Sunday 10 July 2016

1-6. Pasar, Putri, dan Penjualan Budak

Satou di sini. Aku Suzuki tapi aku Satou. Ini mimpi kan? Tolong katakan bahwa ini mimpi, Johny.






Sedikit kegelisahan mulai muncul di pikiranku, saat aku pergi berbelanja di kota besar di wilayah milik earl, Kota Seryuu.
Jaraknya hanya beberapa menit berjalan kaki ke timur dari penginapan milik ibunya Martha.
Omong-omong, aku belum dengar nama penginapannya, di peta tertulis “Monzen Inn”; apakah itu?

Segera setelah memasuki deretan kedai makanan, aku mencium bau sesuatu yang enak.
Eh? Bukannya ini bau kecap?
Okonomiyaki dan crepe sedang dimasak di piring besi. Bumbunya sepertinya kecap. Seperti yang aku duga, boleh saja menyebut ini mimpi. Tidak mungkin kecap ada di fantasi!

Walaupun aku baru selesai makan, aku membelinya.

“Yap, ini enak.”

Aku mau saus potongan babi daripada kecap. Kedai lain sepertinya menggoreng sesuatu seperti kroket. Budaya masakannya sangat tinggi untuk fantasi!

Aku pergi ke macam-macam kedai, mencoba berbagai makanan.

“Berapa harga gabo ini untuk 3 porsi?”
“Harganya 2 sen.”
“Mahal, bukannya 1 sen?”
“Bu, kalau begitu, aku tidak bisa makan; Bagaimana kalau 2 sen dapat 4?”
“2 sen dapat 5.”
“Ya sudah deh, karena ibu cantik, aku menyerah.”

Aku mendengar percakapan yang menarik antara seorang tante dan pemilik kedai makanan. Dasar tawar-menawar eh? Karena aku terbiasa membeli dengan harga yang tertulis di label harga, sepertinya susah.

>[Mendapat Skill Eavesdropping] {TLN: Nguping}

“Ada yang bisa aku bantu, anak muda?”
Fumu, dari percakapan barusan sebuah gabo sepertinya sekitar 0.4-0.5 sen per porsi. Karena paman ini punya skill [Arithmetic], dia harusnya bisa menghitung harga minimumnya.
“Aku mau beli 2 gabo, 1 sen boleh?”
“Kamu dengar obrolan barusan ya? Ya udah gapapa. Masnya punya skill [Arithmetic] juga kan? Kamu hebat juga untuk umur segitu.”
Ini cuma perhitungan normal aja padahal...
Aku dapat 2 buah gabo dengan 1 sen. Gabo sebenarnya labu merah seukuran kepalan tangan. Omong-omong, sen itu koin berbentuk oblong dengan berat sekitar 1 gram, ini adalah koin tembaga dengan warna kekuningan dan kemurnian yang rendah.

>[Mendapatkan Skill Estimation] {TLN: Perkiraan}
>[Mendapatkan Skill Haggling] {TLN: Tawar-menawar}

Tapi aku tidak menawarnya?
Apa karena aku melihat tante tadi menawar?
torablue.blogspot.com
Sambil berpikir apa yang mau aku lakukan pada buah gabonya, aku melihat sekeliling. Semua kedainya berukuran setengah tatami tapi ada banyak. Ditambah lagi, semuanya ramai.

Sambil melihat-lihat, aku tingkatkan skill [Estimation], [Hagging], [Arithmetic], [Negotiation], dan [Scamming] ke level maksimum.

Setelah berjalan sekitar 10 menit, aku akhirnya menemukan tujuanku.

Aku pilih tas pundak besar dari salah satu kios. Harganya ditampilkan di atas tasnya karena skill [Estimation]. Berguna.

Sepertinya aku akan dibenci jika langsung membelinya dengan harga pasar. Aku mengerti caranya setelah 3 toko. Aku bisa membelinya dengan setengah harga pasar jika aku coba tawar 3-4 kali... tapi sejujurnya, ini menyusahkan.

Hasil dari kios-kios... [Tas Pundak Besar], [Tas yang Sedikit Keren], [Daleman untuk Umum Atas dan Bawah + 10 set], [Handuk Tangan berbagai ukuran, dan Sapu Tangan]. Handuknya hanya 2 potong kain yang ditumpuk, aku sedikit kecewa.
Dan juga, walaupun aku tidak bisa menjahit, [2 Meter Hemp Cord – 5 Bundelan], [Benang Katun – 1 Gulung], [Jarum Jahit – 5], [Gunting Jahit], [Kain Katun], entah kenapa jumlahnya ada banyak. Karena aku punya storage, walaupun kebanyakan akhirnya tidak terpakai juga tidak maslah.
Semuanya 3 koin perak. Tak diduga, baju lebih mahal dari makanan.

Aku pikir aku tidak perlu katakan ini, tapi barang pertama yang aku beli, tas pundak, itu hanya kamuflase. Aku taruh barang ke dalam tas dan langsung aku masukan ke storage tanpa terlihat. Aku masukan beberapa pakaian masyarakat biasa ke dalamnya, jadi tidak terlihat kosong.

Aku ingin membeli beberapa jubah atau mantel tapi, hanya ada barang yang lusuh atau terlihat murah yang tersedia jadi aku tidak jadi membelinya.

Oh iya, aku ingin mencoba penyimpanan panas di storage. Aku akan beli makanan yang panas dan taruh di dalam storage.
Berbelanja itu menyenangkan~

“Nah, apa lagi ya?”

Kursi terjajar rapi di depan kedai dan ada banyak bapak-bapak minum sake dari pagi.

“Minum (bir) siang-siang... Oh iya, peralatan makan minum!”

Harusnya ada toko yang menjualnya di antara semua yang aku kunjungi sejauh ini. Oh iya, sepatu! Aku lupa sepatu.

Aku ingin pengingat~. Ada tempat memo di dalam tab [Exchange] dalam Menu, aku catat daftar belanja di sana,

Sudah lama sejak aku terakhir lihat tab [Exchange], di sana aku menemukan alasan kenapa aku level 1 waktu masuk ke kota.
Status itu sama dengan apa yang tertulis di halaman ini. Batas atas setiap atribut dapat dipilih dari kotak drop down di sini {TLN: Google drop down box}. Bahkan skill dan title dapat diatur menjadi [Tidak Ada].

Jadi... Aku bisa memberi info palsu bagaimanapun aku mau.

Aku membeli sepasang sepatu yang cocok untuk perjalanan yang sulit, dan jubah yang sesuai dengan sepatunya, juga sepasang sandal.

Aku berpikir untuk membeli semuanya karena aku punya storage tapi aku tidak bisa menemukan sepatu dengan ukuran yang pas. Aku akan pesan nanti di toko sepatu di jalan utama.

Lapar setelah perjalanan ronde kedua {TLN: yang pertama sebelum makan :P}, mataku terkunci pada toko yang menjual makanan seperti shoyu ramen dan pergi ke sana. Walaupun mi-nya berbeda, ini benar-benar ramen.
Ini seperti adonan tepung digulung pada tongkat yang dipernis dengan sesuatu yang seperti miso lalu dimasak. Rasanya kurang cocok, tapi memang enak.

Aku juga membeli cangkir, panci, dan peralatan makan yang menarik perhatianku, aku beli semua. Lalu, pisau dapur, hot pot dan penggorengan. Entah mengapa tidak ada talenan, apakah orang-orang di sini tidak menggunakannya?

Aku dengan santai membeli bak mandi dari logam. Seperti yang kuduga, baknya terlalu besar untuk masuk ke tas jadi aku bawa diam-diam ke belakang gang dan menyimpannya ke storage. Dan karena akan terlihat aneh kalau aku kembali lagi ke jalan timur, aku memutuskan untuk keluar ke jalan utama.





Di jalan timur jumlah kedai terlalu banyak, membuat jalan terdesak di tengah. Di sini, jalan utama memiliki lebar 6 meter, kereta kuda dan kereta yang ditarik manusia lalu lalang.

Seperti jalan yang tadi, berbeda dengan yang aku bayangkan dalam fantasi, jalan di sini sangat bersih. Tidak ada bangkai binatang berserakan. Juga tidak ada gelandangan di gang.

Kedai di sini lenggang tidak seperti di timur, sebagai gantinya ada banyak toko. Ada banyak orang dengan pakaian bagus berkeliaran di jalan.

“Apakah collar populer?”
{TLN: Bukan collar kerah. Tapi biasanya ikatan leher yang dipake budak.}

Orang yang menarik kereta pada umumnya menggunakan collar. Saat aku mencarinya, mereka itu budak. Secara misterius, semua budak menggunakan collar, alasan tidak diketahui.

Kereta yang datang dari pusat kota menurunkan kecepatannya untuk menyesuaikan dengan kecepatan berjalan pejalan kaki.

Keretanya lewat di depanku. Ada sekitar 10 budak wanita di dalamnya. Mataku tertuju pada salah satu dari mereka. Gadis yang layak disebut Yamato Nadeshiko dengan rambut dan mata hitam, walaupun dia terlihat seperti telah mengalami perjalanan jauh. Karena kebanyakan orang terlihat seperti orang Eropa Utara, ini mungkin pertama kali aku melihat wajah orang Asia.
Gadis itu memandang ke bawah, mata kami bertemu saat dia mengangkatnya dan walaupun tidak ada perkembangan dramatis, entah mengapa gadis kecil dengan wajah umum Eropa utara terlihat sangat terkejut saat melihatku. Yaa, ini menyusahkan kalau kamu terus memandangiku... Aku tidak tertarik pada loli.
torablue.blogspot.com
Saat aku memandangi gadis kecil itu, sebuah pop up dengan nama dan levelnya muncul di sebelahnya.

Arisa. Level 10. Levelnya tinggi untuk gadis kecil.

Informasi lebih jauh muncul.

11 tahun

Title: [Witch of the Lost Kingdom][Mad Princess]
{TLN: [Penyihir dari Kerajaan yang Hilang][Putri yang Gila]}

Skill : Tidak diketahui

Keretanya menghilang ke arah jalan barat.

Sejujurnya, itu semua adalah title pengundang masalah... Engga engga, aku ga mau dekat-dekat oke? Pastinya!





Mari kembali ke tujuan semula.
Aku mencari peta untuk penjahit dan pembuat sepatu, dan menemukannya berkumpul dekat dengan jalan samping, jadi aku ke sana. Kebanyakan memiliki wanita-wanita muda sebagai kasir yang tidak sesuai untuk bapak-bapak, jadi aku pergi ke toko dengan pasangan paruh-baya yang terlihat baik.

“Permisi, apakah di sini menjual jubah yang cocok untuk pedagang dengan warna yang tenang?”
“Selamat datang, silahkan kesini, kami akan bawakan pakaian contoh. Ada 5 barang yang sudah jadi di rak sebelah situ, tapi mereka laris belakangan ini.”

Sang suami memanduku ke lounge dan mengeluarkan contoh-contoh dari dalam. Dengan serasi, sang istri mengeluarkan minuman seperti teh. Ini cangkir yang elegan.

“Karena sebentar lagi cuaca akan jadi dingin, bagaimana dengan kain tebal ini? Kalau anda ingin melakukan perjalanan, kami juga bisa persiapkan matel anti air yang cocok, bagaimana?”

Ini barang-barang yang bagus. Mungkin. Ini adalah tipe-tipe dimana toko baju terbesar membelinya dengan banyak dan dengan berbagai macam warna. 5 macam yang paling laris mungkin juga memiliki pesanan mantel menemaninya.

Semua baju ini butuh 5 hari untuk selesai. Kalau aku hanya membeli satu, maka hanya 3 hari.
5 emas itu jumlah yang banyak, tapi itu uang yang dibutuhkan untuk barang yang diperlukan.
Tetapi, aku ingin setidaknya 1 jubah ganti sebelum hari ini selesai. Aku merasa tidak tau sikon jika aku pergi ke dinding dalam dengan jubah rusak seperti ini.

“Pak, kalau toko ini hanya untuk penjahitan, untuk baju yang sudah jadi di toko mana ya? Seperti yang anda lihat, jubah yang aku pakai sudah rusak dalam perjalanan, aku mau membeli baju sementara sampai jubahnya selesai dijahit.”

“Untuk baju yang sudah jadi, aku rekomendasikan Poel Clothing di jalan Teputa. Walaupun itu toko milik anak aku yang bodoh, aku bisa jamin kemampuan dia dalam membuat baju. Toko itu cukup terkenal di antara peduduk jadi cukup kalau untuk baju sementara.”

Mempromosikan toko anaknya eh... Aku menolak dengan halus saat dia menawarkan untuk menggambar peta, cukup dengan instruksi oral saja agar aku bisa keluar dari toko. Aku hampir lupa mengambil notanya sampai aku dipanggil oleh ibu penjaga toko dengan terburu-buru.

Aku beli 2 jubah, satu berwarna coklat tua yang tenang dan yang lain berwarna merah dengan garis-garis kuning yang mencolok. Yang awal sesuai yang aku bilang, dan yang terakhir, lupakan alasannya. Pandangan mata aku tertuju pada lembah milik kasir wanita...

Tentu saja aku juga pesan sepatu ke penjahit. 1 untuk berjalan di kota, 2 boot untuk perjalanan.

Saat aku kembali ke penginapan milik Martha setelah belanja, matahari sudah mulai terbenam.






PREV | TOC | NEXT