Sunday 24 July 2016

2-8. Labirin Iblis (1)

Satou di sini. Saat berpikir kalau ini akan menjadi petualangan di kota, tiba-tiba menjadi serangan dungeon, aku tidak bisa mengikuti situasi, Satou.

Labirinnya terbuat dengan mudah tapi apakah jalan keluarnya di pusat kota?

Sebuah guild petualang mungkin akan dibuat beberapa tahun ke depan.




Saat aku memeriksa peta, [Labirin Iblis, Lapisan Bawah], ditampilkan, jalannya tidak ditampilkan.
...ini tidak akan semudah itu, kan?

Gadis-gadis beastkin terlihat cemas.
Pertama-tama, atasi ini dulu.

“Saya Satou. Pedagang.”

“Neko nyesu” <TLN: Kucing>
“Inu nanodefu” <TLN: Anjing>
“Tokage desu” <TLN: Kadal>
Gadis kucing dan anjing tersedak di kata-katanya. Sedangkan suara serak bisa terdengar dari kata-kata gadis kadal.

Bukan hanya Uusu yang melakukannya, Tuan mereka yang sebelumnya juga memanggil mereka seperti itu. Gadis kucing dan anjing sudah jadi budak sejak lahir tapi gadis kadal bukan dan sepertinya punya nama sebelum jadi budak. Tapi, namanya panjang dan sulit diucapkan.

Pada akhirnya, karena mereka meminta diberi nama yang mudah dipanggil, aku namai mereka “Pochi”, “Tama”, dan “Liza”. Jangan perlakukan mereka seperti binatang peliharaan! Mungkin kamu marah seperti itu, tapi aku tidak yakin bisa ingat kalau dengan nama biasa jadi tolong maafkan aku, setidaknya sampai kita keluar dari labirin.
Liza bukan dari Lizard tapi dua kata dipotong dari nama aslinya.

Nah, sebelum mulai kabur, aku sembuhkan luka gadis-gadis beastkin dulu.
Aku keluarkan kain dan baju, botol air, dan obat dari tas. Obatnya adalah produk contoh dari set alchemy. Karena cuma contoh, aku tidak punya banyak tapi mungkin cukup.

“Bersihkan lukanya dengan kain yang dicelupkan ke air dari botol ini. Setelah itu oleskan obat ke luka dan balut dengan kain. Jangan gunakan kain yang dipakai untuk membersihkan luka oke?”

Gadis-gadis beastkin terkejut saat aku beri mereka baju baru.
Mereka mungkin terkejut karena tidak disuruh-suruh untuk pertama kali, yeah. Aku merasa seperti mengurus keluarga yang masih kecil dulu.

“Ada apa? Aku akan menghadap ke arah lain saat kalian mengobati luka, jadi tidak usah khawatir.”

Tampaknya ini bukan karena mereka malu, tapi karena mereka jarang dapat kain bagus dan obat sebagai budak.

“Terima kasih, nanodesu. Tidak perlu menghadap ke arah lain nanodesu.”
“Baju bagus. Aku senang~.”
“Karena Tuan kami sudah mati, kami tidak mungkin bisa membalasmu. Akan lebih baik untuk memisahkan air dan pengobatan sampai kita keluar dari labirin... um, iya... kan...?”

Kata-kata tidak jelas diterjemahkan menjadi kalimat yang baik di otak. Ini bagus kan?

Pochi dan Tama melepaskan ikatan baju sederhana yang mereka pakai dan telanjang tanpa ragu-ragu untuk memulai mengobati luka.
Liza-san sepetinya tipe yang banyak berpikir dan ragu-ragu sejenak, tapi aku [Perintah] dia untuk tidak peduli dan dia juga memulai pengobatan.

Saat pengobatan selesai, aku bagikan kue pada mereka bertiga. Aku beri mereka masing-masing 3 kue seukuran tangan. Ini harusnya cukup untuk sekarang. Kuenya itu sisa dari waktu aku pergi ke macam-macam kios makanan dengan Zena-san. Itu bukan yang bekas digigit tapi.

Pochi ngiler, semua memandangi kuenya, tapi tidak ada yang makan.

“Tidak ada racun di dalamnya, jadi makan yang benar.”

Apakah mereka tidak boleh makan tanpa perintah? Budak benar-benar ditindas~ Pochi tersedak dengan kue jadi aku beri dia botol air.

“Tidak akan aku ambil, makan pelan-pelan.”

Aku sedikit merasa seperti baby-sitter...





Aku periksa petanya sekali lagi. Masih hanya menampilkan ruangan ini saja.
....Apakah magicnya tidak efektif, atau dihilangkan...

Aku buka menu dan menggunakan magic [All Map Exploration]. Walaupun magic ini mudah dipakai~. <TLN: Maksudnya dia ga bisa pakai magic lain padahal yang ini gampang.>

Gambar keseluruhan [Labirin Iblis] ditampilkan. Mode mudah terlalu bagus!
torablue.blogspot.com
Terlihat seperti sarang semut, daripada labirin.
Jalan dari sini ke ruangan berikutnya bercabang seperti akar pohon, dari ruangan itu ke yang lain jalannya juga bercabang. Dengan gaya labirin, ada jalan rahasia tersembunyi yang menghubungkan ruangan.
Mencari di peta, ada 109 manusia di sini. 7 di antaranya adalah demi-human. 102 sisanya manusia dengan seperempatnya budak.

Priest Garleon yang tampan ada di posisi yang jauh. Kalau kami bisa bertemu dengannya, itu di dekat jalan keluar huh? Aku pribadi tidak ingin dia mati, dia orang yang memiliki kemampuan, walaupun dia mungkin tidak akan mati dengan mudah jadi jika sita bisa bertemu maka akan aku anggap beruntung.

Aya coba mencari iblis tangan tapi aku tidak bisa menemukannya. Ada ruangan tertentu yang terletak di bagian terdalam, dia mungkin di sana...
Kalau aku mengalahkannya begitu saja, labirin ini mungkin akan roboh, aku biarkan dia untuk sekarang.

Musuhnya monster serangga sekitar level 10-20. Ada sekitar 20 waktu pertama aku cari, tapi sekarang ada lebih dari 100. Ditambah lagi, monster ular dan kodok juga keluar.

Aku berikan gadis-gadis beastkin beberapa senjata karena akan berbahaya kalau kami dikepung.
Oke, ayo cari tempat tersembunyi di jalan untuk mengambil beberapa tombak dan pedang dari storage.

Setelah memutuskan apa yang akan aku lakukan, aku mencoba pergi ke jalan tapi aku dihentikan oleh gadis-gadis beastkin dengan buru-buru.

“Tolong jangan buang aku! Aku akan lakukan apapun!”
“Tolong jangan tinggalkan aku!”
“Danna-sama, aku tidak keberatan menjadi tumbal tapi tolong bawa aku. Tolong.”
<TLN: Danna-sama itu semacam “Tuan”>

Mereka berusaha menghentikanku mati-matian. Tapi tidak ada yang mencoba menarik baju aku, apakah karena pengalaman mereka sebagai budak atau pelatihan?

“Tenang saja. Aku hanya akan melihat kondisi jalan. Aku tidak akan mengabaikan kalian, jadi tenang saja.”

Aku berbicara selembut mungkin. Walaupun aku tidak berpikir ini akan membuat mereka lega sepenuhnya, ini lebih baik daripada tidak mengatakan apa-apa.

Setelah mereka bertiga selesai makan, aku keluarkan dagger dan magic gun dari tas dan membagikannya.

Hanya Lia yang mempunyai skill bertarung, [Spear]. Karena aku tidak bisa benar-benar mengeluarkan tombak dari tas, say keluarkan dagger lain dan memberikannya ke Liza. Mungkin karena tidak umum untuk budak mempunyai senjata, dia ragu-ragu tapi aku paksa dia untuk memegangnya.

Aku ambil posisi depan, Liza bertanggung jawab untuk serangan mendadak dari belakang.
Liza ingin bertarung sendiri tapi aku minta dia untuk berada di belakang.
Karena aku punya radar, tidak ada kemungkinan serangan mendadak, tapi aku beri dia peran untuk sedikit mengurangi kegelisahan para gadis.

Urutannya adalah aku, Tama, Pochi, dan Liza. Aku [Perintah] mereka dengan nada kuat untuk tidak ikut bertarung. Karena level mereka hanya 2-3, kalau mereka ceroboh dan menerima serangan mereka bisa mati.

Ini benar-benar misi pengawalan.





Lantai jalan menjadi bebatuan. Karena tidak ada bebatuan yang mengeluarkan cahaya lagi, jadi gelap. Hal menguntungkannya? Karena ada beberapa pilar batu yang bercahaya setiap beberapa meter, walaupun terlihat seram, setidaknya kami bisa berjalan.
Pilar batunya kira-kira setinggi pinggang. Karena cahanya hanya mencapai sekitar dada, langit-langitnya sangat gelap, tidak menyenangkan.

Itu mungkin untuk meningkatkan kecemasan.
Benar-benar hal menjijikkan yang dilakukan iblis.

Saat seseorang masuk ke sebuah ruangan, jalannya akan menjadi gelap untuk mengurungnya di dalam, mungkin ada hal seperti itu disiapkan.

“Tama, kalau kamu melihat sesuatu di depan, bilang ke aku dengan suara kecil. Pochi, kalau kamu dengar atau mencium sesuatu yang aneh, bilang ke aku. Liza, waspada belakang. Tapi jangan terlalu fokus ke belakang dan terlambat mengikuti.”
“””Hai”””

Aku masih merasa cemas, tapi itu jawaban yang baik.

>[Mendapatkan Skill Leadership]
>[Mendapatkan Skill Formation]

Tanda-tanda musuh muncul di radar. Sedikit jauh di depan.

“Saya bisa mencium bau darah dari sisi lain jalan, nanodesu.”

Pochi mengatakan itu.
Posisinya lurus dari sini, tapi jaraknya masih 50 meter.

Aku puji Pochi dengan mengelus kepalanya. Perlakuan ini seperti yang kamu lakukan ke hewan peliharaan, tapi ekornya berayun-ayun, mungkin dia senang.

Aku periksa musuhnya sambil berjalan mendekat. Levelnya 20, tidak ada kemampuan khusus. Cara menyerangnya menabrakkan diri dan menggigit. Sepertinya hanya ada 1 monster di ruangan berikutnya.

Aku baru ingat sesuatu dan membuat catatan tentang status kali ini dan kemampuan mereka bertiga, karena mereka juga punya kolom EXP, aku buat rencana... Ini benar-benar terasa seperti game.

Karena EXP ditampilkan dengan persen, aku tidak tahu jumlah pastinya, tapi masih sangat bermanfaat saat meningkatkan level. Karena aku tidak bisa melihat nilai EXP orang lain di peta, aku penasaran pakan ini terbatas pada anggota party? Atau ada syarat lain?

Aku lihat cahaya yang keluar dari ruangan.

Aku perintahkan mereka bertiga untuk menunggu dan mengintip ke ruangan. Musuh berbentuk serangga sedang memakan [Sesuatu], tidak menghiraukan aku. Seperti yang aku bilang, aku lemah terhadap Gore tahu?

Aku tunggu sampai suara mengunyah berhenti, lalu menembaknya dengan magic gun.
Tembakannya menembus sendi kaki belakang. Bagian yang putus beterbangan.

Aku tidak memberi jangkrik besar itu kesempatan untuk menyerang balik, membunuhnya dengan serangan beruntun.

Ya ampun, kenapa jangkrik raksasa muncul di mana-mana selain di gurun pasir...
<TLN: Aku tidak mengerti. Haruhi?>

“Sugoi, nanodesu.”
“Sugoi.”
“Danna-sama, apakah kamu magician?”

Pochi dan Tama bersemangat, tapi Liza bertanya.

“Ini senjata magic tahu. Jangan bilang siapa-siapa!”

Aku beri peringatan sambil menyeringai dengan buruk. Aku tidak lupa untuk berpose dengan magic gun. Pochi dan Liza mengangguk dengan serius, tapi Tama berkata “Ay”, sambil terlihat sangat senang. Aku akan berikan peringatan lain setelah kita keluar dari labirin.
torablue.blogspot.com
Rantai collarnya menghambat gerakan. Tama sibuk hanya dengan memegang rantai di tangannya.
Oh iya, aku bisa memotongnya dengan ini.

Aku panggil Liza dan memintanya menarik rantai secara horizontal, lalu aku tembak dengan magic gun.
Aku melakukan hal yang sama pada Tama dan Pochi... tapi mereka sepertinya takut, kuping mereka menurun.
Aku letakkan rantai di tas dan memberinya ke Pochi untuk dibawa.

Karena kaki jangkrik yang patah panjangnya 2 meter, aku buat tombak dengan itu.
Aku tingkatkan skill [Weapon Creation] ke level 1 dulu.

Kuku kakinya hampir lepas, jadi aku perbaiki dengan sepotong kayu dan tali kulit. Karena cairan hijau keluar dari bagian yang terpotong, aku membungkusnya dengan kain yang digunakan saat pengobatan tadi.

Saat aku akan memberikan tombak jangkrik pada Liza.... Dia sedang memotong bagian sendi dari kepala jangkrik, mengerjakan sesuatu.

Apa dia lapar?

“Liza, kalau kamu makan hal seperti itu, kamu akan sakit perut.”
“Bu, bukan. Karena ini monster, seharusnya ada magic core di dalamnya, jadi aku mengambilnya...”

Magic core?

>Mendapatkan Title [Insect Slayer]