Sunday 10 July 2016

1-8. Iblis, Ksatria dan Magician

Satou di sini. Tercengang karena rute yang lama dinanti mendadak ditutup.






Keberadaan yang hanya bisa dijelaskan dengan kata Iblis muncul.

Mempunyai tanduk seperti domba, mata merah tua yang menyala dan badan hitam legam yang bersinar. 4 tangan, sayap kelelawar, dan ekor penyengat yang bercabang. Benar-benar Iblis.

Sang iblis menghabisi para ksatria dengan mudah.

Alun-alun menjadi penuh dengan kereta yang terguling dan mayat yang tersebar dimana-mana...

Hal ini terjadi dengan tiba-tiba di tengah hari yang damai.





Dinding dalam kebanyakan diisi oleh rumah mewah para bangsawan dan orang kaya, sedangkan pertokoannya hanya terletak di samping jalan utama yang menuju ke istana.

Saat kami tiba di dinding dalam, kami turun dari kereta dan mulai berjalan di sekitar pertokoan mewah dengan dipandu oleh Nadi-san.

“Ini adalah toko yang menjual armor kelas tinggi untuk para ksatria. Tokonya tidak hanya punya armor metal. Kadang-kadang mereka memiliki magic armor. Kamu membutuhkan lusinan koin emas untuk membelinya~.”

“Toko ini adalah toko perhiasan terbesar di sekitar sini. Terutama pelayanan merka untuk ruby dan sapphire {TLN: delima dan nilam} adalah yang terbaik di kerajaan ini. Untuk rakyat umum, aku rekomendasikan Liz Jewelry di seberang jalan.”

“Kalau kamu ingin menjahit jubah, maka toko ini bagus. Walaupun pernah hampir bangkrut; tahun lalu, setelah anak laki-lakinya yang kembali dari royal capital meneruskan tokonya, toko ini menjadi sangat populer. Karena 1 barang berharga 2-3 koin emas, rakyat umum tidak datang ke sini tapi mungkin akan menjadi ide bagus untuk pedagang yang baru mendapat pekerjaan besar untuk memesan di sini untuk meningkatkan gengsinya.”

Nadi-san sangat tahu banyak seperti wiki. Seperti yang diharapkan atas Jack-of-All-Trade? Walaupun kereta kuda yang terlihat mahal datang dan pergi dari istana ke alun-alun, lalu lintasnya relatif sedikit untuk kereta kami berhenti di jalan.

Nadi-san haus setelah berbicara banyak tidak ya?

“Ini adalah kedai teras terbuka yang paling populer untuk kue dan tehnya di antara wanita di Kota Seryuu.”

Mata Nadi-san berkilau. Tidak terlihat seperti permintaan, hanya murni keinginan.

“Nadi-san, tenggorokanku kering, karena kita sudah di sini kita istirahat aja dulu.”
“Ya, aku mengerti. Silahkan masuk, aku akan tunggu di sini.”

...hmm?

Tiba-tiba, keputusan yang menyendiri!?
{TLN: Suddenly, a lonely decision!?}

“Kamu tidak ingin masuk, Nadi-san?”
torablue.blogspot.com
“Maaf, karena ini kedai teh kelas tinggi...”

“Tolong ceritakan padaku tentang instana dan alu-alun sambil minum. Tentu saja, aku yang akan membayar untuk teh dan kuenya.”

Mati Nadi-san bersinar... tapi dengan cepat kembali redup. Apakah semahal itu?
Harus memaksa di sini!

“Ayo”

Aku menarik tangannya dengan halus ke dalam kedai.





Aku sedikit bersiap untuk harganya, tapi satu set teh dan kue hanya 1 koin perak. Bukankah itu murah? Itu yang aku pikir, tapi mempertimbangkan uang segitu cukup untuk menginap 5 hari di penginapan kelas atas, mungkin itu lumayan mahal untuk masyarakat umum.

Walaupun ini adalah kafe teras terbuka, mereka menggunakan meja keramik berkelas di sini. Cangkir dan tekonya juga terlihat mahal.
Tehnya terasa seperti teh Assam. Sepertinya mereka tidak memberi gula dan susu.
Sebagai gantinya, mereka menyajikannya beserta kue panggang manis. Sepertinya kamu memakannya dengan keju lembut atau selai.

Apakah ini banyak peminatnya? Saat aku melihat gadis-gadis di sekitar, semuanya sedang makan sesuatu yang terlihat seperti hotcake yang penuh dengan krim madu.

Jadi aku memanggil pelayan dan memesan 2 porsi hotcake. Harganya 3 koin perak.”

“Enak~~~”

Ini memang enak... Apalagi ekspresi gembira yang memukau dari wajah Nadi-san!

Walaupun sedang menikmati kue, Nadi-san tidak lupa pekerjaannya, dia berbicara tentang reklamasi tanah milik istana Kota Seryuu dan berbagai hal lainnya.

Waktu teh di siang hari yang damai tidak berlangsung lama...

Pada awalnya, bayangan besar melewati alun-alun.

Diikuti dengan teriakan dengan suara bass yang dalam.

Menyeberangi alun-alun, bola api raksasa terbang menuju ke istana.
Sebuah menara roboh.

Setelah awan debu dan suara dari runtuhnya menara menghilang, orang-orang yang terdiam di alun-alun bergerak kembali. Teriakan terdengar, para prajurit menyuruh mereka berlindung dengan nada marah.

Iblis bertangan empat melayang di alun-alun sambil merentangkan sayapnya.

“Apakah ada budaya iblis datang bermain pada siang hari di kota ini?”

“Ga ada budaya seperti itu! Cepat, ayo kabur!”

>[Mendapat Skill Nonchalant] {TLN: tidak peduli atau cuek}

Aku mengatakan hal bodoh. Nadi-san menarik tangan aku dan menyuruhku untuk kabur tapi mungkin badan dia lemas, dia tidak bisa bangun.

Walaupun memalukan, aku melihat situasi di sekitar untuk memancingku bertindak. Entah bagaimana aku tidak bisa mencerna informasi yang aku dapatkan dengan baik. Seakan badanku bergerak terpisah dengan kepalaku.

Saat bola api kedua menyeberangi benteng menuju istana, sebuah barrier biru semi-transparan terbentang di udara, dan bola apinya berhenti. {TLN: barrier=penghalang}

Sesaat sebelum barrier terpasang, sekelompok ksatria dan magician keluar dari dinding istana.

Kepung dia! Kenapa kalian tidak memanfaatkan pertahanan istana?
Untuk orang yang sangat menyedihkan untuk berdiri dari kursi saja tidak mampu, aku mengutuk para ksatria. Walaupun aku mendapat pengetahuan tentang pertarungan hanya dari manga dan game...

Si iblis mendarat di kebun bunga di tengah alun-alun. Dia dengan sengaja memilih bertarung di tanah daripada di udara walaupun dia lebih unggul di sana.

Infantri berat di belakang melepaskan hujan panah. Terdengar seperti hujan yang lebat, alun-alun ditancapi panah. Sialnya, setiap panah yang mengenai badan si iblis terpental.

3 ksatria berkuda memegang tombak di tangan kiri mereka berbaris untuk menyerang iblis itu bersamaan. Si iblis menghembuskan udara berwarna ungu dari mulutnya ke arah para ksatria. Apakah itu nafas beracun? Wajah para ksatria dan kudanya yang terkena serangan langsung terlihat sangat buruk. Ksatria yang kehilangan tenaga terjatuh dari tunggangan mereka dan ditendang oleh si iblis, terbang ke arah teman-temannya.

Dari arah berlawan dari para ksatria, 3 ksatria berkuda lain menyerang!
Walaupun 2 ksatria pertama diserang dengan ekor si iblis, satu lagi yang terlambat datang berhasil menusuk badan si iblis dengan tombaknya.
Para ksatria yang terlempar dengan ekor kembali berdiri, dan menyerang si iblis dengan pedangnya.

Si iblis menangkis serangan para ksatria dengan cakar dan raungannya.
Reruntuhan dan batuan kecil melayang dan berputar di sekitar tubuh hitam si iblis, kecepatan putarannya terus meningkat...

Aku merasakan firasat yang membuat punggungku merinding!
Aku angkat badanku dari kursi. Aku berpikir untuk kabur, tapi Nadi-san, yang masih lemas dan tidak bisa bangun, masuk ke pandanganku.

Tidak ada waktu. Kabur itu mustahil.
torablue.blogspot.com
Aku tarik Nadi-san dari kursi, dan menjatuhkan meja keramik ke arah iblis sebagai prisai.
Aku tidak bisa melihatnya dari posisi aku, tapi pada saat ini, si iblis melepaskan gelombang vacuum blades {TLN: sayatan vakum} ke semua arah.

Hampir saja, tapi aku berhasil memegang Nadi-san di belakang meja keramik.
Tabrakan kuat menggetarkan mejanya. Sebagian keramiknya terlepas dari vacuum blade. Pemandangan di teras terbuka menjadi tragis.

Kedai-kedai yang mengelilingi alun-alun hancur sebagian atau seluruhnya. Bahkan salah satunya ditabrak kereta kecil dengan mengerikan.

Aku melirik ke arah iblis yang mulai berjalan ke arah prajurit yang terkena serangan, dan membawa Nadi-san yang pingsan untuk meninggalkan alun-alun.

Aku berlari seperti angin ke arah jalan utama sambil membawa Nadi-san.
Orang yang mengungsi berhamburan ke dinding dalam, situasi yang berbahaya.

Aku berbelok ke jalan samping sebelum sampai ke keramaian yang padat. Karena kedua tanganku terpakai, aku menggunakan menu dengan pikiran dan meningkatkan skill [3D Maneuver] dan [Jump] ke level 10.

Mendekati dinding dalam, aku menemukan gedung besar. Melompat sambil bergantian antara dinding dalam dan dinding gedung seperti ninja dalam manga, aku menyeberangi dinding dalam.

>[Mendapatkan Skill Retreat] {TLN: Retreat = mundur}

Saat aku memeriksa peta, sepertinya di sini adalah dipinggir kota timur. Aku menghentikan paksa kereta yang kebetulan lewat dan meminta pengemudinya untuk membawa Nadi-san ke guild pekerja. Pada awalnya pengemudinya segan, tapi dia mengerjakannya dengan gembira saat aku beri dia sebuah koin emas.

>[Mendapatkan Skill Persuasion] {TLN: bujukan}
>[Mendapatkan Skill Bribing] {TLN: Menyuap}

Ini bukan waktunya menghemat uang.

Aku bergantung pada ingatan dari kemarin, dan mengambil suatu item dari storage sambil berlari.