Tuesday 9 August 2016

3-3. Di Pasar Budak

Satou di sini. Ada yang namanya hubungan istimewa, walaupun saya tidak mau, kami bertemu lagi.
Sepertinya ini takdir.





Pasar budak menempati sekitar 200-300 meter diameter alun-alun, api unggun dinyalakan setiap jarak 20 meter.
Seperti di festival, beberapa tiang ramping dari kayu didirikan, mereka terhubung dengan tali yang diikat dengan banyak piringan logam yang berkilauan dari pantulan cahaya magic. Kalau ini bukan pasar budak, suasana fantastis ini akan jadi tempat sempurna untuk kencan...

Sebuah tali terbentang di tempat yang terlihat seperti pusat dari pelelangan.
Pelelangan budak belum dimulai, tapi beberapa musisi di panggung sedang memainkan nada yang terdengar cabul.

Kami tidak masuk ke alun-alun, dan terus berjalan di jalanan alun-alun sambil melihat-lihat.

“Satou-dono!”

Dono? Saya tidak tahu siapapun yang memanggil saya...
Dia pedagang budak yang kami selamatkan dari laba-laba di labirin, Nidoren-shi. Datang dari tenda kecil di seberang kereta budak, dia datang ke sini. Gadis-gadis, yang dirantai bersama-sama, berbaris di atas kereta.

“Budak-budak di atas kereta adalah pameran untuk lelang hari ini. Ada yang punya skill Arithmetic dan Secretary di antara mereka, bagaimana kalau membeli satu, Satou-dono? Karena mereka dididik dengan baik, mereka semua perawan, tapi saya bisa jamin kalau tidak akan ada yang menolak untuk malam hari.”

...Dididik huh.
Oops, daripada memikirkan ironinya, saya ada urusan lain.

“Maaf, tapi saya harus membuat budak-budak saya ini melalui prosedur resmi sebelum memikirkan yang baru...”
“Oya? Apa kamu ingin menjual mereka? Kalau begitu, tolong gunakan jasa kami! Kalau sekarang, kamu bisa tukarkan dengan budak cantik yang perawan! Bagaimana!?”

Dia menawarkan dengan keras. Saya tidak ada keinginan sedikitpun tapi.
...Tidak sedikitpun, jadi tolong jangan memegang lengan baju saya sambil terlihat cemas. Saya elus rambut Pochi dan Tama sebentar. Saya tidak bisa melihat ke belakang, tapi saya bisa merasakan Liza menjadi gugup.

“Saya sudah bilang tadi, tapi saya tidak ingin menjual mereka.”

Iya, saya mau membebaskan mereka tapi.
Pochi dan Tama melemahkan pegangan mereka ke jubah saya.

“Begitu, sayang sekali. Lalu prosedur apa yang kamu inginkan? Ini bukan tentang membebaskan budak kan?”
“Karena mereka masih dalam kontrak sementara, saya berpikir untuk melakukan kontrak resmi. Apa kamu tahu tempat untuk melakukannya?”
“Kalau itu maka saya bisa. Karena saya punya anak buah yang punya skill [Contract].”
“Jadi, kamu bisa?”
“Tentu saja.”

Kami diundang ke dalam tenda Nidoren-shi dan ditawari kursi. Dia menyuruh bawahannya untuk menyiapkan kontrak.
Karena ini dokumennya sudah ditetapkan, kami hanya perlu menulis nama tuan dan budak untuk melengkapinya.

“Baiklah, tolong tulis namamu di sini. Nama budak tidak ditulis, jadi tolong berikan cap jempol mereka dengan tinta ini.”

Saya tanda tangan di tempat yang ditunjukkan. Tulisan yang sudah ditetapkan adalah [Kepada pemilik budak], [Budak tidak dapat melukai tuannya, [Budak mengikuti perintah tuannya], [Budak merawat b=tubuh mereka sendiri], hanya 4 it. Ini seperti 3 prinsip robot, walaupun 2 yang terakhir itu terbalik.

Saat kami selesai menulis kontraknya, ritual kontrak dimulai.

"■■■■■■■■■■■ ■■■ ■■■■ ■■■■■■■■ Contract!"

Apa yang...dia!? Apa ini magic?
Setelah (Kata Perintah) terakhir diucapkan, dokumennya terbakar dan dari abunya sebuah cahaya biru membungkus saya dan Liza dalam bentuk halo dan berpijar 2, 3 kali lalu menghilang.

Saat saya lihat status orangnya, dia memang mempunya [Contract] di kolom skilnya.
Mungkin ini skill yang hanya mempunyai 1 magic?

>[Mendapatkan skill Contract]

Oke, ayo coba apa skill ini bisa digunakan atau tidak nanti.

“Dengan ini kontrak budak selesai. Kalau mau, kamu bisa periksa kontraknya di batu Yamato di pusat lelang.”

Setelah kontrak untuk mereka bertiga selesai, saya ingin bayar biayanya, tapi sepertinya itu wewenang Nidoren-shi, jadi dia menyuruh saya menunggu. Kalau dipikir-pikir, dia keluar saat ritualnya dimulai. Dia sepertinya langsung kembali, dia benar-benar sibuk.

“Terima kasih, bisakah saya menanyakan sesuatu?”
“Iya, apa itu?”
“Apakah jarang untuk seseorang membebaskan budak?”
“Benar, tidak menghitung budak yang waktu hukumannya sudah ditentukan, saya tidak pernah melihat orang yang membebaskan budak rendah. Saya pernah dengar cerita orang yang membebaskan budaknya yang sudah bekerja bertahun-tahun, tapi saya tidak pernah melihat langsung.”

Apa sejarang itu?

“Kalau begitu apa mungkin untuk membebaskan mereka?”
“Iya itu mungkin. Kecuali budak kriminal atau perang. Untuk yang seperti itu, hanya pejabat pemerintah atau bangsawan senior yang bisa.”
“Untuk membebaskan, apakah sama dengan kontrak yang tadi?”
“Benar. Saya pernah membebaskan budak kriminal beberapa kali sebelumnya. Dengan skill [Contract] yang tadi, bisa untuk membatalkan kontrak juga.”

Karena kami sudah di sini, haruskah saya bebaskan juga gadis-gadis beastkin ini sekarang?
Saya bisa memperkerjakan mereka kalau mereka mau setelah mereka bebas.

“Goshujin-sama, ini lancang bagi saya, tapi izinkan saya untuk mengganggu pembicaraannya.”

Liza yang sedang menundukkan kepalanya dengan diam mendengarkan obrolan kami mulai bicara, mungkin Pochi dan Tama gugup dengan ritualnya, mereka tertidur sambil memeluk kaki Liza.

“Tidak apa, kenapa?”
“Kalau tidak menyusahkan, tolong jangan bebaskan kami kalau bisa.”

Dia berkata dengan pelan dan jelas.
Apa kamu esper!?
Daripada itu, kenapa dia tidak mau dibebaskan? Bukankah lebih baik untuk hidup bebas?

“Memang, di wilayah earl ini, Beastkin dan Lizardkin tidak bisa tinggal kecuali kalau mereka budak. Kalau mereka dilihat oleh tentara, maka mereka akan diasingkan, ada juga kemungkinan besar untuk dilempari sampai mati.”

“Iya, apalagi, suku saya sudah tidak ada lagi, dan seperti yang didengar tadi, Pochi dan Tama juga ada di situasi yang sama.”

Mereka bisa mencoba meminta bantuan suku mereka, tapi untuk yang tidak punya keluarga, mereka diperlakukan lebih rendah dari budak.
Saya lega Pochi dan Tama sedang tertidur.





Untuk memecahkan suasana yang berat ini, Nidoren-shi membawa masuk 5 gadis.
Kelimanya adalah gadis cantik degan wajah asing. Mereka semua memakai kain tipis sampai lutut. Karena sangat tipis, bagian dadanya transparan.

“Apakah kontraknya sudah selesai? Tolong lihat mereka untuk sekarang.”
“Sebelum itu, saya ingin bayar biaya kontraknya kalau bisa?”

Mari cepat bayar dan pulang.

“Tidak tidak, karena saya diselamatkan dari labirin olehmu, tidak ada yang namanya biaya pelayanan. Tentu saja, karena itu tidak akan cukup, saya akan beri kamu diskon 30 untuk budak-budak ini.”

Kuh, dia menyerang duluan. Memberi sedikit keuntungan pada awalnya agar mudah diajak bicara nantinya, ini seperti cara perekrutan agama baru yang mencurigakan.

Karena tidak mungkin untuk menolak, sudah diputuskan bahwa Nidoren-shi akan memperkenalkan budak-budak.
Karena saya akan mengantuk kalau saya hanya mendengarkan, saya putuskan untuk melatih skill [Appraisal] di kesempatan ini. Appraisal adalah skill yang selalu aktif tapi saya butuh untuk berpikir [Saya ingin tahu] atau [Saya ingin menilai] sambil melihat sebuah barang, lalu hasil penilaian akan muncul.
Karena detailnya akan ditampilkan di AR tidak peduli apa yang saya lakukan, saya matikan indikator lain selain radar.

Saat rotasi 2 set yang terdiri dari 10 orang, saya hanya membalas setengah hati untuk memberi respons.
Tapi, daya tarik mereka hanya perawan atau skill mereka, kenapa ya? Apakah orang di negara ini sangat suka perawan?

“Apa kamu lelah? Tolong bertahan sebentar lagi, berikutnya yang terakhir.”

Begitu katanya sambil membawa set berikutnya, seorang gadis cantik berwajah oriental dari beberapa hari yang lalu ada di antara 6 gadis.
Begitu, jadi dia membawa yang terbaik terakhir, benar-benar pedagang yang ahli.

Yang lainnya... itu dia. Gadis kecil berambut ungu dengan title yang terdengar berbahaya ada di situ juga. Apalagi, dia melotot ke sini. Dia benar-benar melotot ke sini dengan sangat serius.
Tidak memandangnya balik, saya melihat ke arah gadis lain. Gadis berumur 15 tahun dengan wajah berjerawat yang terlihat kesal dan rambut pirang, wanita tinggi berambut coklat yang sepertinya berumur sekitar 20an dengan bentuk wajah oval, dan gadis kecil yang terlalu kurus berumur kurang dari 10 tahun dengan rambut pirang kusam, gadis dengan rambut merah dikepang berumur 15 tahun yang terlihat seperti gadis literatur.

Kebanyakan dari mereka terlihat lebih buruk dari 10 yang sebelumnya. Apakah mereka punya sejenis skill spesial?
Saat saya coba periksa dengan Appraisal, gadis berjerawat punya [Negotiation], wanita berwajah oval punya [Sex Technique], gadis kecil yang kurus tidak punya skill, dan gadis berkepang punya [Collecting].
Sekalian, gadis berambut ungu tidak punya skill, dan gadis berambut hitam punya [Etiquette]

Barisan macam apa ini?

Mereka mungkin punya penampilan yang buruk, tapi mereka akan bekerja keras untuk tuannya.”

Sambil berkata seperti itu, Nidoren-shi menjelaskan tentang mereka satu-persatu. Apa dia pikir kurokami-san jelek juga? <TLN: kurokami=rambut hitam>

“Bagaimana? Saya bisa beri kamu 6 orang ini untuk 3 koin emas kalau sekarang!”

Nidoren-shi bekerja keras mempromosikan mereka. Bagaimanapun juga, itu terlalu murah. Itu artinya setiap orang harganya 2,5 koin perak.

“Sudah diputuskan bahwa mereka yang tidak terjual hari ini dan besok akan dibawa ke karavan yang menuju kota tambang.”

Mendengar kata-kata Nidoren-shi, gadis-gadis budak yang tidak bermotivasi mulai berisik di belakang saya. Paniknya dimulai saat saya melihat ke belakang.
Menggeser baju di pundak untuk menampilkan dada, menggulung rok, berpose aneh, semua mencoba menarik perhatian dengan macam-macam cara. Yang tidak berubah hanya gadis berambut ungu dan hitam. Gadis berambut ungu melotot ke arah sini seperti biasa, sedangkan gadis berambut hitam menunduk.
Sat gadis-gadis budak mengerti kalau daya tarik mereka tidak bekerja pada saya, mereka menyerah satu-persatu.

Saat Nidoren-shi menyuruh mereka mundur, gadis berambut ungu mulai sadar.

“Danna-sama! Danna-sama berpikir bahwa karena sudah mempunyai budak-budak demi-human istimewa itu, jadi tidak perlu budak lain, begitu kan?”
“Benar, saya tidak butuh budak lain.”

Lebih tepatnya, saya tidak ingin membeli kamu yang punya title yang terdengar bermasalah. Pastinya!

“Tapi, mereka itu demi-human.”
“Itu benar, tapi saya tidak kecewa dengan mereka tahu?”
“Iya, dengan melihat mereka, saya mengerti bahwa mereka sangat dihargai. Karena itu! Tolong beli saya.”

Saya tidak mengerti alasannya.

“Demi-human dihindari di kota ini. Jika hanya mempunyai gadis-gadis itu sebagai budak maka roti saja tidak akan mereka dapatkan kalau mereka belanja.”

Begitu, saya tidak memikirkan itu sebelumnya.
Tapi, saya tidak beli budak hanya untuk pekerjaan sehari-hari, saya cukup minta pada pembantu di penginapan. Yep, tidak butuh.

“Kalau saya ada, saya akan melakukan pekerjaan apapun sebagai pengganti gadis-gadis itu! Harganya juga murah, jadi tolong, beli saya.”

Gadis berambut ungu melihat dengan memohon. Rambut yang dipotong sebahu, mata berwarna ungu yang basah, bibir tipis yang kecil, pundak kecil yang gemetar. Kalau saya suka anak kecil, saya mungkin tidak akan tahan.

...Mungkin akan saya beli?
Walaupun saya tidak suka anak kecil, saya pikir dia menarik. Sebentar, saya tidak butuh kan?

Tapi, saya merasa seperti saya pokoknya harus membeli dia.
Lalu saya beli gadis berambut ungu (Arisa), dan dengan sarannya, saya juga beli gadis berambut hitam (Lulu).

Walaupun masih mempertanyakan diri sendiri, saya jadi tuan dari 2 gadis budak dengan tambahan gadis-gadis beastkin.