Sunday 10 July 2016

1-5. Kehidupan di Kota Benteng Dimulai!

Aku akhirnya sampai di Kota Seryuu.
Mari kita telanjangi dengan [All Map Exploration]!

Populasinya sekitar 120.000. Tempat ini adalah daerah terpencil di Shiga Kingdom dipimpin oleh seorang Earl. 95% dari ras manusia, 5% sisanya beast tribe, scale tribe, dan fairy tribe {TLN: Ras binatang, ras sisik, ras peri}. Level rata-rata 2-3. Level tertinggi adalah seorang bapak penyihir tua yaitu level 48. Ksatria memiliki rentang 5-20 dengan kebanyakan antara 8-12. Prajurit biasa antara 5-7. Ada banyak busur panah untuk melawan naga. Perbandingan pria dan wanita adalah 5:6 dengan wanita lebih banyak. Tidak tahu apakah ini karena perbedaan kelahiran atau kematian pria yang tinggi.

Secara mengejutkan, penduduk kota hanya punya sedikit skill. Beberapa punya 1-3 skill, beberapa malah tidak punya. Punya 20 atau lebih mungkin pengeculian daripada aturan.

Hanya sedikit magician yang ada. Hanya ada sekitar 20 orang dengan skill magic. 90% dari mereka mempunyai magic sehari-hari, sedangkan 10% sisanya sepertinya anggota tentara milik negara.

Sudah aku duga sih, tapi level 310 itu memang luar biasa. Ditambah lagi, aku keterusan dan mempelajari banyak skill tidak berguna yang akan membuatku mencolok.

Petanya dapat memperlihatkan nama jalan dan sedikit info tentang rumah pedagang. Walaupun tidak bisa membantumu mengetahui barang apa yang mereka jual atau reputasi mereka, infonya masih berguna untuk pengalaman pertama di dalam kota. Sayangnya, fungsi pencari hanya bekerja pada manusia, jadi aku tidak bisa mencari toko dengan itu.
Dilihat dari skala yang diperkecil, kota ini berbentuk seperti oval berdiameter 6 Km, dengan 2 buah bentuk [くの], seperti daruma membungkuk sepanjang 3 Km menempel di setiap sisi.

Aku perbesar petanya dan mengkonfirmasi setiap area...
Pertama, paling dekat dengan gebang, sepertinya ada area penduduk umum. Disamping gerbang ada beberapa kandang kuda dan penginapan. Menggabungkan mereka, istana pemimpin lokal {TLN: Local Lord} ada di tengah-tengahnya. Sesuatu seperti kuil atau magic-sesuatu ada di tengah kota. Jauh dari gerbang, rumah besar pemimpin kota ini berdiri. Dan sebuah kafetaria yang terlihat terlalu kecil untuk kota ini, tapi terlalu besar untuk pemimpin lokal.
Saat aku mencari orang dengan pekerjaan [Adventurer] {TLN: Petualang}, aku tidak dapat apa-apa. Tidak ada [Librarian] juga, yang mungkin berarti tidak ada perpustakaan. Tetapi, ada beberapa [Slave]... {TLN: Budak}

Setelah memeriksa berbagai hal, aku sampai ke gerbang depan. Muncul bersamaan dengan matahari terbit, waktu yang pas! Walaupun gerbang masih ditutup pada saat ini.

Aku pikir akan ada orang lain di depan gerbang, tapi ternyata tidak ada.
Akan lebih baik kalau ada beberapa orang desa yang akan menjual sayuran mereka di pagi hari.

Apakah cuma di mimpiku toko tidak buka sampai jam 10 pagi!?

Menggunakan kaos polo dan celana chino mungkin terlalu mencolok. Aku mencari di storage, dan menemukan beberapa jubah dan aku keluarkan jubah hijau tua yang tidak terlihat lusuh untuk dipakai. Sisanya adalah peralatan magic tapi terlalu lusuh, aku tidak mau memakainya. Jubah ini sedikit berbau seperti jamur.

Badanku terlihat seperti saat aku berumur 15 dengan postur kecilnya. Jubahnya terlalu panjang dan sedikit menyeret tanah. Karena itu, sepatu karet aku jadi tersembunyi. Kumis aku tidak tumbuh walaupun sudah seminggu. Aku sangat senang dan memamerkannya saat kumis aku tumbuh ketika tahun pertama di universitas. Tapi, aku langsung cukur ketika aku punya pacar...
torablue.blogspot.com
Sambil mengenang masa lalu, aku terus menunggu gerbang dibuka.





「●●! ●●●●●● ●●●●●●●●●!!」

Saat aku dekat dengan gerbang, seorang paman prajurit keluar sambil mengatakan kata-kata yang tidak aku tahu.
Percakapan yang lama aku tunggu menghadirkan bahasa misterius!!

>Mendapatkan Skill Bahasa Shiga

Aku cinta mode gampang!
Dewa belum mengabaikanku!!

Aku mengoperasikan menu dan mendapatkan bahasa Shiga dengan sangat cepat!
Aku dengan terlalu semangat memasukkan 10 poin dengan gembira.

“Kenapa nak? Sakit perut?”

Prajurit berjenggot mengikuti. Aku kira memanggil pria di usia 20 akhir dengan “nak” itu tidak benar... Oh iya, penampilanku menjadi seperti 15 tahun.

“Selamat pagi. Ya, aku baik-baik saja.”

Aku dengan ramah menjawab sambil tersenyum tidak jelas, ciri khas orang Jepang. Walaupun pasangannya paman paruh baya, aku bertemu manusia setelah sekian lama. Senyum itu hanya 0 Yen!

Gerbang berat dibuka di belakang kami saat berbincang-bincang.

“Nak, tunjukin identitasmu sesuai peraturan. Kalau kamu tidak punya, bayar pajak 1 koin tembaga.”

Apa--!? Identitas dalam mimpi!
Aku berpikir untuk menunjukkan kartu SIM dari dompet tapi kayanya bakal bikin masalah, jadi aku berhenti.

“Maaf, aku tidak punya kartu ID.”

Aku jawab dengan jujur. Kalau aku ditolak maka aku bisa menyelinap diam-diam, kalau tertangkap tinggal lari. Aku benar-benar bertingkah seperti orang penting dalam mimpi! Ya, mimpi! Ini adalah mimpi!

“Kamu hilangkan? Kami bisa bikin baru tapi biayanya 1 koin perak, tidak apa-apa bayar segitu?”

Oy oy, kamu bisa bikin baru semudah itu?
Ada beberapa koin perak Shiga di storage kalau tidak salah.

“Tolong izinkan aku membuat yang baru! Kudaku, terkejut dengan dentuman keras 8 hari yang lalu, kabur sambil membawa barang bawaan aku. Kalau aku tidak punya dendeng di kantong dan tidak menemukan sumber air di jalan, aku pasti sudah mati!”

Aku pandai berbicara kalau menurut aku sendiri~ Aku mungkin benar-benar punya bakat untuk menipu.
Seakan merespons ke monolog dalam hati aku :

>[Mendapat Skill Excuse]
>[Mendapat Skill Deception]
>[Mendapat Skill Negotiation]

Skill murah!!

“Sini nak!”

Paman prajurit memanggilku ke pos penjaga yang terletak di samping gerbang.
Bahkan setelah memberi alasan dengan susah payah, paman prajurit mengabaikannya. Kemampuan mengabaikannya terlalu tinggi!

“Untuk jaga-jaga, kamu tidak terdaftar di daftar buronan atau rampok kan?”
“Tentu saja tidak.”

Aku bagian dari masyarakat umum yang tidak terlibat kriminal~

“Ya sudah, letakkan kedua tanganmu di atas batu Yamato dan sebutkan namamu.”

Paman memanduku ke tempat dengan LCD 20” di dalam pos penjaga. Kemana di Yamato batu Yamato ini bisa membawaku? Bisakah pergi ke angkasa? {TLN: Space Battleship Yamato?}

Untuk nama, harus nama karakter kan~

“Satou”

Tepat setelah aku menyebut nama karakterku, litografnya mulai bersinar redup dengan cahaya biru, dan beberapa kata muncul.

Ini huruf yang sama dengan papan penunjuk yang tadi. Aku bisa baca karena skill bahasa Shiga. Aku ingin skill bahasa Inggris!

“Nak, sekarang sudah boleh lepas tangannya.”

Di litograf, tertulis: [Race: Manusia], [Level: 1], [Class: Rakyat biasa], [Affiliation: TIdak ada], [Occupation Type: Manajemen], [Title: Tidak Ada], [Skill: Tidak ada], [Reward and Punishment: Tidak ada].

Eh, levelnya kok beda?

Meninggalkan aku kebingungan, paman prajurit menulis dengan halus tulisan yang ditampilkan di litograf pada kertas dengan quill {TLN: Pena dari bulu}. Akhirnya, dia mengecap formulir masuk, [Orang yang Menerima: Pelayan dari Earl Seryuu, Ksatria Soun], dengan cincinnya di tempat dimana namanya tertulis.

“Nih, lain kali jangan hilang.”

Paman prajurit memberikan sertifikatnya ke aku, sedangkan aku memberikan dia sebuah koin perak dan sebuah koin tembaga besar dari kantong aku.

“Nah, itu kamu bisa taruh uang di kantong. Kamu waspada juga rupanya! IDnya disimpan baik-baik mulai sekarang.”

“Dan juga, jangan lupa. Ijin kependudukan cuma berlaku 10 hari. Kalo kamu mau tinggal lebih lama, berikan permintaanmu ke sini atau ke bangsal di aula kota. Dimanapun juga, biayanya 3 koin tembaga.”

“Kalau kamu tertangkap di kota dengan ijin yang kadaluarsa saat penyaringan gelandangan, dendanya 1 koin perak. Kalau kamu tidak bisa bayar, kamu akan dipaksa menjadi budak.”

Penjelasannya mengalir dengan lancar, seakan-akan dia selalu melakukannya.
Mari berhati-hati untuk tidak melupakannya.
Terjatuh dari pengembara menjadi budak itu terlalu parah! Aku penasaran apakah penjaringan gelandangan saat periode Edo juga seperti ini?

“Terima kasih banyak.”
“Ou, kamu boleh datang ke pos penjaga untuk konsultasi kalau ada masalah. Ga usah dipikirin biayanya.”

Aku mendengar hal yang bagus. Terima kasih, ksatria Soun.
Aku keluar dari pos penjaga sambil mengucapkan selamat jalan dengan sopan.

Aku memakan waktu cukup lama di dalam pos, jalan utama yang sebelumnya menuju ke gerbang sekarang penuh dengan keramaian dengan perasaan eksotis.





Ada tempat kosong berbentuk setengah lingkaran dengan radius sekitar 20m antara gerbang dan kota. Apakah ini untuk mencegah kebingungan atau untuk perang, aku tidak tahu.

Sertifikatnya dibuat dengan bahan mirip kertas Jepang. Walaupun pemandangan kotanya bergaya barat, kertasnya... Apa ini batas dari mimpi?
torablue.blogspot.com
Aku lipat kertasnya dengan hati-hati ke dalam kantong. Tentu saja, aku langsung letakkan ke folder Favorit di kantongku.

Mari cari baju ganti sambil jalan-jalan di jalan utama sekarang! Walaupun sudah dicuci, hanya menggunakan 1 set baju itu menyakitkan.

“Aku mau mandi sebelum ganti baju...”

Aku coba mencari pembantu rumah mandi, tapi tidak bisa. Aku penasaran apakah aku salah memberi nama pekerjaannya, atau memang tidak ada rumah mandi. Kalau tidak ada, aku tidak punya pilihan lagi selain mendapat air panas dan mandi di kamarku di penginapan nanti.

“Kamu yang di sana! Kalau kamu belum memilih penginapan, menginap disini aja! Akan aku beri beberapa pelayanan~!”
“A-apa...”
“Ga apa, ga apa, lebih murah dari yang lain—Engga juga sih, tapi dipenuhi kesetiaan pada makanan enak dan kasur yang bersih!”

Saat aku berpikir tentang bagaimana cara mandi, seseorang menarik tanganku dan kesadaranku kembali. Seorang gadis dengan semangat tinggi memeluk tanganku sambil menariknya. Aku penasaran apakah dia pencari pelanggan, ini pemandangan yang biasa kamu lihat di festival kampus di Jepang modern.

Aku ditarik ke toko yang terlihat seperti bar sambil sepenuhnya menikmati perasaan lembut yang membalut lenganku. Karena aku masuk dari jalan utama, di sini terasa gelap.

“Mah! Mah! Aku bawa tamu!”.

Sebagai terima kasih atas kelembutan yang terasa di lengan aku, aku tidak ragu lagi untuk menginap di penginapan ini. Yap, poyopoyo adalah keadilan!

“Ini pelanggan pertama setelah bintang jatuh ya... Hm? Dia tidak bawa barang apa-apa, dia benar-benar tamu?”

Seorang tante bertubuh besar keluar dari tempat yang seperti kedai bar. Berlawanan degan figurnya, dia wanita cantik dengan wajah penuh harga diri. Sepertinya sekitar 30 tahun? Maaf memanggilmu tante.

Tapi, walaupun pasangan ibu-anak ini cantik secara alami, kenapa mereka gendut!? Kurangi 10, engga 20 Kg, maka mereka akan masuk ke zona seranganku!!

Walaupun aku akan mundur kalau dia sudah menikah. Perselingkuhan hanya akan membuat semua pihak yang terlibat tidak bahagia!

“Karena kejadian, er, bintang jatuh? Barangku lari bersama dengan kudaku... Untungnya dompet aku aman, dan aku bisa sampai ke kota ini~”
“Itu musibah. Penginapan ini bertarif 1 koin tembaga besar untuk satu malam. Kalau kamu tidak masalah tidur dengan tamu lain di ruangan besar, maka jadi 2 koin tembaga. Makanan disajikan di bar ini untuk satu kali makan. Itu layanan terbatas untuk akomodasi.”

Fumu, aku tidak tahu harga pasar, jadi aku selidiki nilai koin tembaga besar dan koin perak dengan membayar 10 hari.
Ibu pemilik penginapan memiliki skill [Arithmetic] dan [Cleaning] jadi tidak akan ada kesalahan dengan perhitungannya.

“Kalau begitu, tolong untuk 10 hari.”
“Oke, tepat 2 koin perak.”

Aku keluarkan 2 koin perak dan memberikannya ke ibu pemilik.
Sepertinya 5 koin tembaga besar sama dengan 1 perak. Dia juga sepertinya tidak salah hitung.

“Bu, boleh pesan makan sekarang? Kalau bisa yang ringan saja.”
“Kalau seperti oatmeal, roti hitam, atau sayuran aku bisa ambil sekarang. Maaf tapi daging belum ada di pasar, jadi tidak ada makanan daging.”
“Kalau begitu tolong roti hitam dan stew.”
“Oke, aku bawa sekarang, duduk aja disitu. Martha, tulis buku tamu untuk pelanggan ini.”

Ibu pemilik pergi ke tempat yang seperti dapur, dan penggantinya, seorang gadis poster yang terlihat seperti kepala kasir dalam drama historikal memegang buku yang terikat dengan tali, Martha-chan, datang ke sini.
Dia imut tapi umurnya sekitar anak SMA? Sedikit terlalu muda untuk aku.

“Ha~i, aku akan menulisnya untukmu jadi bisa beri tahu namanya?”
“Namaku Satou.”
“Oke Satou. Pekerjaan dan umurnya dong.”

Aku hampir bilang programmer 29 tahun. Menurut tampilan Status, seharusnya 15 tahun.

“Pedagang, 15 tahun.”
Martha-chan mengisi buku dengan lancar. Sepertinya menggunakan kertas kuning seperti yang digunakan pada kaligrafi Jepang.
Saat Martha mencoba untuk mengobrol setelah menulis pendaftaran penginapan, ibu pemilik keluar dan menyuruhnya membersihkan lantai 2.

Stew yang jernih dengan sup yang seperti kaldu, sayur yang seperti kol dan wortel, dan seperti yang diberitahu sebelumnya, tanpa daging, lebih enak dari yang aku kira. Ada 3 potong roti hitam setebal 2 cm. Lebih keras dari yang aku dengar, tapi sama keras seperti senbei. Sepertinya bisa mengisi perut. Aku menggigitnya dengan penasaran. Rasanya seperti makan dengan penuh SFX.

Merasa puas setelah makan makanan layak setelah sekian lama, aku bayar biayanya. 1 koin tembaga. Biasanya dibayar sebelum makan.

Omong-omong, Martha dan Ibu pemilik menggunakan kata-kata pelayanan dan oatmeal dengan normal, tapi waktu aku perhatikan bibirnya, mereka berkata hal lain. Apakah ini pemberian dari kata-kata bahasa Shiga?

>[Mendapat Skill Lip Reading] {TLN: Membaca bibir}

...Ya~y, aku bisa menjadi mata-mata atau detektif~ orz.

Lagipula,

“Landlady-san, aku mau beli beberapa bahan makanan, apa anda tahu tempat yang bagus?”
torablue.blogspot.com
Walaupun aku tahu lokasi toko dari peta, jumlahnya terlalu banyak. Aku tidak mau mengunjungi semuanya.

“Kalau kamu mau barang dengan kualitas bagus, maka penjahit di tengah kota itu yang terbaik. Untuk yang sedang-sedang saja maka yang di timur bagus, kalau mau yang murah di barat. Kalau punya uang lebih kamu bisa pesan di penjahit kelas tinggi di dinding dalam, tapi kamu butuh koin emas. Toko barang sehari-hari biasanya buka dekat toko baju, jadi hati-hati mengatur uangnya”

“Terima kasih banyak. Aku akan pergi ke timur karena kalau pesan sepertinya makan waktu lama.”
“Oke, walaupun ada Chian di timur, tapi hati-hati copet. Karena kadang-kadang ada pekerja yang migrasi dari barat di sana.”

“Baik, aku akan berhati-hati.”

Aku meninggalkan penginapan sambil berterima kasih pada pemilik atas nasehatnya.
Mulai sulit mengatakan bahwa ini adalah mimpi. Tapi aku akan bekerja keras!






PREV | TOC | NEXT