Satou di sini. Saya memang punya SIM tapi saya tidak pernah benar-benar mengendarai mobil selama beberapa tahun.
Sebagai seorang pria yang tinggal di tengah kota, saya sudah puas dengan kendaraan umum.
Kalau saya punya mobil, akan memudahkan di kemudian hari...
◇
“Kami cuma punya delman di sini. Kalau kamu mau beli kereta maka pesan di guild pekerja di dinding dalam.”
Saya mencoba bilang ke orang di area kandang kuda di dekat gerbang, tapi mereka tidak menjualnya di sana. Apa ini seperti mencoba membeli mobil di pangkalan taksi? Saya sedikit malu.
“Guild pedagang harusnya menjual kereta kalau kamu mau yang bekas. Mereka sedang mencari pembeli kalau tidak salah.”
Kusir lain memotong saat kami bicara.
Saya berterima kasih, lalu saya mengendarai delman dia ke guild pedagang. Saya minta pada Arisa dan Liza untuk membawa barang-barang kembali ke penginapan.
◇
Kusir yang mengantar saya ke guild pedagang dengan baik hati menengahi saya dengan guild.
“Kami biasanya tidak menjual ke orang di luar anggota guild, tapi karena kamu diperkenalkan oleh Yosagu-san, akan saya buat pengecualian.
Yosagu itu nama kusirnya. Tidak terlalu penting, tapi nama pedagang ini Sunifun-san.
Dia menunjukkan saya 2 kereta. Satunya kereta tertutup. Luasnya sekitar 4 tatami mungkin? Yang satunya lagi kereta berbentuk balok. Tingginya sekitar 2 meter dan ada tempat bagasi di atapnya. Luas dalamnya sama.
Kereta tertutup harganya 10 koin emas. Yang berbentuk balok 30 koin emas. Yang berbentuk balok lebih kuat dan aman, tapi butuh 4-6 kuda untuk menariknya. Kereta tertutup tergantung bawaannya, kalau bawaannya ringan maka hanya butuh 1-2 kuda.
Saya mau yang aman jadi saya akan membeli yang berbentuk balok, tapi katanya titik beratnya tinggi, mengoperasikannya susah, jadi saya tidak jadi.
Saya punya SIM mobil, tapi mengendarai kereta? Karena saya tidak punya pengalaman, saya harus hati-hati.
Saya minta untuk ditunjukkan dulu sebelum saya beli. Bagian dalam keretanya, bagaimana ya, normal. Di bawah kursi kusir, ada tempat tersembunyi untuk barang-barang berharga. Sepertinya itu dimodel ulang oleh pemilik sebelumnya.
“Saya mau beli kereta tertutup ini, tapi bisakah kamu sediakan juga kudanya?”
“Oke, kami bisa siapkan dua kuda Gontsu dari guild untukmu. Kami bisa siapkan empat kalau keledai, tapi tergantung muatan dan tujuannya, mereka mungkin tidak cocok.”
Saya bilang kalau tujuan saya kota labirin dan muatannya adalah 6 orang dan kebutuhan mereka, dia menyarankan kuda Gontsu untuk tugas itu. Kalau saya bawa beban berat, walaupun lebih pelan, dia bilang keledai lebih baik.
Kalau kamu mau cepat, maka kuda Shuberian yang kamu mau tapi sepertinya semuanya sudah dibeli oleh pemimpin daerah.
Harga untuk dua kuda dan keretanya adalah 20 koin emas tapi saya berhasil menurunkannya jadi 18.
Sunifun-san terkejut melihat saya membayar penuh dan kontan.
Biasanya orang akan dapat tagihan dulu, dan membayar nanti. “Saya orangnya gegabah, saya biasa diomeli orang-orang rumah karena itu.”, saya berasalan seakan saya anak seorang bangsawan yang tidak peduli tentang dunia.
“Satou-sama, karena 6 orang pergi ke labirin, akan disayangkan kalau kamu tidak membawa apa-apa.”
Begitu ya?
Memang, setengah tempat yang ada masih bisa dipakai. Apalagi, saya dan Arisa juga punya banyak kapasitas penyimpanan.
“Punya produk untuk direkomendasi?”
“Oke, saya pikir crossbow dan bolt akan punya banyak permintaan di kota labirin. Karena crossbow dari kota Seryuu dibuat untuk menembak Wyvern di langit, specnya lebih tinggi dari daerah lain jadi pasti akan laku terjual. Dan juga, karena sekarang bisa mendapatkan kulit dan bulu kambing dengan murah karena musim, saya pikir akan mudah mendapat keuntungan dengan itu.”
“Permisi, apa Satou-sama punya izin berdagang?”
“Sayangnya, tidak punya.”
Jadi izin itu benar-benar diperlukan?
“Sayang sekali, kami hanya bisa membuat izin dengan 10 koin emas.”
“Itu lumayan mahal.”
“Seseorang tidak membutuhkan izin untuk menjual dalam jumlah kecil di dalam kota, tapi kalau kamu memasuki kota tanpa memiliki izin maka kamu tidak akan terlewatkan dari biaya pajaknya jadi keuntungannya hampir tidak ada.”
Begitu, jadi saya harus simpan semua itu di dalam Storage untuk menghindari biaya...
Tapi tidak ada alasan untuk mendapatkan uang dengan ilegal.
“Kalau kamu tidak pergi ke kota lain maka ada barang yang tidak dikenakan pajak di kota labirin, tapi karena pajak untuk barang ini di kota lain cukup tinggi, tidak ada artinya.”
“Barang macam apa itu?”
“Karena tidak ada permintaan di kota ini, barang itu tidak ada namanya di ini, tapi barang itu mendapat permintaan konstan di kota labirin. Itu adalah bahan alchemy yang bernama Dragon White Stone.”
Saya pikir wajah saya berubah saat saya dengar namanya. Karena Sunifun-san menanyakannya, saya beritahu dia tentang penipuan yang saya temui di distrik timur.
“Begitu, pantas saja wajahmu begitu. Tapi, yang di sini sudah dijamin oleh asosiasi pedagang.”
Sepertinya mereka menjual satu tong kecil dengan 10 koin emas, sama dengan harga pasarnya. Omong-omong, sepertinya kamu bisa dengan mudah menjual jumlah itu dengan harga 20 koin emas di kota labirin.
Kalau saya bisa menjualnya dengan harga 2 kali lipat maka tidakkah saya akan mendapat banyak untung?
Saya pikir begitu, tapi dia bilang bahwa karena biaya saat memasuki kota di jalan dan biaya transportasi, untungnya jadi kecil.
“Kalau batunya tidak terjual, maka kamu bisa membawanya ke guild pekerja, mereka akan membelinya dengan harga kamu membelinya di sini. Kalau kamu mau, kami bisa membuat surat resmi untuk menjamin kualitasnya.”
Saya hampir dibuat untuk membeli dalam jumlah besar, tapi saya menolak dengan mengatakan bahwa tidak akan ada tempat untuk air dan makanan kalau saya membeli terlalu banyak.
Saya akhirnya membeli 6 tong kecil Dragon White Stone, 100 potong kulit kambing, 100 gulung wool, 10 crossbow dan 1000 bolt.
Karena semuanya menghabiskan 70 koin emas walau telah saya tawar harganya, saya teken kontrak sementara, dan akan saya bayar besok bersama dengan pertukaran barang.
◇
Sekarang, saya mengendarai kereta tertutup di luar kota Seryuu ...Walaupun begitu, bukannya kami sudah berangkat.
Setelah saya menyelesaikan urusan di guild, di luar, saya meminta Sunifun-san untuk memperkenalkan saya pada orang yang bisa mengajari saya cara mengendarai keretanya. Di sana, Yosagu-san yang sedang menunggu saya kembali bilang, “Kalau begitu, biarkan orang tua ini mengajarimu.”, dan begitulah kejadiannya.
Saat Yosagu-san mulai mengajari dasar mengoperasikan kereta.
>[Mendapatkan Skill Marshaling]
Seperti biasa, saya masukkan 1 poin skill dan mengaktifkannya. ...Jadi itu tidak termasuk di skill Operation.
Agak aneh, tapi saya bisa mengendalikan keretanya. Saat latihan, saya naikkan level skillnya 1, tidak setinggi level Yosagu-san yaitu level 3, tapi karena saya sudah bisa mengendalikannya dengan baik, saya berhenti menaikkan levelnya.
“Orang muda belajarnya cepat ya.”
“Itu karena cara mengajar Yosagu-san yang bagus.”
Mengabaikan cheat dari skill, cara mengajar Yosagu-san memang benar-benar bagus. Saya gagal sekali tapi dia mengajari saya tentang apa yang harus saya perhatikan. Dia mungkin cocok untuk menjadi seorang pelatih.
Terutama saat saya memperlakukan keretanya seperti mobil, melupakan bahwa kuda juga makhluk hidup, dia marah berkali-kali...
“Kamu sudah cukup bagus seperti ini.”
“Terima kasih banyak.”
“Berikutnya saya akan mengajarimu bagaimana cara memperbaiki dan melepas kuk yang menghubungkan kuda dengan keretanya. Kelelahan kuda tergantung sebagus apa kamu memasangnya. Kalau kamu menghargai kudamu, jangan malas di sini.”
Yosagu-san terlihat lebih serius dari saat dia mengajari saya bagaimana cara mengendarai kereta. Dia mungkin suka kuda. Setelah latihan ketat selama 1 jam, saya akhirnya diluluskan oleh Yosagu-san.
Saya pikir itu memakan waktu lama, tapi Yosagu-san bilang kalau biasanya seseorang hanya sedikit memahami luarnya saja dalam setengah ari, dia kagum.
Yosagu-san bilang kalau dia kusir yang bekerja untuk sebuah karavan sebelum dia bekerja sebagai kusir delman di kota Seryuu. Dia mengajari saya berbagai hal seperti crossbow dan tombak bagus untuk mempertahankan kereta, atau saya harus selalu mengisi ulang air minum di kota-kota karena air tidak selalu ada di tempat yang ditandai di peta, atau saat kami istirahat, saya tidak boleh lupa untuk memberi batu garam ke kuda bersamaan dengan air.
◇
Kami kembali ke guild pedagang dengan kereta. Karena kereta Yosagu-san ditinggalkan di guild, kami pergi ke sana untuk mengambilnya.
Dalam perjalanan ke sana, Yosagu-san berbicara tentang brothel di kota Seryuu. Sepertinya dia senang dengan dada besar.
Sebagai terima kasih untuk mengajari saya berbagai hal, saya putuskan untuk mentraktir dia di toko yang dia tawarkan, besok malam. Karena ada banyak loli di sekitar saya belakangan ini, ini akan menyenangkan.
◇
Sebelum kembali ke penginapan Monzen dengan kereta tertutup, saya pergi mengambil baju saya. Saya datang tepat saat bajunya diantarkan, jadi saya bisa bertemu dengan penjahit yang dikabarkan itu. Saya merasa saya pernah melihat mukanya, lalu saya sadar kalau dia adalah teman mandi (lol) yang saya temui di hari pertama, ini memalukan. Ini mengejutkan bahwa dia juga ingat saya, tapi tidak ada perkembangan yang berarti, dan saya berterima kasih untuk kualitas bajunya sebagai etiket.
◇
Saya mengendarai kereta ke halaman penginapan Monzen. Martha-chan sedang ada di halaman, jadi saya bilang kalau saya sudah membeli keretanya. Karena ada ruang di dalam kandang, sepertinya tidak apa. Tetapi, saya harus membayar untuk biaya parkirnya karena tagihannya berbeda dengan ruangan penginapan biasa.
“Selat datang~?”
“Nanodesu~”
Saat saya bicara dengan Martha-chan, Pochi dan Tama berlari dari bayangan di belakang halaman. Tama mungkin mau bilang selamat datang. Dua orang juga muncul dari bayangan. Gadis pembantu (Yuni) juga bersama mereka. Apa dia tidak punya anggapan buruk pada demi-human?
Arisa dan gadis lainnya sepertinya sedang bermain di tempat teduh di kebun di halaman. Tidak, itu tidak tepat. Mereka mencoba belajar huruf-huruf dari kartu belajar.
Pada awalnya, sepertinya Martha-chan yang mengajar, berperan sebagai guru.
Tapi di tengah-tengah, “Ayo tauh kartunya menghadap ke atas lalu baca hurufnya, lalu kalau kamu bisa menebak isi di belakangnya, kamu ambil.”, Arisa mengusulkan sesi belajar yang seperti permainan, tapi karena anggota lainnya tidak tahu tentang permainan itu, mereka jadi ketagihan.
Permainan sudah berlanjut selama dua jam. Yang paling banyak menang itu Arisa, diikuti dengan Pochi, Lulu, Yuni, Tama, dan Liza berturut-turut.
Saya tinggalkan kudanya untuk diurus oleh mereka, dan membawa Arisa saja ke kamar. Ekspresi Lulu jadi agak murung, tapi saya bisa menjelaskan salah paham ini nanti.