Thursday 1 September 2016

4-1. Salah Paham Adalah Bumbu dari Komedi Cinta

Satou di sini. Ada yang namanya Butterfly Dream, dan saya, yang berpikir bahwa lebih baik kalau itu adalah mimpi, Satou. <TLN: http://en.wikipedia.org/wiki/Zhuangzi_%28book%29#.22The_Butterfly_Dream.22 >

Bisakah saya kembali ke dunia yang kurindukan suatu hari nanti?





Dari jendela, saya bisa mendengar suara lalu lintas. Apa saya kesiangan?

Saya mendapat banyak pengetahuan kemarin, saya juga tahu warna asli Arisa.
Saat pagi tiba, saya sudah lebih tenang dibandingkan saat saya tahu kalau dia membeli dirinya dengan magic, dan juga, dia sudah mengetahui identitas asli saya, jadi akan berbahaya membiarkan dia pergi.
Saya meyakinkan diri kalau dia adalah petunjuk untuk kembali ke dunia asli saya. Mencekik leher gadis kecil untuk memastikan, hal seperti itu mustahil untuk saya. Saya lebih memilih kabur ke ujung dunia.

Sambil mempertimbangkan untuk menyerah pada kehangatan kasur dan kembali tidur lagi, pintu terbuka dengan keras.
Tidak ada ketukan.

“Satou-san, sudah bangun~? Pacarmu datang~”

Martha-chan benar-benar semangat pagi-pagi begini. Di belakang dia, “Sa, saya bukan pa...”, adalah Zena-san yang mencoba menutup mulut Martha-chan sambil wa-wa.

“Selamat pagi.”

Walaupun saya setengah tidur, saya mengangkat badan saya dan menyapa mereka.
Dingin. Saya lepas jubah saya setelah saya menyelesaikan urusan dan tidur, tapi... Begitu, baju yang saya pakai di dalam jubah dilepas sama Arisa.

“Oh, itu badan yang bagus~”

Martha-chan memandangi badan saya yang setengah telanjang dengan tertarik. Zena-san juga melihatnya dari belakang dengan muka yang memerah.
Saya kira dia terbiasa dengan laki-laki telanjang sebagai prajurit.

“Maaf, telah membuat kalian melihat sesuatu yang buruk. Saya akan segera ganti pakaian.”

Saya letakkan tangan saya di kasur sambil mencoba bangun. "Ahn♪" ...Ini hangat.
Saat saya lihat ke bawah, seorang gadis kecil setengah telanjang ada di sana. Tangan saya menempel di dada telanjangnya... Kapan dia menyelinap ke sini?
Melihat saya tidur bersama dengan gadis kecil, wajah Zena-san berubah dari merah ke biru.

“...Goshujin-sama ...Kalau seperti itu ...Saya akan hancur.”

Dari sana, seakan menunggu kesempatan ini, Lulu berbicara dalam tidur.
Melihat ke sana, mungkin karena dia banyak gerak di kasur, dia tidur menyamping dengan punggungnya menghadap ke sini. Karena bajunya pendek, pantat imutnya menghadap ke sini... Saya sadar dia tidak pakai celana dalam.
Apalagi, seprainya bernoda merah... Huh? Saya tidak menyerangnya oke?

“Fu, fu, fuketsu desu~~~~! Satou-san no bakaa~~~~~!” <TLN: Fuketsu = Jorok. Baka = bodoh, idiot. Btw, saya pke jepang, kayanya lebih bagus ajah :D>

Zena-san lari keluar sambil menangis.
Martha-chan menggaruk kepala, “Maaf mengganggu~ Silakan nikmati waktu Anda~”, dan menutup pintunya.

Ini pertama kali saya mendengar “Fuketsu” di kehidupan nyata. Rasanya seperti masalah orang lain.

“Goshujin-sama, kalau punya kain bersih, bisa berikan padaku? Lulu sepertinya datang bulan.”

Saya keluarkan sepotong kain dari tas.

“Terima kasih. Sampingkan itu, tidak perlu mengejar dia? Kalau tidak pergi sekarang, bisa-bisa salah pahamnya tidak bisa dibenerin loh~”

Bukannya dia pacar saya, tapi saya akan tidak senang kalau seorang teman terus salah paham kalau saya lolicon.

Melihat radar, dia ada di jalan utama tepat di luar penginapan. Seperti yang diharapkan dari seorang prajurit, dia cepat. Kalau dia seperti ini, dia akan melewati ruangan ini sedikit lagi.
...Skill ini memudahkan, tapi menyeramkan kalau stalker punya skill ini.

Sambil memikirkan hal bodoh, saya menggunakan kaos di lantai, karena saya tidak mungkin melompat keluar setengah telanjang. Sudah pasti saya masih memakai celana sejak awal.

Mengukur waktunya, saya lompat dari jendela ke jalan.
Saya mendarat untuk menghalangi jalan Zena-san. Saya menangkap Zena-san yang terkejut, dan menghilangkan momentumnya dengan berputar sekali.

“Zena-san, itu salah paham.”

“Tapi, kamu tidur bersama dengan gadis yang imut!”
“Dia salah kasur saat setengah tertidur.”

Tidur bareng sama dia tidak apa karena dia masih kecil kan?
Saya masih menggunakan celana saya dengan benar sejak kemarin. Saya ingin menekankan dengan kuat bahwa saya tidak bersalah.

Saya bukan lolicon!

“Tadi juga ada gadis lain dengan rambut hitam! E, eu...”
“Maksudnya si kakak dengan posisi tidur yang buruk, sepertinya dia datang bulan.”

Zena-san akhirnya melemah.

“Ta, tapi, lai-laki yang membeli budak biasanya membuat mereka melayani di malam hari juga, itu kata Lilio!”

Sialan kau, Lilio si teman kerja.

“Itu tergantung orangnya. Kakak beradik itu pengganti untuk pembantu tahu? Gadis-gadis beastkin berperan sebagai penjaga, tapi mereka tidak cocok untuk belanja.”

“...Tapi”

Walaupun dia mengerti, perasaannya belum huh?
Kalau saya bilang “Kalau saya mau melakukannya maka saya sudah beli wanita seksi.” di sini, dia mungkin akan tambah marah,

“Hari ini kamu menggunakan sesuatu yang berbeda dengan one-piece yang kemarin. Ada banyak frill yang diatur rapi, sangat indah. Itu mengeluarkan pesona Zena-san.”

Dalam waktu seperti ini, lebih baik memuji dan membiarkannya malu.
Mengatakan, “Hal itu... Inu cuma bajunya saja...”, Zena-san malu-malu berkata sambil terlihat sedikit senang.

“Baju itu mempesona, tapi apa tidak dingin pakai baju seperti itu?”
“Tidak, karena saya sudah berlatih, tidak apa-apa.”

Itu bukan sesuatu yang dikatakan seorang wanita, Zena-san.
Di sini saya harusnya merangkul dia dan berkata “Kamu akan hangat kalau begini”!

“Oh iya, sebuah toko di depan menjual syal yang bagus. Kenapa kita tidak lihat bersama?”
“Benar? Saya ikut!”

Yosh, saya sukses mengubah arah pembicaraan.
Lalu, setelah membandingkan beberapa lusin syal dan selendang, dan memberinya syal putih yang dia pilih sendiri sebagai hadiah, moodnya kembali seperti semula. Belanja wanita lama yah?





Saat kami kembali ke penginapan, Arisa memanggil saya dari tempat agak terpisah dari kandang.

“Selamat datang kembali, Goshijun-sama. Saya senang salah pahamnya sudah diselesaikan.”

Pelaku utama yang berkata seakan-akan itu bukan masalahnya, mendapat poke di kepalanya.

“Saya kembali, sedang apa di sini?”
“Kami minta pada Liza-san untuk membagi rotinya karena kami lapar.”
“Jadi kamu sudah selesai makan?”
“Yup, Lulu masih makan di dalam. Sepertinya dia kurang nafsu makan...”

Begitu, untuk orang yang lambat, daging asap mungkin menyakitkan. Saya berikan Arisa beberapa koin tembaga dan menyuruhnya membeli beberapa buah-buahan.

Saya pergi ke kamar saya untuk ganti baju.
Zena-san menunggu di bar penginapan di lantai pertama sambil minum jus buah.

Kembali ke kamar, saya tuangkan air ke baskom tembaga di meja dari Hell Water Jug, dan menggunakannya untuk cuci muka. Karena sepertinya tidak ada rambut bangun tidur, saya basahi tangan saya sedikit dan menggunakannya untuk menyisir rambut saya. Saya akan cari penata rambut di dunia ini nanti.

Saya ganti baju dan menggunakan jubah bersih, dan menggunakan sepasang sepatu boot baru. Saat saya mengikat boot saya, saya menemukan buah yang dikeringkan.
Apakah Arisa melempar ini? Walaupun Martha-chan akan membersihkannya nanti walaupun saya biarkan, saya masukkan ke Storage karena ada sesuatu yang saya pikirkan.
Oh iya, saya coba keluarkan 『Piping Hot Meal』yang saya masukkan ke Storage di hari pertama saya datang ke sini. Masih tetap panas. Saya gigit setelah memastikan itu tidak basi dengan Appraisal. Rasanya juga sama seperti awalnya.
『Piping Hot Meal』 dan 『Dried-up Fruit』. Karena menarik, saya coba sesuatu.
Saya masukkan 1 poin ke skill Item Box dan mengaktifkannya. Saya masukkan sisa 『Piping Hot Meal』ke dalamnya.
Karena saya kemungkinan akan lupa lagi, saya masukkan catatan ke Notebook di dalam tab Exchange.





“Terima kasih sudah menunggu, Zena-san.”
“Tidak masalah, saya tadi ngobrol sama Martha-chan.”

“Gangguan ini akan mengilang~.” dan Martha-chan kembali bekerja.

Di tempatnya, Arisa, Liza dan lainnya kembali, saya panggil mereka.

Lulu tidak terlihat sehat jadi dia kembali ke kamar. Saya minta pembantu yang lewat untuk membawa air ke kamar, dan memberinya beberapa koin tembaga untuk uang tip.

Saya keluar dengan Zena-san, membawa Arisa, Liza, dan lainnya.
Memasukkan koin 10 perak ke tas kecil, saya berikan ke Arisa untuk membeli baju ganti dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Liza dan lainnya akan bertindak sebagai penjaga dan pembawa barang.

“Gohujin-sama, apa boleh menggunakan uang lebih untuk membeli makanan?”
“Selama hanya sebesar 1 koin tembaga besar, tidak apa-apa. Karena itu termasuk makan siang, jangan dipakai semua untuk camilan.”

“Iyaaa~“, Arisa berangkat ke jalan timur sambil berkata begitu. Pochi dan Tama juga pergi di sampingnya, dia terlihat seperti bos gang anak-anak. Liza yang mengikuti dari belakang terlihat seperti pengasuh.

“Dia budak yang sangat ramah ya?”
“Saya tidak tahu apa itu sikap yang cocok untuk budak, tapi gadis itu orang yang mudah bergaul.”

Saya tidak tahu bagaimana seorang budak seharusnya bersikap, tapi kalau dia terus berlebihan seperti itu pada sekelilingnya, saya yakin dia akan jadi manusia yang gagal nantinya.





Karena cuacanya bagus, kami putuskan untuk berjalan bersama ke taman di sekitar sambil mengobrol.

“Apa kamu bebas tugas hari ini?”
“Tidak, saya akan bertugas siang ini.”
“Bukannya kamu juga ada tugas malam kemarin?”
“Benar, kami tidak punya cukup orang jadi hanya libur setengah hari yang bisa saya dapat.”

Hmm? Kamu datang menemui saya walaupun sesibuk itu? Saya tidak bisa membayangkan dia sudah jatuh sekeras itu, apa dia ada urusan lain?”

“Tidak, bukan sesuatu yang begitu penting... Itu pengalaman pertarungan pertama untuk beberapa orang di pasukan, jadi untuk menenangkan hari mereka...”

Begitu, kalau dipikir-pikir, walaupun itu bukan sesuatu yang membahayakan nyawa saya, saya sangat tenang.

Walaupun ada ingatan dari pertarungan kemarin...

Tidak, walaupun saat dan setelah bertarung dengan iblis, saya tidak apa-apa, apa karena itu tidak terasa nyata?

Dan walaupun saya sudah membantai seluruh komunitas ras yang mirip dengan Liza, saya tidak merasa bersalah sedikitpun, kenapa ya?

Apa ini karena efek dari Special Ability yang tidak diketahui?

Pertanyaan berputar-putar di kepala saya.

Dan membuat lingkaran.

Aroma yang lembut menggelitik hidung saya. Saat saya membuka mata, ada wajah Zena-san yang khawatir.

“Kamu tidak apa-apa. Satou-san?”
“Maaf, saya tadi melamun. Saya tidak apa.”

Walaupun saya pikirkan ini sendiri, jawabannya tidak akan datang, mungkin saya akan konsultasi dengan Arisa malam ini...

Lalu, saya minta Zena-san untuk mengajarkan saya berlatih chant di taman, tapi karena saya tidak bisa konsentrasi, jadi tidak bekerja. Walaupun begitu, saya melanjutkan berlatih chant seakan kabur dari sesuatu. Zena-san membimbing saya yang seperti itu dengan sabar. Itu berlanjut sampai waktu bebas Zena-san habis pada siang hari...