Satou di sini. Saya sudah melakukan analisis diri dan pengembangan diri selama pencarian kerja.
Saya tidak ingin mengingatnya lagi.
◇
Saya duduk di kasur sambil meletakkan tas di samping.
Arisa melepaskan mantelnya segera setelah dia masuk kamar, dan saat dia mulai melepas bajunya juga, saya hentikan dia dengan chop di kepalanya.
“Aduduuh~ Apa, lagi nafsu sama saya kan?”
“Kita putuskan itu 10 tahun ke depan.”
“Tidak~ Ini kesempatan untuk menodai tubuh anak laki-laki...”
Sambil ngobrol tidak jelas, Arisa mulai memakai pakaiannya kembali dan duduk di kasur seberang.
“Tadi siang katanya mau konsultasi kan? Ada apa?”
“Mulai dari mana ya...?”
“Kenapa tidak ceritakan semuanya? Mereka bilang raja punya kuping keledai~.”
<TLN: http://www.worldstories.org.uk/stories/story/88-the-king-with-donkey-ears >
Bukannya cerita itu berakhir dengan semuanya jadi diketahui?
“Kalau begitu bagaimana kalau hilangkan bagian yang tidak ingin diketahui orang lain? Walaupun saya tidak bisa mengatakannya ke orang lain kalau saya diperintahkan~.”
“Benar juga...”
Skill jarak jauh tiga kali pakai yang saya gunakan waktu pertama sampai di sini? Lalu saya rubah ceritanya sedikit dengan hanya mengatakan bahwa saya menggunakan itu untuk memusnahkan suku sisik.
Saya bulang dengan nada yang tegas, tapi entah kenapa Arisa tersenyum pahit.
“Kenapa, saya bukan menyombong tahu?”
“Saya mengerti, tapi unique skill itu kartu tertutup kita, harusnya disembunyikan dengan baik.”
“Maaf, saya akan hati-hati.”
“Lalu, ingin konsultasi apa? Apa anggota suku sisik itu berasal dari ras yang sama dengan Liza?”
Arisa mendengarkan sambil memeluk lututnya di atas kasur. Karena rok barunya panjang, saya lega celana dalamnya tidak terlihat.”
Sukunya Liza hidup di tanah basah yang jauh dari sini, mereka semua dihabisi dalam pertikaian dengan suku weasel bertahun-tahun yang lalu, Liza menceritakan saya tentang itu saat pesta kodok panggang waktu itu. Sepertinya dia diculik oleh pemburu budak saat dia berkelana dengan keluarganya. Dia juga bilang kalau dia dan keluarganya takut dengan Dragon Valley jadi mereka tidak berani mendekatinya.
“Bukan, bukan itu, hanya saja walaupun saya tidak sengaja memusnahkan seluruh suku, saya tidak merasa bersalah. Saya merasa seperti perasaan bersalahnya hilang dengan mudah seperti tombol ON/OFF. Seperti seseorang memanipulasi hati saya...”
Kalau saya tidak hampir dimanipulasi oleh Arisa, saya mungkin tidak akan memikirkan ini...
“Mereka menyebutnya Paranoia di hidup saya sebelumnya! Tapi itu tidak akan memuaskanmu kan?”
“Ini berbeda dengan paranoia, ini seakan perasaan bersalah dikurung dalam closet... Susah menjelaskannya.”
“Fuh~n? Dari awalnya sudah berdarah dingin mungkin?”
“Karena saya seorang programmer saya memang suka berpikir efisien, tapi saya tidak berpikir kalau saya berdarah dingin. Saat game yang saya buat diejek (di internet), saya jadi depresi selama beberapa hari.”
“Hee~ Jadi awalnya game developer? Game macam apa itu?”
“Saya akan bicara tentang itu nanti. Daripada itu”
“Mau tahu sebab tombol ON/OFF di perasaan?”
Arisa yang memotong kata-kata saya, tersenyum nakal.
“Mungkin atribut MND (kekuatan mental) terlalu tinggi?”
“Itu memang tinggi tapi...”
“Kalau VIT (Ketahanan) tinggi, jadi bisa menerima banyak serangan kan? MND itu versi mentalnya. Lagipula, kamu membiarkan diri tersiksa dengan rasa bersalah, kalau bukan masocist , harusnya hilang dengan cepat.”
Begitu ya?
Saya pikir ini perbuatan seseorang, tapi ini hanya masalah status saya...
◇
“Lalu berikutnya.”
“Ouke~y, datang padaku~”
Arisa bermain-main, tapi melegakan hati punya penjaga rahasia seperti ini.
“Berdasarkan logika barusan, kalau saya punya INT (Kecerdasan) tinggi maka saya harusnya punya ingatan yang bagus, tapi saya merasa saya jadi sangat pelupa dibandingkan sebelumnya. Apa artinya ini?”
“Uwah~ eh~, semuda ini sudah terkena amnesia?”
Saya mau chop dia tapi Arisa dengan cepat membuat posisi untuk menahan.
Karena postur paniknya lucu, saya biarkan dia kali ini.
“Saya bercanda, walaupun pemahaman dan ingatan memang meningkat dengan INT, bukan berarti mereka naik bersamaan. Kalau INT tinggi berarti tidak bisa melupakan sesuatu maka tidak akan ada ilmuwan yang ceroboh kan?”
Tidak mungkin...
Mentor saya adalah seorang profesor yang sangat dekat dalam mendapatkan Nobel. Episode kecerobohan dia, seperti lentera yang berputar, terlintas di pikiran saya.
“....Berarti, saya benar-benar cuma paranoid?”
“Sepertinya begitu~”
Arisa merebahkan diri di kasur dan tertawa.
Omong-omong, saya awalnya jadi paranoid karena percobaan mind magic gadis ini...
Walau sambil berpikir begitu, saya tidak terlalu kekanakan untuk mengucapkannya.
◇
“Hey Arisa.”
“Apa? Mau jadi lengket?”
“Saya akan menahan diri dari itu.”
Gadis ini benar-benar suka mengucapkan satu kata terlalu banyak.
“Level dan Skill itu apa sih?”
“Seperti yang ada di RPG?”
“Ada arti lain selain itu?”
“Saya tidak tahu. Saya tidak bertanya saat saya bertemu dewa, dan dia tidak menjawab saat saya coba memanggil setelah saya bereinkarnasi.”
“Beritahu saya apa yang kamu tahu.”
“Kalau begitu, saya pikir bisa dibilang kalau skill itu kumpulan pengalaman dan pengetahuan? Saat punya skill, bukannya terasa seperti [Entah kenapa] bisa tahu apa dan bagaimana tentang sesuatu? Mungkin itu dekat dengan intuisi. Misalnya, kamu bisa masak tanpa skill, tapi kalau orang lain dengan skill memasak lebih tinggi memasak dengan bahan dan alat yang sama, maka dia akan membuat sesuatu yang lebih enak.”
Begitu... Tapi, skill Appraisal dan Estimation sangat mencolok?
Lalu, apa ‘itu’ juga beda? Saya konfirmasi dengan Arisa.
“Bagaimana dengan sesuatu seperti skill Contract, yang jelas-jelas menampilkan efeknya?”
“Yaa, skill Contract itu semacam skill magic. Ada chant dan juga MP untuk kontraknya. Tapi pada dasarnya sama dengan skill lain tahu? Walaupun tidak punya skillnya, seseorang masih bisa chant dan menggunakan spell kontrak kalau punya MP banyak. Tapi, seperti skill magic lain, kalau tidak punya skill Contract, MP yang dibutuhkan untuk menggunakan spellnya akan bertambah drastis dan kesempatan suksesnya akan berkurang banyak, membuatnya mustahil dipakai.”
Saya bertanya tentang level skill juga.
“Ini standar untuk level skill; level 1 itu Pemula, level 2 itu Ful-fledged, level 5 itu Mahir, level 7 itu Ahli, dan level 9 itu Jenius. Katanya level 10 itu kelas dewa~ tapi saya tidak pernah melihatnya~.”
Begitu ya, saya biasanya meningkatkan skill ke level 10... Pantas saja saya selalu mendapat harga pasar dengan benar, dan hampir selalu berhasil ketika menawar harga.
“Apa Unique Skill punya level juga?”
“Tidak. Ini diberi tahu oleh dewa saat saya reinkarnasi, unique skill itu adalah serpihan dari kekuatan dewa jadi tidak ada level. Kuasai dengan baik, katanya~”
Serpihan kekuatan dewa?
Memang Meteor Shower pantas dengan julukan itu, tapi selain itu biasa saja.
“Apa!? Ada apa dengan ekspresi itu?”
“Yaa, saat kamu bilang kalau unique skill itu serpihan kekuatan dewa, saya pikir kalu unique skill saya itu biasa saja...”
“Cukup untuk membuat ekspresi seperti itu?”
Walaupun saya tidak punya bukti untuk ini, saya putuskan untuk memberi tahu dia tentang [Menu]. Walaupun tingkah dan perkataannya seperti itu, Arisa terlihat bisa diandalkan, dia sepertinya akan berguna kalau saya beri tahu.
Saya tidak bermaksud untuk memberi tahu dia detailnya. Saya hanya akan memberi tahu dia gambaran kasar tentang fungsinya.
“Saya bilang karena unique skill saya itu Menu dengan performa yang sama dengan yang Arisa dan Yuusha punya.”
“Yaa, saya akan dengarkan kalau maunya begitu, tapi akan lebih baik kalau dirahasiain tahu?”
Arisa menasihati saya.
“Saya tidak masalah, tapi jangan beri tahu siapa-siapa ini [Perintah].”
“Okee~ akan saya bawa sampai mati.”
Arisa berlutut di kasur, dan menepuk dada ratanya dengan angkuh.
“Menu saya punya Self-Status, Status Check, Hide Skill dan Inventory seperti skill Arisa.”
“Seperti yang kuduga dari unique skill, benar-benar cheat~ Tapi bukannya itu biasa saja untuk unique skill?”
“Bukan itu saja. Walaupun saya bisa memilih untuk memasukkan poin ke skill yang mana, saya tidak bisa memilih untuk semua skill seperti Arisa. Ini cuma berlaku untuk skill yang saya dapat dari pengalaman.”
“Uwah, bukannya itu versi lebih jelek untuk unique skill?”
“Hide Skill dari Menu lebih bagus. Itu bisa menyembunyikan skill apapun.”
“Sepertinya~”
Sepertinya Arisa sudah menebaknya.
“Maksudnya, bukannya tadi di kota pakai skill Appraisal? Pandanganmu tidak biasa dan keputusannya terlalu tepat~”
Ga, gadis ini, apa dia agen dari suatu tempat?
“Saya bagus dalam mengamati orang. Dan skill untuk mendeteksi krisis juga ada kan? Walaupun gerakanmu dengan pemalsu kecelakaan benar-benar bagus, menyadari itu akan terjadi itu sudah hebat.”
“Itu juga bagian dari Menu. Saya bisa mengerti posisi orang di sekitar dengan tampilan radar. Ada juga tampilan peta. Itu juga punya fungsi auto-mapping. Petanya perlahan terisi sesuai dengan perjalanan saya. Ini benar-benar penolong di dalam labirin.”
“Begitu, ini benar-benar [Menu]. Tidakkah kamu salah mengira kalau ini di dalam game dengan mempunyai unique skill tanpa penjelasan?”
“Saya malah berpikir ini ada di dalam mimpi.”
“Yaa, itu sulit dipercaya memang~” Arisa mengangguk dengan mengerti.
◇
Sekalian, Arisa-sensei juga mengajari saya tentang level.
“...Itu kenapa bertarung dan belajar juga bisa meningkatkan level, jadi, kalau seseorang aktif mempelajari sesuatu, maka dia akan mendapat EXP. Saat EXPnya mencapai nilai tertentu, maka levelnya akan naik. Sepertinya EXP akan naik lebih cepat dengan mengalahkan monster tertentu.”
Sepertinya dia dengar tentang monster itu dari seorang prajurit dan ksatria di kampung halamannya.
Itu memberikan jauh lebih banyak EXP dibandingkan monster yang biasa mereka buru.
“Hoo? Kamu tahu kenapa?”
“Tidak sama sekali, saya tidak pernah melawan monster.”
“Tapi” Arisa melanjutkan.
“Kalau Goshujin-sama, maka pasti tahu kan? Dari apa yang saya dengar dari Liza dan lainnya, mereka naik 10 level dalam 1 hari di labirin. Itu lebih tinggi dari hasil saya belajar mati-matian selama 7 tahun tahu?”
“Memang, itu pertumbuhan yang tidak normal kalau dipikir-pikir.”
“Iya kan~. Maka dari itu, untuk meningkatkan kesempatan bertahan hidup, kita harus pergi ke kota labirin untuk naik level~.”
Dia bilang hal yang sama tadi siang...
Kalau diingat-ingat, dia bilang hal aneh lain waktu itu.
“Omong-omong, apa itu musim raja iblis?”
“Apa mungkin mereka tidak menyebutnya begitu di sini? Di negara saya kami menyebut itu untuk musim di mana raja iblis menyerang setelah siklus sekitar 66 tahun.”