Wednesday 2 November 2016

4-12. Keberangkatan (2)

Satou di sini. Saya bukan orang yang sering bepergian, tapi saya sudah betah dengan kota yang baru saya tempati selama beberapa hari.
Saya ingin datang lagi untuk penarik turis yang terkenal.







Toko bukunya dimiliki oleh kakek beruban yang sudah pulih, Semone-san tidak ada di toko. Saya tidak bisa mengagumi proporsi yang menakjubkan itu... sayang sekali.

Penjaga toko memberi saya peta ke kota labirin.
Bagaimana ya, petanya seperti berteriak, “Ukuran? Apa itu? Rasanya enak?”. Walaupun saya tidak berpikir akan melihat simbol-simbol peta atau garis ketinggian, tapi sangat meragukan kalau benda ini memiliki konsep arah.
Mungkin terlihat di wajah saya, si kakek menjelaskan. Peta yang akurat adalah informasi yang dirahasiakan jadi hanya orang dari sisi kingdom bisa mendapatkannya. Saya rindu Google Map.

Karena ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali, saya beli 5 peta sampai mencapai kota labirin. Setelah itu, saya mengetahui bahwa guild pedagang menjual peta yang lebih baik.

Urusan saya selesai dengan ini, tapi penjaga toko, mendemonstrasikan semangat pedagang dan kebaikannya, merekomendasikan saya macam-macam buku.
Buku yang terlihat seperti akan berguna dalam perjalanan seperti, “Perjalanan ke Royal Capital”, “Kamus Tanaman Obat”, “Kamus Terbalik Perbaikan Kereta”, dll, saya tertarik dengan judul-judulnya jadi saya beli semua yang direkomendasikan.

Ada buku pengenalan woodworking, smithing, engraving, dan macam-macam buku yang berkaitan dengan pembuatan sesuatu, tapi karena tidak ada permintaan dan ditambah dengan semuanya buku tua, mereka tidak terlalu laku dijual.
Saat saya menunjukkan ketertarikan padanya, si penjaga toko mulai menumpuk buku satu demi satu. Karena mereka bisa dibeli dengan 2 koin emas untuk semuanya, saya putuskan untuk membeli semuanya.

Ditambah lagi, dia juga merekomendasikan buku bacaan yang bagus untuk dibaca selama perjalanan. Walaupun kebanyakan adalah tentang cinta atau pahlawan, tapi saya menemukan pengecualian seperti, “Medan Perang Kuno dan Labirin yang Melemah”, “Magician Gila dan Pasukan Kematian”, “Pria yang Membuat Labirin”. Saya beli ketiganya dan 5 buku bergambar yang populer.
Buku gambar itu bagus untuk belajar membaca.

Harganya sedikit di luar anggaran, jadi saya tawar jadi 10 koin emas.





Saya membeli terlalu banyak. Tas yang berisi hampir 30 buku itu lumayan berat. Kalau saya tidak punya kompensasi dari status, pinggang saya pasti sudah sakit.
Jumlahnya jadi banyak setelah saya menerima barang yang saya beli dari toko magic. Bukannya saya tidak bisa berjalan pulang sambil membawanya, tapi saya akan terlihat aneh jadi saya menunggu kereta taxi.

“Selamat siang, Onii-san yang lincah.”

Saya menengok ke arah suara di belakang.
Dengan wajah seakan mengatakan bahwa kejahilannya berhasil, di adalah teman gadis Zena-san, Lilio.

“Selamat siang, Lilio-san. Apa kamu meniru Zena-san?”
“Ehehe~ Apa saya lolos? Hey hey, apa jantungmu berdegup kencang?”

Entah mengapa saya mengerti bahwa saya tidak boleh membiarkan Lilio bertemu Arisa.

“Saya langsung sadar karena suaranya berbeda.”
“Eh~ Sayang sekali~ tapi tapi, bukannya itu cinta? Kekuatan cinta?”

Cewek sangat suka obrolan tentang cinta huh?
Lilio mendekat untuk menyodorkan badan kecilnya. Saya sudah punya bantak cewek loli, jadi saya dorong pundaknya menjauh jadi badan kami tidak saling menempel.

“Apa kamu sendirian hari ini?”
“Yep, prajurit yang lain sedang tidur~ Tapi Zena, dari kemarin siang sampai tengah malam ini, sedang berjaga sepa~njang waktu. Prajurit magic itu kekurangan orang ya?”

Saya mau bilang kata-kata perpisahan ke Zena-san sebelum saya pergi tapi...

Oke, akan saya ubah keberangkatannya jadi besok pagi.

“Lilio-san, bisakah kamu sampaikan pesan ke Zena-san?”
“Okay~ Tapi tidak ada kata-kata yang membuat dada saya panas oke? Kalau terlalu intens, bisa-bisa disalah artikan looh~”

Sambil menyilangkan tangannya, Lilio bicara dengan wajah yang buruk.
Saya minta dia untuk bilang ke Zena kalau saya akan pergi besok pagi-pagi. Lilio setuju untuk menyampaikan pesannya.

“Acha~ Cinta pertama Zena berakhir tak terbalas huh~.” Sepertinya dia bermaksud untuk melakukan monolog, tapi saya mendengarnya keras dan jelas.

Saya tidak membalasnya dan kembali ke penginapan gerbang dengan kereta taxi.





Di atas kereta, saya simpan bukunya ke dalam Item Box. Sat Arisa tahu kalau saya pergi ke toko buku, “Bukannya saya bilang untuk mengajak saya juga~”, dia marah, tapi setelah saya bilang kalau saya beli buku dasar magic untuk setiap elemen, senyumnya kembali.
Lagi pula, kamu mungkin belum belajar bagaimana cara membaca huruf Shiga kingdom kan?

“Jadi, kita akan berangkat?”

Karena Arisa bertanya, saya bilang ke semuanya kalau kita akan berangkat besok pagi.

“Saya akan pergi ke toko alchemist di distrik timur dan guild umum untuk menyelesaikan beberapa urusan, jadi periksa kalau ada yang kita lupa beli. Tidak apa untuk bermain kartu saat sudah selesai.”

“Kartu!”, “Nano desu!”, Pochi, Tama dan Lulu bergembira. Jarang melihat Lulu yang terlihat bahagia seperti gadis normal, saya klik tombol REC di hati saya.

“Tong kosong palsu terlalu ringan dan akan terlihat aneh, jadi saya pikir akan bagus untuk menyimpan kentang yang awet di dalamnya.”
“Sebentar lagi musim dingin, mungkin akan terlalu dingin di malam hari kalau tidur hanya dengan mantel. Saya pikir akan bagus untuk membeli selimut paling tidak untuk Goshujin-sama.”

Saya setuju dengan pendapat Arisa dan Liza dan membolehkan mereka untuk membelinya. Tentu saja selimutnya untuk empat orang. Karena Arisa melihat beberapa selimut dari katun pasar, saya izinkan dia untuk membelinya setelah mendengar harganya. <TLN: 4 selimut? Satou, Liza, Pochi, Tama, Arisa, Lulu. Yang 2 lagi pakai apa?>





Saya pergi ke toko alchemy sendirian, dan membeli banyak bahan dan kumpulan resep pereda sakit dan deodoran. Ini kekhawatiran yang mewah, tapi saat kamu belanja tanpa peduli uang sisa, mungkin karena tidak ada kesenangan dari perhitungan, jadi sedikit sepi.

Di guild umum, saya dengarkan progres dari permintaan saya pada Nado-san. Walaupun baru sehari, prosesnya sudah hampir selesai. Sisanya tidak ada di rumah jadi dia akan kembali lagi besok.
Nadi-san memberi saya sesuatu saat saya beri dia upahnya. Apa yang dia beri adalah sebuah keranjang besar yang berisi barang-barang seperti tas kecil berisi uang, sayuran, sandal, dan lain-lainnya.
Keluarga yang miskin memberi sayuran atau produk industri rumah daripada uang, bahkan ada sendok kayu dan lainnya. Sepertinya Nadi-san memang bilang bahwa hadiahnya tidak diperlukan tapi dia diberi semua itu sebelum dia bisa menolak.
Saya bilang ke dia bahwa saya akan meninggalkan kota Seryuu besok dan saya berikan dia hadiahnya sebagai bonus.

“Satou-san, tujuanmu berikutnya pasti antara royal capital atau capital dari duke-sama kan?”
“Bukan, saya bermaksud untuk pergi ke kota labirin.”
“Ada banyak demi-human di kota labirin, hidup pasti mudah di sana.”

Kalau dipikir-pikir, saya belum bertemu dengan demi-human paling terkenal, para elf. Saya pikir di kota Seryuu ada.

“Benar juga, saya sangat ingin melihat elf.”

Nadi-san menunjukkan senyum yang hampir tak terlihat mendengar balasan saya.
Dia melihat ke belakang dan memanggil si manajer. Itu adalah pak tua yang selalu tertidur.

“Tenchou~ tolong datang ke sini sebentar.” <TLN: Tenchou = manajer toko>

Manajernya datang sambil mengelus jenggotnya. Dia jauh lebih muda dari yang saya bayangkan. Dia agak kecil dan kurus, tapi dia adalah seorang pria tampan dengan rambut hitam kehijauan panjang yang sesuai.
Manajer yang datang ke sini tidak berkata apa-apa, Nadi-san mengangkat satu sisi rambutnya. Mereka terlihat familiar.

Lihat lihat, dia menunjuk dengan jarinya.

Telinga manajer, ujungnya sedikit tajam. Apa ia demi-human juga?

“Reaksi Satou-san terlalu ringan.”
“Maaf, ada apa dengan telinga tenchou-san?”

Nadi-san marah setelah mendengar jawaban saya.

“Mou~ Kamu bilang apa sih, saya menunjukkan kamu bukti karena kamu bilang kalau kami mau melihat elf.”
“Eh? Dia elf? Saya pikir telinga elf itu lebih panjang?”

Apa dia setengah elf?
Tenchou-san terlihat kesal dengan jawaban saya. Dia kembali ke posisinya dan melanjutkan tidurnya.
Sepertinya saya sudah menyinggung dia dengan jawaban saya.

“Mou~ Tenchou! Hanya karena kamu dianggap suku telinga panjang(Booch), tolong jangan langsung ngambek!”
“Suku macam apa itu? Kalau di kampung saya, katanya elf itu punya telinga sepanjang ini?”

Saya membuat gerakan untuk menunjukkan telinga panjang dengan jari saya.

“Apa yang Satou-san bilang itu adalah sebuah suku di antara suku telinga yang disebut suku telinga panjang(Booch). Mereka rata-rata lebih tinggi dari orang biasa, dan rambut mereka pirang daripada hijau. Mereka punya bakat dalam magic dan hidup selama elf. Emperor pertama Saga empire adalah seorang suku telinga dan raja dari pahlawan, jadi suku itu dianggap sakral. Mereka jarang keluar dari Saga Empire, karena mereka bahkan punya tempat suci di sana, mereka jadi jarang terlihat. Tetapi, mereka dibenci oleh elf dan disebut 『Elf Palsu』.”

Begitu, jangan sampai salah lain kali.
Saya minta maaf ke si manajer untuk ketidaksopanan saya. Karena si manajer menjawab dengan melambaikan tangannya sambil tidur, saya anggap saya dimaafkan.





Keesokan paginya, kami sudah menyelesaikan sarapan di kedai. Saya sudah bayar penginapannya juga.
Martha-chan bilang, “Lain kali menginap di sini juga yaa~” untuk perpisahan yang santai, saya tinggalkan penginapan dengan mengendarai kereta.

Saya pikir Zena-san akan mengantar saya pergi, tapi dia ada tugas begadang, dia mungkin masih tidur. Akan saya kirim surat nanti.

Saat kami berangkat saya melihat sebuah titik putih bergerak sepanjang dinding dalam.
Saya sapa ksatria Soun di gerbang masuk dan meninggalkan kota. Saya akan mengganggu orang kalau saya menunggu di sini.

Saat saya sedikit menjauh dari gerbang, saya mendengar, “Tunggu~”, dari belakang.
Karena saya akan menghalangi lalu lintas di sini, saya pergi ke tempat kosong di luar gerbang dan menghentikan keretanya.

Lalu lintas di gerbang terlihat tidak teratur saat saya lihat. Satu kuda keluar dari sana. Saya ambaikan tangan saya dari atas kereta.

“Satou-san!”

Zena-san datang ke sini dengan kuda sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan karena angin. Dia menggunakan gaun yang tidak cocok untuk mengendarai kuda. Dia menggunakan kosmetik yang berbeda dari biasanya.

“Saya lega saya sempat!”
“Zena-san, saya juga lega saya bisa bertemu kamu sebelum saya pergi.”

Sangat bagus bahwa saya tidak berakhir sebagai orang yang tidak tahu terima kasih.

“Kamu akan pergi ke kota labirin kan? Tolong kirim saya surat saat kamu sudah menetap di sana. Saya pasti akan membalas!”
“Iya, pasti akan saya kirim.”

Saya berpikir bahwa dia akan bilang bahwa dia ingin pergi bersama, tapi saya lega bahwa itu tentang surat.
“Janji kelingking~”, Arisa menunjukkan wajah nyengir dia dari kereta sambil mengatakan hal yang tidak perlu.

Zena-san menggigitnya dan meminta dengan semangat “Saya mau janji kelingking!”, saya tidak bisa menolak dan kami berjanji kelingking. <TLN: Menggigit maksudnya Zena gigit umpan dari Arisa.>
Melakukannya di umur segini, saya sedikit malu.

Saya akan mengucapkan selamat tinggal dengan benar ke Zena-san yang melihat ke kelingkingnya dengan gembira.

“Jadi, kita akan bertemu lagi lain kali! Saya pasti akan kirim surat setelah saya sampai di kota labirin.”
“Iya! Saya menunggu hari di mana saya bisa melihatmu lagi.”

Baguslah ini tidak menjadi perpisahan yang menyedihkan.
Reuni saya dengan dia akan terjadi lebih cepat dari yang saya kira, tapi saya masih belum tahu tentang itu sekarang.

Zena-san terus melambaikan tangannya sampai ksatria Soun menggenggamnya di kerah dan menyeretnya ke pos.






TLN: Gomeeeen...!!! Udah mulai sibuk kerja sekarang, jadi update cuma pas sempet ajah. Sorry yah...!! Tapi diusahain seminggu sekali ada. Ini buat minggu kemaren. Insya allah minggu ini ntar ada lagi.