Saturday 27 August 2016

3-8. Pahlawan Bertopeng

Satou di sini. Saya pernah bermain pura-pura jadi pahlawan yang berubah wujud waktu saya masih kecil tapi saya tidak berpikir kalau saya akan benar-benar jadi seperti itu.





Saya kembali ke labirin. Tertutup dengan gaya pahlawan bertopeng perak berambut pirang (lol). Saya tinggalkan gadis-gadis beastkin istirahat di penginapan, jadi saya sendirian. Karena Pochi dan Tama tidak ada di sini saya aktifkan skill [Trap Release].

Membuka peta, saya tandai jalan menuju tempat iblis tangan berada. Oke, dengan ini saya tidak perlu memeriksa peta setiap saya sampai di persimpangan.

Saya maju sedikit sambil membuat skill Trap Discovery menemukan lokasi jebakannya. Saya entah bagaimana tahu di mana jebakannya sebelum AR menunjukkannya.
Saya menambahkan tenaga di lompatan saya, terbang di atas jebakan.

Sepertinya ada 5 Skeleton Soldier di ruangan di depan. Karena mengeluarkan pedang itu repot, saya tendang saja mereka.
Skeleton Soldier terlempar ke dekat tembok, tapi mereka bangun lagi.

“Oh iya, skill itu masih belum aktif.”

Saya buka layar skill di menu dan menyentuh [Fighting]. Bukan levelnya tapi namanya. [Fighting Lv 10], indikatornya berubah dari abu-abu jadi putih. Saya tidak aktifkan ini supaya saya tidak memukuli orang-orang di tempat tadi sampai mati, setelah saya dapat skill [Abduction]. Sepertinya skill Abduction ada efek untuk tidak membunuh, itu memudahkan.

Saya tendang tengkorak yang mendekat. Tendangannya mengenai bagian perut melemparnya seakan dia ditembak, dan menanamnya ke tembok. Skeleton Soldier yang kehilangan bagian perutnya berhenti sebentar, lalu terbang ke belakang seakan ditarik. Banyak Skeleton Soldier lain tertabrak dan hancur.
Saya tendang dengan pelan satu-satunya tengkorak yang masih berdiri. Dia tidak terlempar sepertinya ditembak seperti tadi, tapi dia terbang menabrak tembok dan hancur.

“Saya harus pastikan tidak lupa mematikan skill Fighting sebelum kembali ke kota...”

Karena akan makan waktu lama kalau saya kalah kan semua musuh, saya putuskan untuk melawan yang menghalangiku saja.

Melompati jebakan, menendangi musuh, sambil berlari di labirin.
Saya terkena jebakan Life Drain sekali, tapi itu hanya mengambil sedikit stamina saya.

Tetapi, ada tempat di mana saya dipaksa untuk berhenti.





『Anda harus menjawab pertanyaan saya jika Anda ingin meneruskan』
<TLN: Sebenernya ini bahasanya kuno banget, tapi bingung Indonesianya gimana>

Itu yang tertulis di gerbang. Teka-teki huh, ini juga klasik di labirin.

『Shonimu sedang membenarkan pohon, Dareson sedang memakan buah, Yurato sedang menanam benih. Benarkan posisi kami.』

Yep, saya ga tau.
Karena itu saya putuskan untuk menggunakan otot.

Saya ambil palu besar dari Storage, dan memukulnya. Pukul. Pukul. Pukul.

“Tidak bisa? Sebentar, saya belum aktifkan skill Hammer.”

Saya masukkan poin ke skill [Two-Handed Hammer] dan mengaktifkannya.

...Saya tiba-tiba mengerti kalau ini sia-sia walaupun saya terus memukulnya. Apa ini juga efek skill?

Saya hiraukan itu dan mengayunkan palunya dengan sekuat tenaga!
Pegangannya hancur, dan ujungnya terbang ke sisi lain ruangan. Pintunya jadi sedikit penyok tapi hanya itu saja.

“Pintu ini akan laku keras kalau saya bawa pulang.”

Saya berpikir untuk menghiraukan pintunya dan menggali menembus tembok, tapi berdasarkan Map sepertinya akan makan waktu lama.

“Haruskah saya bergantung pada magic item dengan efek yang tidak diketahui?”

Frekuensi saya berbicara sendiri bertambah.
Sayangnya tidak ada cara lain. Saya juga sudah periksa lubangnya, tapi tidak ada yang mengarah ke sisi lain pintu ini.

Saya tidak punya pilihan selain menyelesaikan teka-tekinya, tapi ini tipe yang membutuhkan pembukanya dulu.

“Pohon, buah dan benih huh... Ada beberapa gambar binatang mencurigakan, tapi tidak ada yang ada pohonnya.”

Saya bingung.

"『Apa makhluk yang berjalan empat kaki pada pagi hari, dua kaki pada siang hari dan tiga pada malam hari?』kalau aja pertanyaannya itu~”

Oh iya!
Saya ambil sebuah batang dari Storage, dan menggunakannya untuk menulis sesuatu di tembok.

『Apa makhluk yang berjalan empat kaki pada pagi hari, dua kaki pada siang hari dan tiga pada malam hari?』

『Manusia』

>[Mendapatkan Skill DeRiddle]

Terima kasih Sphinx! Saya tidak tahu siapa yang menjawab itu, tapi terima kasih juga!

Saya hujani skill DeRiddle dengan poin sampai penuh, dan mengaktifkannya.

Shonimu, Dareson, Yurato, saya masih tidak tahu mereka itu apa. Tapi, saya tahu gambar binatang mencurigakan mana yang menampilkan nama yang mana.
Dan, saya tiba-tiba tahu bahwa pohon, buah, dan benih tidak ada di ruangan ini.

“Dapat skill, menang mudah~ Saya pikir akan jadi seperti itu~”

Walaupun kecewa, apa sensasi ini karena skill DeRiddle? Saya mengerti ada hal lain yang harus dilakukan untuk memecahkan teka-teki ini. Saya tidak tahu pasti tapi...

Di dalam game, sudah biasa kalau item kunci terletak di ruangan berbeda, saya cari ruangan dengan musuh yang terlihat kuat di map.
Ada 3 ruangan yang jelas-jelas mencurigakan, apalagi setiap ruangan ada musuh dengan level yang jelas-jelas lebih tinggi dari biasanya.

“Benar-benar game eh ~”

Saya coba melihat ke ruangan terdekat. Lantai ruangannya sudah runtuh kecuali di tengah-tengah. Di runtuhannya, makhluk seperti akar pohon menggeliat.
Ada pijakan di tengah ruangan, sebuah patung diletakkan di atasnya. Itu sepertinya item kunci untuk teka-tekinya.

Sepertinya mustahil melompat ke pijakan dengan sekali lompat. Selain itu, saya tidak mau mendarat di benda menggeliat itu.
AR menampilkan bahwa itu disebut Wandering Roots, karena itu adalah makhluk hidup koloni sepertinya walaupun saya tembak langsung dengan magic gun dan menghancurkan luarnya, itu tetap tidak akan mati, tidak akan ada habisnya.

Karena itu saya gunakan bom molotov yang saya buat waktu itu. Karena saya sudah aktifkan skill [Fire Resistant], badan saya mungkin tidak apa-apa. Kalau wig saya terbakar, penyamaran saya akan terbongkar, jadi saya tumpahkan botol air dari atas kepala saya. Dengan ini wignya tidak akan mudah terbakar.
Saya nyalakan molotovnya dengan magic tool pembakar (Tinder Rod). Saya lempar 5 botol yang terbakar dengan santai, dan setelah saya periksa bahwa seuanya terbakar dengan baik, saya lompat ke api!

“Tidak akan!”

Mustahil mustahil mustahil! Walaupun saya tahu bahwa badan saya tidak akan terbakar, tetap saja mustahil.

Dibandingkan saya, pohon-pohon hidup terbakar dengan baik. Saya bisa lihat kalau asapnya tidak sampai ke sini, apa ada ventilasi udara?

Karena bosan untuk menunggu saja, saya periksa lokasi lain.

Ruangan kedua seperti sebuah alun-alun.
Di lantai yang sedikit lebih rendah di tengah, ada monster yang terlihat seperti majin besar setinggi 3 meter. AR mengindikasikan bahwa itu adalah Stone Golem. Levelnya 40. Punya unique skill [Physical Damage Halved] dan [Spirit Damage Invalid].

“Golem standar biasanya dikalahkan dengan menghapus E dari EMETH jadi hanya METH, ya? Tidak ada tulisan seperti itu, huruf-hurufnya juga beda~”

Damage fisik dikurangi setengah huh... berarti setengahnya lagi masih mempan kan?
Saya maksimalkan poin skill Spear dan mengaktifkannya.
Saya keluarkan sebuah tombak baja dari Storage.

Setelah membidik, saya lempar tombaknya!

Tombaknya mengenai Stone Golem secara diagonal, menembusnya dan menancap di tembok sampai dasarnya.
Tidak lama kemudian, Stone Golemnya hancur dari tempat di mana tombak menembusnya, hancur dengan satu serangan.

“Itu overkill~”
<TLN: Misal HP musuh 500, kasi damage 9000. Itu overkill.>

Ada batu permata biru di mulut Stone Golem. Sepertinya itu 『buah』.

Ruangan ketiga adalah ruangan dengan peti harta di tengahnya.
Jebakan diletakkan di mana-mana sampai ke tempat peti, hanya ada 1 jalan yang aman sampai ke sana.
Walaupun ini sudah gampang selama ada jalan yang aman.

Saya gantungkan rapier hitam di pinggang saya, dengan hati-hati melalui jebakan dan sampai di depan peti harta karun.

“Who~ah, peti harta karunnya ternyata mimic!”

Iya, monster di ruangan ini adalah monster reguler dungeon, Mimic.
Sambil saya pakai rapiernya, peti hartanya mau menyerang saya dengan membuka mulutnya, jadi saya tusuk dengan rapier berkali-kali. Serasa seperti menghancurkan mebel daripada makhluk hidup.

>[Mendapatkan Skill Continuous Attack]

Mimicnya menguap dan meninggalkan asap ungu. Saya refleks melangkah ke belakang dan kaki saya hampir terkena jebakan. Bahaya, bahaya.

Di bawah tempat mimic tadi, ada batu hitam. Yang ini sepertinya 『Benih』.

Saat saya kembali ke ruangan pertama apinya sudah padam, asap tipis putih keluar dari arangnya.
Wandering Root sudah kabur ke suatu tempat, tidak terlihat di mana pun.

Ini menguntungkan, saya ambil patung dari pijakan. Ini mungkin 『Pohon』.
Sepertinya batu besar itu tidak akan jatuh walaupun saya ambil patungnya.

Saya serahkan pada skill DeRiddle untuk menyusun item yang sudah dikumpulkan di tempatnya, lalu pintunya terbuka.
Agar pintunya tidak tertutup saat saya kembali, saya tancapkan pedang besar yang cocok di lantai.

Dari sana, tidak ada hal yang menarik untuk diceritakan sampai ruangan target, saya berlari.





“Harusnya ini tempatnya si iblis tangan...”

Kalau dia tidak bangkit lagi maka saya akan kembali malas-malasan lagi~

Sesuatu yang terlihat seperti altar ada di dalam ruangan.
Saya mendekatinya...

Lilin di sekitar altar tiba-tiba terbakar degan api biru.

“Fuhahahaha! Saya muncul!”

Lingkaran magic dengan cahaya biru muncul dari altar bersamaan dengan suara iblis tangan.
Di tengah lingkaran magic, iblis tangan bangkit dengan santai, tidak, seluruh badannya sudah dipulihkan.

“Muhha~~! Dengan sempurna saya, bangkit!”

“Seperti biasa, cara bicara yang bodoh.”

“Mumumumu! Brengsek! Topeng perak! Saya, berjuang!”

Si iblis mengaum, dan aura hitam keluar dari badannya. Sepertinya semacam magic pendukung. AR menunjukkan bahwa itu [Physical Damage 90% Cut]

“Ketidaksiapan adalah musuh terbesar seseorang! Saya, lakukan yang terbaik!”

Si iblis mengaum lagi. Cahaya ungu keluar dari kuku, tanduk dan ekornya. AR menunjukkan bahwa itu [Physical Attack Power 300% Up].

“Sudah selesai belum?”

Saya taruh sarung pedang holy sword di pinggang sambil mendengarkan si iblis. Apa untuk pedang barat juga disebut sarung pedang?” <TLN: Koiguchi 鯉口>
Mengembalikan pikiran saya yang berkeliaran kembali ke si iblis.

“Untuk menunjukkan kelengahan itu, ini giliran saya! Saya, lari ke depa!”

Iblis menyerang sambil berlari!
Sambil meninggalkan cahaya biru, si iblis menusukkan cakar beracunnya dengan tangan kanan, tapi saya menunduk dari serangan itu dan membalas dengan iai, menyerang dari bawah ke atas.

Cahaya birunya indah seperti biasa.
Holy sword merobek daingnya dengan mulus tanpa perlawanan, memotong tulang-tulangnya.

“Gunununu! Saya, tidak menyerah!”

Iblis yang tangannya terpotong, menggunakan ekor berputar untuk menyerang. Kalau dipikir-pikir, saya terlempar oleh ekor ini waktu pertama kali.
Kalau saya tidak lengah, ini bukan masalah. Saya potong ekornya dengan satu tebasan pedang.

“Tidak mungkin! Brengsek! Kamu pasti hero! Saya terkejut!”

Si iblis menunjukkan punggungnya setelah menggunakan ekor untuk menyerang, saya potong jadi 3 bagian dari belakang...
Yep, saya tidak apa-apa. Setelah mengalahkan banyak serangga, saya jadi terbiasa.

“Tidak mungkin! Maou-sama... Saya, menyesal...”

Setelah memastikan HP Iblis menjadi 0, saya kumpulkan ekor dan tangan yang terpotong dan memasangnya di badannya. Akan bermasalah kalau dia bangkit lagi seperti sebelumnya. Saya bakar dia.

Saya membakarnya dengan melempar semua sisa bom Molotov ke badannya dari agak jauh.
Saya awasi mayatnya sampai terbakar habis dari tempat yang agak jauh. Mungkin karena keberadaannya sudah tipis, dia terbakar dan menyisakan abu saja hanya dalam waktu 5 menit.

Setelah menyelesaikan urusan saya di labirin, saya tinggalkan dia.

>Mendapatkan Title [Labyrinth Traveler]