Monday 5 September 2016

4-2. Belanjanya Gadis-Gadis Kecil

“Okee~ Ayo berangkat~. Semua, ikuti saya~.”

Dengan komando Arisa, Pochi dan Tama mengikuti. Arisa bicara seakan dia bukan budak tapi seorang Nyonya. Saya tidak mungkin bisa melakukannya, tapi saya tidak berpikir melakukannya juga.
Walaupun Goshujin-sama mengizinkan, sebagai seorang budak saya tidak boleh ikut campur...

“Pertama-tama, celana dalam! Jadi celana dalam macam apa yang kalian pakai?”

Sambil berkata begitu, Arisa mengangkat mantel dan rok Pochi untuk mengecek. Walaupun dia gadis dan dari ras yang berbeda, saya pikir dia harusnya lebih hati-hati, tapi apa mungkin tidak apa karena dia masih kecil?

“Bohong~ Kamu tidak memakai celana dalam! Jangan-jangan, Liza-san juga?”
“Iya, saya tidak memakai celana dalam.”

Arisa berkata, “Aku tidak percaya~”, dengan berlebihan sambil tangannya bertumpuk di mulutnya yang terbuka. Itu semacam ekspresi, tapi karena kami dari ras yang berbeda, kami tidak begitu mengerti.

“Kita akan beli celana dalam untuk semuanya~ Sekarang, ayo pergi!”
“Oou~”
“Oou~, nanodesu”

Seakan melupakan sesuatu, Arisa menggandeng Tama dan Pochi sambil berjalan bersama. Karena ketiganya anak-anak, mereka bisa menjadi mangsa pencopet atau kriminal, jadi saya mengikuti dengan dekat.

“Tapi, celana dalam negara ini berbentuk knicker juga. Mungkin saya harus buat sendiri kalau mau bra dan celana pendek yang lucu~”

Dia terlihat tidak puas dengan pilihan yang ada di toko. Saya tidak mengerti istilahnya, tapi mungkin itu tipe celana dalam?

“Ini lebih baik daripada tidak ada celana dalam sih, Liza-san, permisi sebentar.”

Setelah berkata begitu, Arisa memeluk pinggang saya. Rupanya dia mengukur ukurannya.

“Paman, tolong beri saya 9 dengan ukuran ini, dan 3 untuk ini dan itu. Berapa harganya?”

Dia mencoba menawar harga yang diberikan penjaga toko yaitu 10 koin tembaga besar dengan percaya diri dan menurunkannya menjadi 6 koin tembaga besar. Apalagi, dia juga dapat 5 benang dekorasi sebagai bonus. Apa dia punya skill Negotiation dan Haggling?
Pantas saja dia dipercayai untuk belanja oleh Goshujin-sama.

15 potong celana dalam dimasukkan dalam tas. Pekerjaan fisik itu bagian saya.





“Kuh~ Saya dikalahkan oleh aroma manis ini~”
“Baunya enak~”
“Nanodesu~”

Saya hentikan ketiga orang yang terhuyung-huyung menuju kios dengan aroma yang manis dan kami kembali berbelanja. Walaupun dia terlihat bisa diandalkan, dia memang masih kecil.

“Apa yang tersedia untuk pakaian~? Bahannya dari linen atau katun huh~ Uwa, ada baju dari rumput yang dirajut juga! Semuanya, baju macam apa yang kalian suka?”

Pochi dan Tama kebingungan. Mereka tidak pernah memilih pakaian sebelumnya. Saya pernah memesan pakaian sekali saat saya masih bersama suku saya, tapi selain itu saya biasanya menggunakan pakaian bekas orang. Dia mungkin datang dari keluarga kaya.

“Saya tidak masalah jenis apa, selama bisa dipakai. Karena saya bertarung dengan tombak, pakaian yang kuat akan lebih bagus.”

“Begitu, ayo cari pakaian untuk ksatria yang terlihat lucu! Saya bersemangat!”
“Semangat~”
“Nanodesu~”

Saya pikir pakaiannya tidak perlu lucu, tapi tidak hanya Arisa, Pochi dan Tama terlihat senang juga. Mereka mungkin terbawa suasana.

“Ini, bagaimana dengan one-piece ini? Warna hijaunya bagus, dan dekorasi mansetnya juga bagus~ Apalagi belakangnya terbuka, jadi saat kamu mengibaskan rambut, kamu bisa menggoda laki-laki dengan serangan~.”
“Arisa, saya senang kamu memilih baju untuk saya, tapi saya memilih baju dan celana ini. Ini terlihat mudah digunakan saat bertarung dan kainnya tebal jadi akan tahan lama.”

Dia sepertinya tidak suka pilihan saya, Arisa menggaruk kepalanya yang tertutup mantel. Mengabaikan demi-human seperti kami, kenapa manusia seperti dia menutupi kepalanya dengan mantel? Ini aneh.

Pada akhirnya, selain Arisa, semua membeli 2 set baju dan celana panjang, dan sebuah one-piece yang direkomendasikan Arisa.

“Arisa, kami puas hanya dengan satu set pakaian. Saya tidak mau menghamburkan uang Goshujin-sama...”
“Ini bukan penghamburan! Kalau kita berpakaian jelek, kita akan menjelekkan Goshujin-sama! Tidak perlu pakaian yang mencolok, tapi kita butuh pakaian ganti!”

Arisa berkata dengan lantang. Seorang gadis dengan ras yang sama dengan Goshujin-sama bersikeras sejauh ini. Ini pasti penting kalau begitu.

Kami beli dari 4 kios, dan seperti yang diduga, 15 potong pakaian itu banyak.
Karena tidak akan cukup di dalam tas, kami membeli tas punggung untuk setiap orang untuk membawa belanjaan masing-masing. Tentu saja saya membawa bagian Lulu, yang sedang tidur di penginapan.

Kami menghabiskan 4 koin perak dan 2 koin tembaga besar sejauh ini. Apa tidak apa-apa untuk budak menghabiskan uang sebanyak ini?





“Berikutnya, sepatu~”
“Sepatu~?”
“Kita sudah punya sepatu nodesu.”

Tama memiringkan kepalanya, Pochi menunjuk ke kakinya yang memakai sandal.
Itu tidak terbatas pada budak seperti kami, warga miskin biasa juga tidak memakai sepatu.

“Tidakkah sepatu terlalu mewah?”

Kami menghabiskan banyak uang seakan itu wajar. Saya takut kalau ini terlalu berlebihan. Saya tidak masalah dihukum, tapi saat saya berpikir bahwa Goshujin-sama akan benci pada saya, hati saya membeku.

“Kalau kamu menggunakan badamu untuk bertarung, memakai sandal akan berbahaya tahu sepatu boot atau setidaknya sepatu dari kulit yang tebal lebih baik.”

“Kulit kami kuta, jadi tidak apa-apa.”

Arisa menggelengkan kepalanya.

“Gigitan serangga, dan di antara mereka ada yang beracun, binatang seperti itu ada. Kalau kakimu terluka, walaupun kamu hero, kamu masih bisa mati! Karena itu, kita harus beli sepatu.”

Dia dengan agak memaksa pergi ke toko, tapi penjaga menolak.
Arisa mencoba memaksa masuk, tapi penjaga toko tidak terlihat seperti dia akan berkompromi.

“Kenapa tidak boleh!?”
“Siapa yang mau menyentuh kaki demi-human!? Orang-orang ini sudah benar tidak beralas kaki. Kalian mengganggu bisnis saya, pergi sana!”

Karena dia akan mendorong Arisa, saya angkat dia dari belakang. Pukulan penjaga toko mengenai perut saya, tapi tenaganya lemah, tidak sakit sama sekali.

Setelah menghabiskan waktu di labirin bersama Goshujin-sama, sepertinya saya jadi kuat.

Kalau dibolehkan, saya ingin bertarung di labirin bersama Goshujin-sama lagi. Daging bakar kodok itu lezat ...Tidak, ini bukan demi daging bakar sama sekali. Saya senang bisa membantu di labirin.





“Oke~ Saya sudah pulih, berikutnya barang sehari-hari!”
“Barang~”
“Barang nanodesu~”

Apa Pochi dan Tama mengerti barang sehari-hari itu apa...

“Arisa, barang seperti apa yang kita beli? Kalau peralatan makan dan masak kita sudah punya beberapa.”
“Begitu ya~ kalau begitu, kita lewatkan barang-barang yang sudah saya punya dan yang sepertinya tidak dibutuhkan.”

Arisa menyebutkan barang-barangnya seakan bernyanyi.

“Apa saja yang ada yaa~ sisir, cermin tangan, cangkir, botol air, jarum jahit, benang, gunting baju, handuk, pena dan tinta, lalu kertas, mungkin?”

“Arisa, bukankah cermin tangan terlalu mahal? Lagipula, peralatan menjahit dan menulis untuk apa?”

“Alat tulis itu permintaan dari Goshujin-sama. Peralatan jahit akan digunakan oleh saya. Karena saya cosplayer yang mandiri waktu itu, walaupun tanpa skill, saya bisa memakai peralatan jahit~ Saya juga bisa membuat celana dalam lucu dan pakaian untuk datang bulan~”

Kami sudah selesai mengumpulkan barang sehari-hari dari macam-macam toko, tapi kami ada akhirnya tidak membeli cermin tangan. Cermin tangan harganya tepat 3 koin perak. Walaupun Arisa telah menawarnya, harganya masih di luar budget kami. <TLN: Budget=anggaran>

Dia dengan siap menyerah membeli gunting dan jarum, tapi dia hanya menyerah pada cermin tangan setelah ragu dengan sangat tentangnya.





“Oke, misi selesai~ Berikutnya adalah cemilan yang ditunggu-tunggu~”
“Cemilan~ Daging~”
“Daging~ Nanodesu~”
“Walaupun kita baru sarapan tadi pagi, kita masih makan lagi?”

Saya pikir makan hanya untuk pagi dan malam hari, apa berbeda untuk dia?
Memang kita makan banyak di labirin, tapi itu kesempatan spesial untuk memulihkan tenaga kami yang hilang karena bertarung terus-menerus.

“Makan manis itu dibutuhkan untuk kehidupan berbudaya!”

Goshujin-sama sudah membolehkan, saya tidak akan terlalu menentang.
Walaupun kami sedang memilih makanan dari kedai-kedai, dia tidak lupa mengambil buah-buahan untuk Lulu. Karena Lulu sepertinya kakak dia, dia seorang adik yang memikirkan tentang saudaranya.

“Semua, apa yang ingin kalian makan?”
“Daging~!”
“Daging!”
“Daging itu enak.”

Arisa jadi terlihat sedikit kecewa.
Saya pikir tidak ada yang lebih enak dari daging, apa itu berbeda untuk manusia?

“Daging macam apa?”
“Yang ada tusuknya~”
“Daging yang menempel di tulang nanodesu~”
“Saya ingin daging kaki burung yang dibakar.”

Setelah mendengar pendapat kami, Arisa mengumumkan.

“Okee, karena budgetnya banyak, kita pergi bergiliran~”

Setelah itu, adalah waktu bahagia. Dengan cukup garam dan minyak, aroma lezat yang semerbak, daging domba gunung yang dibakar, saya tidak tahu jenis yang mana, tapi itu daging yang menempel di tulang dengan tekstur kunyahan yang luar biasa, rasanya seperti daging ayam bakar. Daging memang menakjubkan.

Terakhir, saya mencoba makan pasta manis yang disarankan oleh Arisa, tapi tidak seenak daging. Selera manusia memang berbeda ya?

Walaupun sebelum saya menjadi budak, saya hanya bisa makan daging saat festival dan itu adalah daging ikan. Kalau dipikir-pikir, saya beruntung jadi budak Goshujin-sama.