Sunday 24 July 2016

2-9. Labirin Iblis (2)

Satou di sini. Aku sudah menyerah pada pikiran bahwa ini adalah mimpi, tapi sekarang aku malah berpikir kalau ini bukan kenyataan tapi di dalam game, aku mendapat keraguan itu setelah terkejut. Kalau seperti itu, aku lebih suka dunia eroge, Satou.

Ini hanya keberuntungan aku mendapatkan jangkrik sebagai musuh pertama aku di labirin, walaupun aku berharap itu dapat membuat keluar hidup-hidup dari labirin lebih mudah.

Tanpa menarik perhatian tapi.





“Apa itu magic core?”
“Magic core bisa dijadikan uang. Kalau barang yang didapat dari monster diberikan ke pedagang, bisa mendapatkan berbagai macam barang.”

Jawaban Liza tidak salah, tapi bukan itu yang ingin aku dengar, sepertinya mengharap jawaban seperti Nadi-san si jack-of-all-trade itu mustahil.

Liza mengeluarkan sebuah bola yang dilumuri darah hijau dari monster. Itu bola merah sebesar setengah kepalan tangan. Karena wananya merah kusam, itu mungkin tidak bisa digunakan untuk perhiasan.

Saat dia kembali, aku memberikan sebuah kantong dari tas ke Liza. Aku juga memberinya sedikit kain kotor untuk membersihkan darah.

“Taruh magic corenya di dalam kantong ini. Lalu, gunakan tombak ini.”

Aku berikan kantongnya ke Pochi, dan memberikan tombak jangkrik kek Liza. Dagger yang Liza pegang diberikan ke Tama.
Bertukar perlengkapan, benar-benar seperti RPG huh~.
torablue.blogspot.com
“Liza, untuk pengumpulan magic core berikutnya, Tama dan Pochi akan menolongmu, jadi ajari mereka caranya.”
“Baik, aku mengerti.”
“Okay, nanodesu.”
“Ay~”

“Oh iya, Pochi.”
“Iya, nanodesu.”
“Kamu tidak perlu memaksa diri untuk bilang nanodesu oke?”
“Kalau aku tidak bilang, pantat aku akan dipukuli nanodesu.”

Begitu, dia diajari untuk seperti itu sejak kecil huh... Karena aku cuma Tuan sementara juga, tidak ada perlu memperbaikinya.

“Oke kalau begitu, tapi aku tidak akan marah walaupun kamu tidak menggunakannya, jadi tidak usah memaksa diri.”
“Iya... nanodesu.”

Kami berdoa untuk siapapun itu yang menjadi korban jangkrik dan keluar dari ruangan. Aku menulis nama korban di memo.

Aku bandingkan status para gadis sebelum dan sesudah pertarungan, tapi selain stamina, tidak ada yang berubah.

Jadi mereka tidak akan mendapat EXP dengan hanya bersama-sama?
Lalu, bagaimana cara tentara atau priest meningkatkan level mereka?

Kalau aku bisa meningkatkan level mereka bertiga maka walaupun kita bertemu lebih banyak orang di jalan, tidak akan masalah, tapi ternyata tidak semudah itu.

Karena dunia ini seperti game, haruskah aku coba pendekatan seperti game?

“Tama, kalau kamu lihat batu yang sebesar magic core yang tadi di tanah, ambil.”
“Ay!”





Kami maju dengan lancar sampai jalan jadi bercabang.

Semuanya menuju ke ruangan yang sama, tapi salah satu jalan ada ruangan di tengah-tengahnya. Semuanya mengandung monster tapi ruangan yang di tengah ada dua monster ulat level 10. Dan, ada orang juga di sana... Ayo tolong mereka.
torablue.blogspot.com
“Jalannya bercabang~, nyan.”

Saat percabangan terlihat, laporan datang dari Tama. Kamu tidak perlu menambah kata-kata aneh untuk memperlihatkan karakter, aku bilang...
Aku puji Tama sambil mengelus kepalanya. Dia terlihat kegelian.
Karena Pochi melihat dengan iri, aku juga elus kepalanya.
Karena keduanya memiliki tinggi sekitar dada aku, kepala mereka mudah dielus. Apakah mereka sekitar 120cm? Liza sedikit lebih tinggi dari aku... Jadi sekitar 165 cm.

“Kita ambil jalur kanan.”

Kami maju lebih jauh. Ada sesuatu muncul di radar tapi apa itu?

“Ada serangga di atas sana~ nanodesu.”

Tama memperingati. Sekarang dia meniru Pochi huh?
Nah, bagaimana cara mengalahkan musuh yang tidak terlihat?

Karena aku bisa menebak lokasinya dari radar, aku melihat ke sana.
Aku terus melihat ke sana.

Tampilan AR muncul dengan nama monster dan levelnya.

Aku menembak membabi buta berkali-kali ke tempat ARnya muncul.

Pew pew pew. Bota.

Sepertinya salah satunya kena, ulatnya juga jatuh ke tanah.

“Tama, lempar dengan batu.”

Tama melemparnya sebanyak 3 kali. Setelah 2 lemparan, badan ulat menolak batunya. Sepertinya hanya satu lemparan yang memberi damage.
Ulatnya mendekat.

“Pochi, Tama, mundur, Liza, ke sini. Pukul dia sekali dari belakang aku.”

Sambil menahan diri sebanyak mungkin, aku tendang ulatnya yang menabrakkan diri ke sini untuk menambah waktu.
Liza menyerang dengan tombak di kesempatan itu! HP ulatnya berkurang sekitar 10%.
Setelah mengkonfirmasinya, aku tembak ulatnya dua kali sampai mati.

Liza, Tama, aku serahkan pengambilan magic core pada kalian. Pochi, sini, ada monster lain di sana.”

Tama memberikan beberapa batu ke Pochi. Berapa banyak dia ambil?

Ada ulat yang sama seperti tadi di dalam ruangan.
Apalagi, ada mayat wanita muda dan anak laki-laki yang seperti budak di tanah. Tidak seperti jangkrik tadi, mereka tidak dimakan.

“Pochi, saat kita masuk ke ruangan, lempar batu ke monster dari samping aku. Saat batunya habis, kembali ke Liza.”

Aku masuk ke ruangan dengan santai dan menembak magic gun. Seperti yang disuruh, Pochi melempar 2 batu dari jarak dekat.
Ulat yang terkena lempar berputar ke arah Pochi, meludahkan racun. Di saat yang tepat, aku tendang kepala ulatnya sehingga mengubah arah racunnya. Ulatnya mati hanya dengan tendangan itu.

Pochi yang selesai melempari batu berlari kembali ke jalan.

Jalan yang berlawanan.
Apa dia panik dan salah jalan?

“Pochi, berhenti!”

Aku langsung berlari mengejarnya. Mengitari mayat ulat, aku sedikit terlambat.

“Uwa~~~ jangan datang, jangan datang kesini~~~!”

Huh? Siapa itu? Itu bukan suara Pochi. Dia orang yang di jalan!
Aku lihat ke radar. Posisinya berbahaya.

“Pochi, berhenti!”

Oke, dia bisa dengar sekarang. Pochi kembali ke sini.
Orang yang tadi sudah hilang dari radar.

Tapi, kenapa pria muda tadi lari?
Apa dia salah melihat Pochi sebagai monster?
Atau dia merasa bersalah karena meninggalkan dua orang yang tadi sebagai tumbal...

“Goshujin-sama! Apakah anda baik-baik saja!?” <TLN: Goshujin-sama= Tuan>
“Baik-baik saja?”

Liza dan Tama kembali sambil berlari.

“Ah, Aku tidak apa. Ayo kembali ke ruangan yang tadi untuk mengambil magic core.”
“Maaf, nanodesu.”

Pochi minta maaf dengan telinganya lemas. Ekornya juga melingkar di antara pahanya.

“Pochi, tidak apa-apa lari. Tapi panik itu tidak boleh. Mengerti?”
“...Iya.”
torablue.blogspot.com
Aku tepuk kepala Pochi, pom pom.

Saat kami kembali ke ruangan, Liza dan Tama sedang membongkar ulatnya.
Aku tulis nama kedua mayat di memo, mungkin ada sesuatu yang berguna... Aku minta Pochi untuk memeriksa mereka.
....Karena ya, biasanya kamu tidak ingin menyentuh mayat, kan?

“Haruskah aku telanjangi bajunya?”

Pochi bertanya, tapi kami tidak butuh baju mereka. Aku baru sadar, tapi gadis-gadis beastkin tidak memakai sepatu.

“Ambil alas kakinya. Biarkan bajunya seperti itu.”

Pochi memberikan barang-barang yang terkumpul. Budak laki-laki tidak punya apa-apa, tapi si wanita punya dompet dan perhiasan seperti cincin dan kalung. Aku buat folder di storage dan beri nama kenang-kenangan, lalu aku taruh semua di situ. Aku akan berikan ke keluarga mereka nanti. Aku baru mendapat ide untuk memotong rambut mereka berdua dan menaruhnya di folder yang sama.

Sandal-sandalnya untuk Pochi dan Tama.
Liza, anak paling besar, harus menunggu gilirannya nanti. Di ruang berikutnya dengan ulat raksasa, seharusnya ada sepatu pria muda yang tadi, jadi dia tidak harus menunggu lama.





Percobaan untuk menyerang, berapapun damagenya, rupanya berhasil. Level Tama dan Liza naik satu, Pochi naik dua.
torablue.blogspot.com
Rupanya seseorang otomatis mendapat skill kalau dia naik level, Pochi mendapat skill [Throwing], Tama dapat [Collecting], dan Liza [Dismantling]. <TLN: Dismantling=membongkar>

Tapi aku tidak punya skill [Dismantling]... Aku harus coba memotong ikan nanti.

Tunggu, ada yang aneh dengan skill Liza.
Skill [Dismantling] berwarna abu-abu walaupun skill [Spear] putih. Skill Pochi dan Tama juga abu-abu.
Apakah mereka belum aktif? Mereka akan jadi lebih kuat kalau aku aktifkan tapi...

Nilai atribut mereka juga bertambah, tapi contohnya STR tertulis 15(18), jadi sepertinya tidak langsung bertambah.

Lagian masih ada sekitar 100 ruangan sebelum keluar, ayo pecahkan masalah ini sebelum keluar!

Aku pimpin mereka keluar dari ruangan.

>[Mendapatkan Title Trainer (Tamer)]