi aku banyak tip hanya untuk membawa air ke kamarnya pagi ini. Sepertinya dia bernama Satou-san.

Satou-san tidak hanya membawa kayu bakarku tapi juga milik Martha-san.
Pria itu memang kuat. Dia membawanya tanpa berkeringat. Aku tidak menyadarinya, tapi Pochi dan Tama yang membawa tas besar bersama dengan dia. Jadi tuan dari mereka berdua itu pria ini. Mungkin menjadi budak pria ini adalah hal yang bagus, saya berpikir begitu.





Saat aku kembali ke penginapan, aku melanjutkan untuk mengurus kudanya. Pochi dan Tama juga membantuku seperti di pagi hari.

Itu tidak apa.

Tidak apa?

Tapi.

“Tolong jangan, aku akan diomeli oleh ibu pemilik kalau aku membiarkan tamu untuk membantuku!”

Untuk tuan yang menggunakan jubah yang terlihat mahal, tolong jangan membantu saya mengurus kudanya.

Tolong berhenti menampilkan wajah yang kecewa itu
Ini seperti aku melakukan hal yang buruk!





“Piring!”

Aku sebut itu dan membalik kartunya.
Piring tergambar di belakangnya.

“Yes~ ini yang ketiga!”

Aku kumpulkan dengan hati-hati kartu yang sudah aku kumpulkan dengan susah payah.

Ini alat untuk belajar huruf sepertinya. Pada awalnya, Martha-san yang bisa membaca huruf mengajari kita tapi di tengah-tengah, Arisa membuat permainan ini.

Setelah itu, semua asyik memainkannya! Ini pertama kali aku pernah memainkan ini.
Aku selalu ingin belajar membaca, tapi itu seperti berkata, “Aku ingin terbang di langit”. Itu hal yang seperti mimpi...

Tapi sekarang berbeda!
Hanya dalam beberapa jam, aku sudah belajar membaca 7 huruf!





Hal menyenangkan tidak bertahan lama katanya, tapi ini keterlaluan.
Walaupun aku sudah memiliki teman-teman baru, besok Pochi dan Tama akan pergi dari kota Seryuu.

Tapi aku sudah berjanji pada mereka. Saya pasti akan belajar kata-kata dan menulis surat pada mereka!
Aku tidak tahu biaya untuk mengirim surat, tapi aku punya simpanan rahasia sebanyak dua koin tembaga. Kalau aku punya sebanyak ini, maka aku seharusnya bisa mengirim surat.

Di malam hari, saat aku sudah menyelesaikan pekerjaan aku, Satou-san memberiku sebuah tas penuh dengan blok kayu. Saat aku lihat dalamnya, walaupun agak jelek, mereka sama dengan kartu-kartu belajar.
Dia bilang, “Ini sebagai terima kasih karena sudah berteman dengan gadis-gadis kami.”, dan memberinya padaku. Aku ingin langsung berterima kasih padanya, tapi aku tidak tahu bagaimana menyampaikan terima kasih ini.





Oh iya, kartu blok kayu yang diberikan oleh Satou-an jadi sangat populer di panti asuhan. Beberapa anak lebih tua yang tertarik meminta kayu sisa dari toko kayu dan anak-anak yang pandai dalam seni menggambarnya.

Walaupun seminggu belum berlalu sejak saat itu, kami sudah selesai membuat 3 set.

Akan bagus kalau semuanya bisa membaca dalam satu tahun~
Itu mimpiku.

Akan bagus kalau itu benar-benar terjadi.

Pekerjaan itu berat seperti biasa, tapi setelah hari itu, aku lebih sering melihat mimpi indah setiap harinya.