Sunday 10 July 2016

1-10. Mari Berdansa dengan Iblis! [Bagian Terakhir]

“Salam dari medan perang, komentator Suzuki Ichiro, akan dikirim olehku, Satou.”

Mengharapkan mendapat lebih banyak skill dengan tegangan yang meningkat, Satou di sini.
Sambil berpura-pura mati di balik mantel, aku mengaktifkan banyak skill tapi...
Aku tidak menyangka bahwa hal ini mengakibatkan situasi seperti itu!

Baiklah, mari mulai “Mari Berdansa dengan Iblis! [Bagian Terakhir]”!






Aku mengeluarkan sebuah pedang dua tangan dari bayangan mantelku.
Pada saat yang sama, para magician memulai serangan balik, setelah menunggu di belakang formasi.

Fireball, Firestorm, Wind Blade, Lightning. 3 serangan magic sistematis menyerang si iblis satu demi satu, dan juga menyerang aku yang terlihat membatu dekat dengan si iblis.

Ditambah lagi, lebih banyak serangan datang setelah itu. Stone Bullet, Sandstorm, WaterBall, Snowstorm.

Yang terakhir datang hanya pilar cahaya menembus langit.

>[Mendapatkan Skill Fire Magic]
>[Mendapatkan Skill Wind Magic]
>[Mendapatkan Skill Lightning Magic]
>[Mendapatkan Skill Fire Resistance]
>[Mendapatkan Skill Wind Resistance]
>[Mendapatkan Skill Earth Magic]
>[Mendapatkan Skill Water Magic]
>[Mendapatkan Skill Ice Magic]
>[Mendapatkan Skill Earth Resistance]
>[Mendapatkan Skill Water Resistance]
>[Mendapatkan Skill Ice Resistance]
>[Mendapatkan Skill Light Magic]
>[Mendapatkan Skill Light Resistance]

Lognya mengalir dengan kecepatan tinggi.

Mungkin karena levelku tinggi, damagenya tidak banyak, tapi yang terasa tidak enak tetap terasa tidak enak.

Si iblis mungkin memikirkan hal yang sama, dan mengirimkan lightning magic ke para magician.
Mungkin memprediksinya, para magician menahannya dengan barrier sebelum petirnya sampai.

Sudah pecah dari serangan magic barusan, aku pecahkan mantel dan perisai yang membatu.

Menjauh dari si iblis, aku berdiri dan langsung melompat untuk mendekatinya. Mengarah pada kepala si iblis aku mengayunkan pedang dua tangan.
Karena iblis memiringkan kepalanya, serangan penuh tidak mengenainya, tapi aku sukses dalam memotong salah satu tanduknya.

>[Mendapatkan Skill Two Handed Sword]
>[Mendapatkan Skill Helm Splitter]
>[Mendapatkan Skill Air Battle]
>[Mendapatkan Skill Weapon Destruction]

Para prajurit melihat ke arah sini sambil mengatakan sesuatu.
Mereka mungkin terkejut bahwa seseorang yang baru terkena rentetan serangan magic bisa bertarung dengan tenang.

Dengan rambut pirangku yang acak-acakan tertiup angin di belakang dan topeng perak memantulkan cahaya matahari, aku menghadapi si iblis.
Aku pikir bahwa mantel bertudung akan cukup, tapi ternyata menyiapkan samaran tambahan untuk jaga-jaga adalah keputusan yang bagus.

Setelah menerima serangan yang terkonsentrasi sebanyak itu, si iblis akhirnya terkena sekitar 20% damage.

Aku membawa pedang dua tangan ke pundakku. Aku tidak punya masalah memegangnya, tapi sulit untuk menjaga keseimbangan karena beratnya. Memang bagus aku menjadi lebih muda, tapi karena badanku juga jadi lebih ringan, ini mungkin menjadi kekurangan dalam pertarungan.

Untuk sekarang, iblis ini terlalu dekat dengan markas magician. Jika aku tidak membawanya menjauh dari alun-alun...

Aku tidak mau kamu salah paham, ini bukan karena tindakan kepahlawanan tidak ingin ada korban. Alasannya cukup egois; mereka memberi damage ke iblis itu, seberapa kecilpun itu, jadi akan menyulitkan kalau mereka semua terbunuh.

Si iblis menyerang pada kekosongan saat pikiran aku teralihkan. Berlari di tanah, cakar beracunnya bergerak ke arahku!

Walau aku mencoba menjauhkan si iblis dengan pedang dua tangan, dia dengan berani menutup jarak agar aku tidak bisa kabur.

Aku lempar pedang dua tangan ke arah iblis untuk menghindari cakar beracun, mengambil kapak dari dalam mantel dan menggunakannya untuk memotong si iblis.
Karena kapaknya menancap lebih dalam dari yang aku kira, aku tinggalkan di sana dan menghindar dari serangan si iblis.

>[Mendapatkan Skill One-Handed Axe]

Saat tanganku kosong, aku bertukar serangan dengan iblis sambil mundur. Kadang, aku ambil senjata yang dijatuhkan oleh prajurit di tanah untuk menambah serangan. Karena aku belum mengaktifkan skill yang berhubungan dengan serangan fisik, damage yang aku berikan kecil.

Haruskah aku pecahkan situasi ini segera?

Kebanyakan ksatria terluka di sekujur tubuhnya, hanya beberapa yang tidak terluka. Tidak ada serangan tidak berguna juga dari magician, sepertinya mereka kehabisan magic power.

Sepertinya, bukan hanya aku yang berpikir seperti itu, dari gerbang istana beberapa kuda menarik sebuah meriam.

Aku memposisikan diriku agar menjadi pengalih perhatian iblis, di balik rongsokan, aku mengganti senjata. Aku lengkapi palu blacksmith di pinggang aku, dan memegang kapak dua tangan dan palu besar di setiap tangan.

Ini tidak terlalu praktis, tapi karena STR maksimumku, aku bisa menggunakannya dengan baik. Mungkin karena aku terlihat menyeramkan, ekspresi si iblis menjadi tidak menyenangkan.
torablue.blogspot.com
Aku melompat dari balik kereta. Pertama ayo serang dengan palu besar!
Si iblis menjaga dengan kedua tangannya tapi tanpa menghiraukannya aku menebasnya dari arah berlawanan dengan kapak dua tangan.
Kapaknya berhasil menembusnya, dan tangannya terjatuh!

....Aku ingat, dari suatu manga, tentang bagian di mana sebuah tangan yang terpisah dari badan menyerang sendiri. Mari perhatikan tangan itu...

>[Mendapatkan Skill Two-Handed Axe] {TLN: Kapak dua tangan}
>[Mendapatkan Skill Two-Handed Hammer] {TLN: Palu dua tangan}
>[Mendapatkan Skill Dual Wielding] {TLN: Kirito :P}
>[Mendapatkan Skill Herculean Strength] {TLN: Kekuatan Seperti Raksasa}

Walaupun ceritanya akan berbeda dengan serangan kejutan, soalnya bertarung dengan palu besar dengan satu tangan itu sulit, aku memfokuskan diri bertarung dengan kapak dua tangan.
Meriamnya masih belum siap juga.

Si iblis menghirup banyak udara.
Magic!

Aku menutup jarak. Tapi, itu adalah pilihan yang buruk.

Si iblis mengeluarkan nafas asam!

Walaupun aku sudah melihatnya sekali! Aku benar-benar lupa bahwa dia punya serangan semacam ini!
Aku menahannya dengan kapak yang langsung hancur, wig dan jubahnya terbakar.
“Ouch, ouch, ouch!”

Aku pergi ke perlindungan terdekat, melempar jubah dibalik patung perunggu, dan menggunakan mantel baru. Aku menggunakan pakaian masyarakat umum di dalam jubah tapi ada lubang besar juga di sana.

Kalau permukaan kapaknya tidak besar, wajahku pasti sudah terbakar juga...

>[Mendapatkan Skill Decay Resistance] {TLN: Decay=membusuk]
>[Mendapatkan Skill Quick Dressing] {TLN: Ganti baju cepat]

Aku memasukkan poin pada [Decay Resistance] dan [Quick Dressing].

Aku penasaran ada variasi skill apa aja, aku mau wiki.

Karena kapaknya tidak bisa digunakan lagi sebagai senjata, aku membuangnya; Aku mencoba menyerang sekali dengan palu blacksmith yang di pinggangku. Karena terlihat tidak efektif, aku letakkan kembali palunya setelah mendapatkan skill.

>[Mendapatkan Skill One-Handed Hammer]
>[Mendapatkan Skill Blacksmith]

Aku pikir blacksmith berbeda dengan ini....

Pada saat yang sama, persiapan meriam selesai, tapi sepertinya masih membutuhkan waktu lagi sebelum bisa ditembakkan.

Aku mengambil palu besar yang aku lepaskan tadi.
Tentu saja si iblis tidak menghentikan serangannya, tapi mungkin karena skill [Evasion], atau karena aku menjadi terbiasa bertarung, aku sampai ke titik di mana aku memiliki kebebasan dalam pertarungan ini.

Aku harus menyelesaikan ini segera...
Aku memasukkan poin ke [One-Handed Sword].

Meriamnya terlihat seperti siap ditembakkan. Magician di kedua sisi meriam mulai membaca mantra.

Si iblis terlihat sangat khawatir terhadap meriamnya. Dia hanya pura-pura tangguh.
Si iblis berlari ke arah meriam saat ada jarak ketika aku menghindari serangan ekornya!
torablue.blogspot.com
Aku melepaskan palu besar yang berat, dan mengambil pedang yang tergeletak di jalan sambil menyerang si iblis.

Si iblis, dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan badannya yang besar, melompati beberapa prajurit yang menghalangi jalan.
Prajurit ringan dengan tombak langsung menghalangi tapi mereka menjadi korban dari cakar beracun.

Tapi si iblis berhenti.

Seperti si iblis, aku melompati para prajurit dan memotong salah satu sayap si iblis, lalu aku menancapkan pedang ke kakinya dan menancapkannya ke tanah. Setelah mendapatkan skill pedang, aku bisa mengerti dasar permainan pedang. Si iblis hanya memiliki sisa 30% dari HPnya.
Ditambah lagi, aku tarik tangannya yang tersisa ke tanah.
Aku silangkan tangannya ke kakinya, dan tangan aku yang bebas mengambil tombak yang ditinggalkan oleh prajurit yang terbunuh tadi untuk menancapkan si iblis ke tanah.

>[Mendapatkan Skill Fighting]
>[Mendapatkan Skill Capture]

Aku melihat ke orang yang terlihat seperti pemimpin di samping meriam yang memperkirakan waktu untuk menembak meriamnya.

Aku tusuk lagi iblisnya dengan tombak lain, dan menunduk ke arahnya.

Si pemimpin mengayukan tangannya ke bawah, pada saat yang sama, aku melompat dari garis tembakan.

Meriamnya menembakkan sebuah buckshot {TLN: Seperti peluru shotgun, menyebar} dan banyak luka muncul pada si iblis. Ditambah lagi, sebagai serangan akhir, kombo magic seperti tadi mengenainya.

Apakah meriamnya tidak bisa menembak berkali-kali? Mereka tidak membunuh iblis yang sekarat. Para magician juga sepertinya tidak punya cukup kekuatan magic juga, hanya 3 orang yang membaca mantra.

Aku bisa menyelesaikannya jika aku berlari ke sana dengan pedang tapi mari beri penghargaan untuk menyelesaikan hidup si iblis pada mereka. Seperti yang aku bilang, ini bukan berdasarkan kebaikan; walaupun musuhnya adalah iblis, aku tidak suka membunuh dengan tangan aku sendiri. Memang sangat bodoh, tapi aku dari lingkungan yang tidak berhubungan dengan kekerasan sejak dulu... Walaupun aku makan daging dan ikan, aku tidak ingin membunuh.

Mengabaikan itu...

Si iblis menggunakan tangan tercabik-cabik yang terlepas dari tancapan untuk mengangkat badannya dari tanah, meraung dan menghancurkan meriam dengan magic lightning. Apa tidak ada yang bisa menggunakan barrier lagi?

Lalu para magician yang sedikit terlambat menggunakan magic untuk menghilangkan kekuatan (HP) si iblis yang tinggal sedikit.
Ditambah lagi, para ksatria turun dari kudanya dan mengelilingi si iblis sambil menyiapkan pedang panjangnya.

...Ini akan berakhir setelah mengelilingi sepenuhnya, huh. Amiin~

Akhirnya sudah bisa terlihat, tapi si iblis belum menyerah juga.

Tangan yang ditahan oleh para ksatria ditusukkan ke dadanya sendiri, mengeluarkan jantung merah tua. Jantung yang ditarik mulai berdetak lebih cepat. Menyesuaikan dengan gerakan liarnya, cahaya berlimpah.

Para ksatria buru-buru mencoba menghancurkan jantungnya, tapi mereka tidak mencapainya tepat waktu.

Dengan suara ledakan yang besar, jantungnya pecah!

Saat cahaya menghilang, beberapa magician yang memasang barrier telah menjadi tumpukan mayat. Hanya bagian bawah yang tersisa dari mayat si iblis. Tanah tergali {TLN: The ground is gouged, kalau ada saran untuk terjemahan lain silahkan.} dengan bentuk kipas mengikuti arah iblis ke gerbang istana, gerbangnya sendiri sudah hancur sebagian.

Mayat si iblis pecah dan menjadi debu hitam.

Aku menyelinap ke gang bersamaan dengan kemeriahan dan menyembunyikan diri.

>Mendapatkan Title [Combat-Ready]
>Mendapatkan Title [Skilled Warrior]
>Mendapatkan Title [One Who Dances with Demons]
>Mendapatkan Title [Hero]

....Apa yang terakhir itu sarkasme?






PREV | TOC | NEXT