Wednesday, 22 March 2017

6-17. Orang-Orang di Wilayah Baron Muno (8)

Satou di sini. Saat aku masih bekerja, aku pernah memenangkan argumen intens saat kami ada perbedaan pendapat tentang sumber permintaan kami, tapi sekarang saat aku hidup di damai di dunia ini, kemampuanku jadi agak berkurang.
Tetapi, apa hidup dengan damai hanya sebuah ilusi untuk urang yang hidup di dunia yang brutal ini.



“Ini dia tas yang sudah kami kumpulkan dari para pencuri.”
“Ya ampun, kalian bahkan mengambilkan barang kami.”

Hayuna-san berterima kasih sambil menerima bawaannya. Toruma-shi mengintip ke dalam tasnya, dan bertanya setelah terdiam ragu-ragu.

“Apa kamu melihat dagger di dalam bawaannya?”
“Hanya ada barang-barang itu di tempat persembunyian. Tapi harusnya ada banyak dagger di barang milik pencuri.”
“Itu dagger dengan sarung kulit berwarna putih.”
“Kalau yang itu, itu dipegang oleh daruma berjenggot yang sepertinya pemimpin mereka. Tunggu sebentar.”

Sambil bilang begitu, aku keluarkan dari dalam toolbox di pinggir kereta. Tentu saja, aku keluarkan itu dari storage. Desain daggernya cukup sederhana, tapi ada simbol keluarga yang indah diletakkan di satu sisi, cukup modis. Bagian matanya bukan maic tool, tapi terbuat dari mithril yang dibuat oleh dwarf.

“Apa ini?”
“Iya, yang itu!”

Toruma-shi yang akan menerima daggernya dariku dihentikan oleh kata-kata Arisa.

“Tunggu, itu adalah hadiah untuk kami untuk mengalahkan para pencuri itu. Kami bahkan mendapat izin dari ksatria. Kalau kamu mau, kamu harus memberi sesuatu yang sama nilainya.”

“Dagger itu mempunyai simbol keluarga kami terpahat di situ. Aku tidak bisa memberikannya pada orang lain.”
“Lalu kenapa? Kamu, aku tahu kamu sedang haru karena bisa bertemu lagi dengan keluargamu, tapi kamu bahkan belum bilang terima kasih kan? Apalagi, kamu punya nyali untuk mengklaim baran milik orang lain?”
“Kamu harus sopan pada orang dewasa.”
“Maaf, tapi itu untuk saat negosiasinya selesai. Saat negosiasi, aku akan berbicara sederajat walaupun lawanku adalah raja, itu gayaku.”

Memang sepertinya dia benar-benar akan bicara seperti itu walaupun dengan raja.

Toruma-shi tidak bisa membalas kata-kata keras Arisa.
Hayunsa-san yang tidak bisa melihatnya menasihati Toruma-shi.

“Sayang, pertama, katakan terima kasih pada mereka. Orang ini sudah menggunakan magic potion yang mahal untuk menyelamatkan kamu yang sekarat. Apalagi, dia melindungiku dari pedang para ksatria dan pencuri dan menyelamatkan nyawaku. Ditambah lagi, mereka menyelinap ke persembunyian pencuri yang berbahaya, dan bahkan menyelamatkan Mayuna. Sekarang, berterima kasihlah pada mereka.”
“Kamu benar Hayuna. Aku salah. Shounin-dono, saya Toruma sangat berterima kasih untuk kebaiknm.”

Pasangan Toruma membungkuk bersama.

“Tetapi, aku ingin kamu mengembalikan dagger itu bagaimanapun juga. Tentu saja, aku akan berikan apapun yang aku bisa.”

Sepertinya dia sudah mengakui kalau barang ini milikku, tapi tetap saja, “Kembalikan padaku.”, daripada, “Tolong berikan padaku.”

“Apa saja boleh?”
“A, anak dan istriku tidak boleh.”

Toruma-shi dengan panik menutupi istri dan anaknya. Aku pikir tidak sopan dia bahkan menghalangi pandanganku. Mungkin, dia berpikir aku laki-laki tanpa harga diri.
Walaupun mungkin wajar dia berpikir begitu tentang seseorang yang berkelana ditemani oleh tujuh gadis yang berbeda tipe.

“Baik kalau begitu, kamu tidak punya uang atau perhiasan kan?”
“Umu, semuanya diambil oleh pencuri itu.”
“Bagaimana dengan magic tool?”
“Itu semua juga diambil oleh pencuri.”

Arisa mengangkat bahu dengan berlebihan.
Dia mungkin sadar tentang itu dari awal, tapi dia tahu tentang hubungannya dengan sang duke—dengan kata lain, keponakan bangsawan besar, jadi dia mungkin mencoba memancing hadiah dari rumah orang tuanya.

“Mustahil untuk sekarang, tapi kalau kita sampai ke dukedom... tidak, aku akan membayarmu kalau kamu membiarkan kami ikut sampai istana baron Muno.”
“Apa? Kamu kenal dengan baron?”
“Iya, dia sepupu kedua dari pihak ayahku. Kamu, aku tidak bisa membiarkan cara memanggilmu, tambahkan ‘-sama’.”

Arisa menghiraukan kata-kata Toruma-shi.

“Lalu, berapa harga daggernya?”
“Itu adalah pusaka keluarga yang penting, jadi tidak pernah diberi harga. Sebagai terima kasih, aku akan berikan 5 koin emas.”

Arisa melirik ke arahku, bertukar pandangan sebentar.
Omong-omong, harga pasar daggernya adalah 30 koin emas. Harganya tinggi di antara barang bukan magic tool. Untuk sekarang aku lebih-lebihkan informsi yang aku dapatkan dari AR.

“Toruma-san, aku sudah mengevaluasi dagger ini sebelumnya, dengan sarung yang memiliki desain bagus bersama dengan bilah indah yang terbuat dari mithril oleh seniman dwarf yang terkenal, Dohar-shi, harganya tidak akan kurang dari 30 koin emas.”
“Kalau kami berikan ini pada penilai barang seni, atau bangsawan yang ingin berkompetisi untuk minat mereka, harganya akan lebih tinggi kan.”

Arisa mengatakan hal yang cukup kejam.

“I, itu akan menyulitkan. Tetapi, bahkan bangsawan pun akan kesulitan mengumpulkan koin emas sebanyak itu.”
“Benar~, karena goshujin-sama kami tidak punya masalah uang, kamu bisa membayar tidak dengan uang.”
“Kami lari dari rumah, jadi walaupun aku kembali ke rumah orang tuaku, aku tidak punya barang bagus yang bisa kuberikan.”
“Oh iya, aku dengar dari istrimu kalau kamu menggunakan scroll untuk melindungi diri dari para pencuri kan?”
“Iya, orang tuaku mempunyai toko scroll. Saat aku meninggalkan rumah, aku diberikan banyak scroll untuk melindungi diri.”
“Hoo, toko scroll huh, aku ingin melihatnya kalau bisa.”
“Iya, kalau kamu mengunjungi ibu kota dukedom—Kota Oyugock, silakan kunjungi kami.”

Aku tanpa sengaja memotong pembicaraan Arisa, Arisa melirik ke arahku seakan mengatakan, “Jangan mengganggu pembicaraannya.”
Tapi, toko scroll huh, kalau aku belajar cara membuatnya, aku bisa membuat banyak scroll sendirian. Itu mungkin penuh rahasia, jadi biasanya mereka akan menolak kunjungan, aku beruntung tentang ini.
Saat Arisa menanyakan harga scrollnya, ‘3-5 koin perak’ diberikan sebagai jawabannya.

“Goshujin-sama kami adalah pengoleksi scroll. Dia sendiri bisa melakukan chant untuk magic, jadi saat kami kembali ke rumah kami, dia akan menjelaskan tentang scroll seperti dari zaman apa atau dari toko mana scroll ini dan itu pada pelayannya.”

Arisa pembicara yang cukup bagus huh. Kalau aku seorang magician maka aku tidak perlu scroll untuk menggunakan magic, dan kalau aku seorang kolektor maka aku mungkin tidak akan menjualnya. Apalagi, dia tidak akan memberiku jenis scroll yang sama.

“Oh, aku pikir kamu seorang pedagang, ternyata kamu seorang magician ya.”
“Aku hanya seorang amatir yang hanya bisa menggunakan beberapa magic. Tapi, aku lebih aktif sebagai pedagang.”
“Penyebaran scroll diatur oleh hukum, jadi aku tidak bisa menjualnya kalau kamu akan menjualnya lagi, tapi kalau kamu seorang magician ya tidak ada masalah. Aku mengatakan ini untuk memperjelas, tapi mustahil untuk menjual scroll kelas menengah seperti yang diputuskan oleh tentara.”
“Iya, tidak apa walau dengan kelas pemula. Tetapi, karena aku seorang kolektor, aku tidak akan puas kalau hanya diberikan scroll dengan tipe yang sama, jadi aku ingin kamu memberiku tipe yang berbeda.”
“Mungkin akan sulit untuk menemukan scroll dengan total harga 30 koin emas tanpa ada yang sama, karena kami biasanya hanya membuat scroll yang laku terjual sekitar 20 tipe, aku mungkin harus mencari di gudang.”
“Ara, kami cukup meminta orang di toko scroll itu untuk membuat yang kami minta kan.”
“Ah, itu benar. Tentu saja, itu kan memakan waktu beberapa hari. Satou-dono, apa kamu tidak masalah dengan itu?”
“Iya, kalau begitu kontraknya disepakati.”

Aku mengangguk pada Toruma-shi, dan akan memberi dia daggernya, tapi Arisa menghentikan kami lagi.

“Janji verbal itu tidak bagus. Aku akan membuat kontrak tertulis, tolong letakkan tanda tanganmu dan buat cap lilin dari segel pada ujung pegangan dagger itu.”

Arisa memberikan kontrak tertulisnya pada Toruma-shi. Tertulis di situ adalah, [Sebagai kompensasi daggernya, Toruma-shi akan membayar Satou dengan scroll yang bernilai 30 koin emas], [Harga scrollnya mengikuti harga pasar], [Scrollnya tidak boleh duplikat], [Kalau tidak ada jenis yang cukup, Satou akan memilih spell pemula untuk dibuat menjadi scroll], [Kalau scrollnya perlu dibuat, Toruma-shi akan menanggung biaya pemesanannya], dan terakhir, [Kalau kontraknya dilanggar, Toruma-shi dan keluarganya akan melayani Satou sebagai budak selama 30 tahun].

“Maukah kamu menghapus yang terakhir?”

Torma-shi menunjukkan wajah yang pahit, tapi Arisa tetap kukuh.

“Tidak, tapi, baiklah. Apa kepala keluargamu yang sekarang seroang viscount? Atau baron?”
“Viscount, Viscount Shimen.”
“Lalu bagaimana dengan, 『Dalam kasus pelangaran kontrak, dengan nama viscount Shimen, Toruma-shi akan membayar 90 koin emas』, begitu?”
“90 koin emas!? Itu terlalu banyak.”
“Ara, itu kan hanya skenario ‘kalau’. Saat kamu memenuhi kontrak dengan memberi 30-40 scroll, itu akan jadi akhir cerita. Atau kamu akan menyerahkan dagernya?”

Arisa tersenyum dengan sangat jahat. Dia sangat menikmati ini. Arisa pasti seorang S. Tidak diragukan lagi.

“Mau bagaimana lagi, yang terakhir tidak apa.”

Pada akhirnya, setelah mengerang beberapa watu, Toruma-shi menandatangani kontrak yang ditulis Arisa. Dia bahkan menyiapkan salinannya. Di kehidupan dia sebelumnya, apa dia bekerja di badan hukum?



“Burung~”
“Mangsanya sedikit nodesu.”

Pochi dan Tama membawa pulang dua ekor burung sebesar burung dara, dan lima telur kecil. Mereka juga membawa buah beech, rumput liar, dan tanaman liar yang bisa dimakan di dalam tas. Apa mereka diajarkan oleh orang-orang tua dan anak-anak, mereka membawa lebih banyak jenis rumput liar. Aku beri penghargaan pada mereka yang kecewa karena tidak bisa menemukan banyak mangsa. Aku akan merebus telurnya dan memberi setengahnya untuk setiap anggota.

“Semua budakmu terlihat kuat.”
“Iya, berdasarkan para prajurit di kota Seryuu, mereka sebanding dengan ksatria senior.”
“Itu hebat. Tapi, kalau begitu, maka aku bisa mengerti bagaimana kamu bisa mengalahkan pencuri sebanyak itu.”
“Itu karena ada dua ksatria sungguhan dengan kami waktu itu.”
“Para ksatria itu! Apa mereka kenalanmu?”

Seperti yang diduga, bahkan orang yang lembut, atau lemah hatinya tidak akan diam saja kalau tentang orang yang hampir membunuh mereka.

“Bukan, itu pertemuan pertama kami. Sepertinya mereka ksatria dari baron Muno.”
“Apa, mereka adalah ksatria dari hatoko-dono huh, aku tidak percaya kalau seorang ksatria akan menyerang seseorang dari belakang bahkan dalam mimpi.” {TLN: Hatoko=sepupu}
“Iya, mereka juga hampir membunuh nyonya.”
“Apa itu benar?”
“Iya, untung saja aku sampai tepat waktu.”

Sambil mengobrol seperti itu, persiapan makanannya selesai. Kami susun tempat duduk makannya seperti biasa. Tanpa piring besar, menu hari ini adalah daging burung goreng dengan sayuran dalam mangkuk sendiri-sendiri, sup kentang di dalam mug, dan dua kentang rebus untuk setiap orang.

“Hoo, ini cukup mewah.”

Toruma-shi menjilat bibirnya dan mengendurkan pipinya, tapi sepertinya dia tidak senang dengan jumlah piringnya.

“Huh? Apa kamu akan membiarkan budak-budak dan pelayanmu makan bersama dengan tuan mereka?”
“Iya, mereka adalah teman perjalananku. Kami akan memperdalam solidaritas kami dengan makan bersama. Bukan itu hal yang sama bagi tentara?”
“Tetapi, bagaimana kalau kami mendapat penyakit dengan makan bersama budak?”
“Sayang, anak-anak ini bersih. Kita sendiri yang bau keringat.”

Aku tidak pernah bergabung dengan tentara sih.
Toruma-shi terlihat tidak senang, tapi dia dibujuk oleh Hayuna-san. Aku tidak berpikir tentang ini karena Zena-san bertingkah normal, tapi seseorang yang terlibat dengan bangsawan tidak mau makan bersama dengan budak huh.

Tapi, mengatakan hal seperti mendapat penyakit kalau kita makan bersama itu tidak sopan.

Aku bagi tempat duduk saat makan menjadi dua. Daripada untuk Toruma, aku melakukannya karena sepertinya gadis-gadis kami tidak akan bisa menikmati makan mereka.
Karena akan tidak sopan sebagai tuan rumah untuk mengisolasi pasangan Toruma, bersama dengan Nana, aku duduk dengan pasangan itu.