Monday 21 November 2016

5-3. Kabut Hitam

Satou di sini. Walaupun kita punya apa yang disebut rencana yang tertunda, Death March tidak akan ada di dunia ini kalau aku bisa merencanakan detail setiap menit sebelumnya.






“Yiss~ menang 10 kali berturut-turut!”
“Hanya Arisa yang menang, curang~ Pochi juga mau menang~.”
“Tama juga~”

Aku bisa mendengar suara gadis-gadis kecil dari belakang. Anggota lain selain aku sudah bermain kartu permainan selama sekitar 2 jam.
Karena aku tidak bisa mengalihkan pandangan, aku tidak tahu detailnya tapi sepertinya Arisa terus-terusan menang.

“Arisa, ini hadiah untuk kemenangan 10 kali berturut-turut.”
“Apa ini? Buku bergambar?”
“Kalau kamu bisa menang sebanyak itu, harusnya kamu bisa baca buku itu kan?”
“Nnn~ mungkin aku bisa.”
“Kalau begitu baca itu untuk Pochi dan Tama. Kalau mereka hanya belajar kartu, mereka akan bosan sebelum ingat huruf-hurufnya.”
“Aye aye.”

Pada awalnya Arisa ogah-ogahan dengan buku yang aku beri, tapi akhirnya dia mau dan membuka bukunya di lantai.
Tapi, dia hebat bisa mempelajarinya dalam dua hari.

Pochi dan Tama yang komplain sejak beberapa saat lalu, duduk diam dan menggerakkan telinga mereka saat cerita dimulai.

Dengan suara Arisa membacakan buku sebagai BGM, kereta terus melaju.

Aku meminta pergantian kusir karena aku mau mencari lokasi kemping kita hari ini di peta.
Aku ingin meminta pada Liza pada awalnya, tapi karena dia mendengarkan cerita Arisa dengan wajah serius, jadi aku meminta pada Lulu.

“Tolong pegang dulu sebentar.”
“Baik, goshujin-sama.”

Aku bergerak ke pinggir tempat kusir untuk memberi tempat pada Lulu. Aku berikan kendalinya, dan akan berkonsentrasi pada peta tapi dari sudut pandang Lulu, aku akan terlihat seperti seorang tuan yang duduk di sebelahnya tanpa suara.... Aku tidak mau itu.

Aku pindah ke rak bawaan di belakang dan bersandar ke tempat kusir.

Aku langsung melihat ke peta untuk mencari tempat kemping. Sebenarnya, aku sudah memikirkan beberapa kandidat sebelum kami memulai perjalanan, tapi sayangnya jarak yang sudah kami tempuh lebih dekat dari yang aku kira jadi tempat-tempat itu tidak bisa digunakan.

Ada 4 jam lagi sebelum malam.
Kalau kami lewati bukit ini selama 3 jam maka kami akan lebih dekat ke lembah di antara gunung barat dan timur. Menurut buku yang aku beli dari toko buku waktu itu, [Perjalanan ke Royal Capital], lembah di depan itu tempat yang sulit jadi aku ingin membuat kemah sebelumnya.

Dari apa yang aku lihat di peta, ada dua lokasi yang bisa digunakan untuk kemping. Tempat di depan ada kolam di dekatnya, haruskah aku ke sana?
Sesuatu seperti water spirit atau monster air biasanya muncul di setting fantasi, tapi menurut peta hanya ada kodok besar di sana jadi seharusnya tidak apa. Kodok besar berbeda dengan kodok raksasa dari labirin; mereka bukan monster tapi hanya amfibi biasa.
Saya penasaran di mana untuk membatasi antara monster dan binatang biasa?





“Goshujin-sama.”

Aku dipanggil oleh Lulu yang jarang melakukannya.
Karena suaranya sedikit kebingungan, aku pindahkan petanya ke pinggir pandanganku.

“Ada apa Lulu?”
“U, um, tolong lihat itu.”

Aku letakkan wajahku ke sebelah Lulu dan melihat ke arah yang dia tunjuk, kabut hitam bergerak dari satu sisi gunung di tenggara.

“Beberapa saat yang lalu, burung-burung beterbangan dari sisi gunung itu jadi aku penasaran. Lalu, kabut hitam itu muncul.”
“Apa ya itu?”

Tempat itu berada di luar jangkauan peta. Aku melihat dengan seksama.
AR menunjukkan bahwa itu adalah [Unidentified Flying Insect Monsters]. Detailnya tidak muncul karena AR ini terhubung dengan peta.
Appraisal juga tidak bekerja saat aku coba menggunakannya, itu mungkin di luar jangkauan efektifnya.

“Apa apa? Ada sesuatu~?”
“Arisa, lanjut~?”
“Ada sesuatu nanodesu?”

Arisa bergantung padaku, mengeluarkan setengah badanya keluar dari tempat kusir. Ditambah lagi, Tama naik ke atas Arisa.
Aku hanya bisa membayangkan ini dari keberadaannya, tapi sepertinya Pochi juga naik tapi dia terjatuh.

“Ada yang terlihat seperti kabut hitam di sana.”
“Apa itu?”
“Warnanya hitam, jadi, kelelawar?”

Pochi mendorong kepalanya keluar dengan hidungnya muncul dahulu di sela kecil antara aku dan kanopi kereta. Aku ingin bilang ke dia bahwa dia menuju ke arah yang berlawanan.
Mata kami bertemu sesaat, lalu aku berikan tempat di depanku dan membenarkan arah Pochi.

“Tumpukan hitam bergerak nodesu.”

Oh, hebat. Dia bisa melihat sejauh itu?
Kalau mereka monster tipe terbang makau merek mungkin bisa sampai sini dalam 10 menit.
Dalam sesaat, aku putuskan bahwa aku akan menyembunyikan keretanya dan pergi keluar untuk melihat situasi.

“Lulu, panggil aku kalau kita mendekati hutan itu yang bisa kamu lihat dari sini.”
“I, iya.”

Aku letakkan Arisa yang menaiki kepala saya ke samping Lulu.

“Arisa, perhatikan pergerakan kabut hitam itu dari samping Lulu. Karena kabut hitam itu mungkin monster, bersiaplah untuk bertarung.”

Liza beraksi pada kata, ‘monster’.

“Pochi, Tama, bersiap untuk bertarung.”
“Aye aye sir~.”
“Roger~ nanodesu.”

Siapa yang mengajari mereka kata-kata itu? Ngga, aku tidak perlu mendengarnya, kebenaran selalu hanya ada satu seperti biasa.

Walaupun aku bilang untuk berisap bertarung, itu hanya untuk Liza memegang tobaknya dan untuk Pochi dan Tama untuk memegang pedang mereka. Tama memberikan batu-batu kerikil untuk melempar batu dari tas ke Pochi.
Aku pikir tasnya terlihat berat, jadi ada barang-barang itu di dalamnya huh.

Liza meletakkan batu yang dia terima dari mereka di tas kecil yang terikat di pinggangnya.
Aku keluarkan crossbow dari kotak dan menyiapkannya. Walaupun aku hanya menyiapkan tali busurnya. Aku belum menyiapkan boltnya, karena itu berbahaya.
Setelah aku konfirmasi bahwa persiapan Liza dan gadis-gadis sudah selesai, aku keluarkan 3 crossbow tambahan dan 200 bolt.





“Mereka datang, sebagian kabut hitam itu bergerak.”

Mereka masih di luar jangkauan peta. Saat aku lihat ke arah gunung lewat atas kepala Arisa, bagian dari kabut hitam di kaki gunung memang bergerak.
Aku bertukar tempat dengan Lulu untuk jadi kusir dan membuat Arisa dan dia kembali ke dalam kereta.

Setelah Liza dan gadis-gadis berkata bahwa persiapan mereka selesai, aku tingkatkan kecepatan keretanya.
Arisa bertanya padaku dengan suara kecil.

“Goshujin-sama, tidak bisakah level mereka dilihat dengan Menu atau semacamnya?”
“Mereka di luar jangkauan. Kalau aku bisa mendekat sekitar 10 Km maka aku akan tahu.”
“Aku minta izin untuk menggunakan magic kalau monsternya mendekat.”

Aku berikan izin untuk menggunakan magic selain yang unique dan yang ida gunakan di pasar loak.

“Aku ingin menggunakan ruang untuk menghindari monster (Dodge Field) juga. Aku juga ingin mendapat izin untuk menggunakan Sleep Wave, Sleep Field, dan ruang kelelahan <>.”

Aku berikan izin setelah mendengar penjelasan untuk setiap magic.

“Kalau musuhnya terlalu banyak, maka buat mereka tertidur dengan sleep magic.”
“Itu tidak efektif kalau lawannya sedang tidak tenang.”

Arisa berkata sambil tersenyum masam. Kalau begitu tidak ada gunanya dalam pertarungan?

“Itu kenapa aku ingin menggabungnya dengan <>.”
“Walaupun kamu tidak serng menggunakannya, kamu sudah mengerti tentang itu ya.”
“Yep~ Tapi sayangnya, karena itu tidak membedakan teman atau musuh, itu hanya untuk senjata terakhir.”
“Apa kamu tidak punya cara untuk menyerang langsung?”
“Aku bisa pakai peluru kejut (Psycho Ball) dan mind shockwave (Shockwave), tapi paling banyak hanya bisa membuat musuh terkena stun.”
“Kalau kamu bekerja sama dengan Liza, maka kedua serangan itu akan lumayan berguna.”

Aku berikan izin untuk menggunakan kedua magic itu.
Aku penasaran apa yang dikejar kerumunan monster itu?

“Babi hutan enam kaki (Dash Boar)?”

Rat-men ada di posisi yang sama dengan mereka. Titik-titik bersinar di peta bergerak bersamaan. Sepertinya mereka monster kavaleri. Kecepatannya mendekati 50 Km/H. Ada 5 dari mereka.

“Apa itu?”
“Monster-monster yang dikendarai oleh rat-men untuk melarikan diri dari kabut hitam.”

Level Dash Boar adalah 5-6, rat-men yang mengendarainya berlevel 3-7.
Posisi mereka buruk, kalau kami biarkan mereka maka mereka akan datang dari belakang kami.

Kabut hitam memasuki jangkauan peta beberapa menit lebih lama dari pasukan kavaleri.

“Monster-monster yang datang dari belakang disebut Flying Ant, mereka hanya sekitar level 2-4 tapi mereka menyusahkan karena serangan racun dan asam mereka.”
“Geh, apa racun dan asamnya mematikan?”
“Sepertinya asamnya membakar. Racunnya tipe melumpuhkan, jadi tidak apa kalau hanya tergigit.”

Walaupun begitu, kalau kami jadi lumpuh dengan ceroboh, kami akan dikerubungi sampai mati.
Sudah ada 50 Flying Ants yang sudah muncul mengejar rat-men.

Saat pembicaraan kami selesai, pasukan kavaleri tikus menembus hutan yang berjarak 200 meter dari kami dan menyeberangi jalan besar, melewati bukitnya.
Baiklah, sepertinya mereka tidak akan datang ke sini. Sambil minta maaf dalam hati pada para kuda, aku kuatkan hatiku dan menyambuk mereka. Aku, Liza dan gadis-gadis bisa menangani mereka, tapi akan berbahaya untuk Lulu dan kuda-kudanya kalau mereka menyusul.

Aku bisa mendengar suara serangan dari sisi lain hutan. Mereka totalnya ada 89 yang mengejar pasukan kavaleri tikus.

Kita biarkan saja mereka lewat.
Pikiran optimisku berakhir saat Arisa melaporkan dari belakang.

“Salah satu dari mereka datang ke sini.”