Saturday, 18 March 2017

6-16. Orang-Orang di Wilayah Baron Muno (7)

Satou di sini. Di masa kecilku, aku mau tidak mau tertarik dengan magnet yang melayang karena bertemu dengan magnet lain dengan kutub yang sama. Pertunjukan sulap populer waktu itu, jadi aku berpikir kalau itu adalah sulap.
Di dunia paralel, magnet mungkin dianggap magic stone.



Bagian dalam kereta yang biasanya luas sekarang penuh barang.

Aku buat kamuflase ini untuk mencegah Hayuna dan si laki-laki jadi curiga. Aku letakkan peralatan memasak, kotak dan gentong berisi makanan untuk dua hari di dalam kereta. Menjaga mereka agar tidak jatuh itu susah.

Tentu saja aku sudah memastikan untuk mengosongkan tempat yang cocok untuk orang. Mia protes, “Sempit.”, tapi ini mungkin masih cukup luas dibandingkan dengan kereta biasa.

Seperti yang diduga, bahkan Mia yang cuek pun bertanya, “Itu semua ambil dari mana?”, setelah ini, tapi aku tunjukkan magic bag <<Holding Bag>> pada dia.
Sampingkan Mia yang akan berpisah dengan kita di hutan Bornean, aku tidak keberatan memberitahu anggota lainnya tentang Item Box, tapi aku ingin menghindari situasi di mana gadis-gadis kami diculik karena rumornya tersebar, aku lebih memilih bahaya itu datang padaku. Tentu saja, aku tidak berpikir kalau gadis-gadis ini akan menyebarkan rumornya, tapi tidak mustahil ada orang yang mendengar saat mereka sedang mengobrol.
Akan lebih aman untuk merahasiakan ini sampai semuanya cukup kuat untuk melindungi diri mereka kalaupun mereka mendapat masalah.

Dalam hal itu, kalau targetnya adalah magic bag <<Holding Bag>>, maka sasarannya adalah barang-barang, jadi kalaupun dicuri, tidak akan terlalu bermasalah.




“Haruskah kita segera bangunkan mereka?”
“Benar, kia biarkan mereka sampai tempat kemping berikutnya. Kalau mereka orang yang aneh, kita tinggalkan mereka sebelum kita masuk kota Muno.”
Oke.”

Untuk sekarang, kita tidak akan bertemu pencuri atau monster, jadi aku berikan kendalinya pada Lulu. Liza berlatih mengendarai kuda. Mia di sebelahnya, dia mengajari Liza bagaimana mengendalikan kudanya. Tentu saja, Liza mengendarai kuda dengan sadel.

“Master, aku ingin menyentuh pipi organisme muda ini. Aku minta izin.”
“Jangan sentuh bayinya.”
“Aku minta dipertimbangkan lagi, master.”

Nana tetap melihat ke si bayi sambil bertanya, tapi tidak boleh menyentuh bayi tanpa izin penjaganya.
Saat aku larang dia, dia memalingkan wajahnya padaku dan protes.
Dampak dari itu mengingatkanku pada horor, jadi aku tunda masalahnya.

“Kita minta izin dari ibunya saat dia bangun.”
“Master, aku minta izin untuk mempercepat kebangunan ibnya.”
“Tidak, jangan bangunkan dia sampai dia bangun sendiri.”
“...Baik, master.”

Nana menurut dan terlihat agak sedih, tapi saat dia melihat ke si bayi, dia duduk di lantai, memeluk lututnya, dan dia meletakkan dagu dia di lututnya sambil melihat ke si bayi dengan gembira.
Arisa tidak di sini, dia bersama Lulu di tempat kusir. Sepetinya dia tidak mau dekat-dekat Toruma yang bau keringat.
Pochi dan Tama terlihat tertarik dengan bayinya, tapi mereka tidak mendekati dia. Mereka berdua terlihat agak sedih, apa mereka tidak bisa dekat dengan bayi?
Saat aku tanya ada apa, mereka hanya menjawab, “Tidak apa-apa nodesu.”
Itu tidak terlihat seperti tidak ada apa-apa, jadi aku akan bicara pada mereka setelah makan nanti. Saat kamu kenyang, kamu akan merasa lebih baik, dan kecemasanmu akan berkurang.



Arisa dan Mia pergi mengumpulkan kayu bakar.

“Arisa, tongkat panjangnya akan jadi hambatan saat kamu menumpulkan kayu bakar.”
“Aku mau mencoba beberapa magic baru, susah menggunakannya pertama kali kalau dengan tongkat pendek tahu.”
“Akhirnya huh, magic macam apa yang kamu putuskan untuk dipelajari?”
“Masih belum tahu. Aku sudah batasi pilihanku jadi 3 magic, jadi aku berpikir untuk memilih satu setelah mencobanya. Karena hanya ada gurun di seberang tebing itu, aku tidak akan membakar hutan kalaupun aku membuat kesalahan kan?”
“Tidak apa.
“Walaupun terbakar, Mia akan memadamkannya dengan api dia bilang.”
“Serahkan padaku.”
“Hati-hati agar tidak terkena Pochi dan Tama.”
“Oke.”
“Nn.”

Aku beri izin sambil merasa lelah pada Mia yang menunjukkan tanda V dengan wajah tanpa ekspresinya. Engga, aku pikir dia tidak tanpa ekspresi, pipinya agak merah, dia mungkin merasa agak malu.
Sepertinya dia masih memikirkan kegagalan tes magic kemarin yang membuat tempat kemping kebanjiran.

Makanan hari ini disiapkan oleh Lulu dan Nana, aku akan mengajari Liza bagaimana cara merawat kuda. Dari apa yang aku baca di beberapa manga atau majalah, kamu akan terikat dengan kudamu kalau kamu menyikatnya setelah menaikinya. Aku juga berpikir kalau Liza harusnya belajar menunggang kuda untuk melawan pencuri.

“Liza, apa kamu tidak apa dengan mengendarai kuda?”
“Iya, aku pernah melakukan hal yang mirip dengan monster bernama Lineback di kampungku.”

Aku entah mengapa bisa dan tidak bisa membayangkan binatang itu dari namanya yang aneh. Tidak perlu di cari tahu.
Aku ikat kuda-kuda itu ke pohon sekitar dan memberi mereka beberapa gandum dan jerami. Mereka bertiga makan dengan lahap. Aku pikir itu bukan karena lapar karena mereka tidak sekurus itu. Ini mungkin karena makanannya.



Karena kita mendapat kuda lagi, aku berpikir untuk menggunakan mereka.

Aku berpikir untuk menggunakan lebih banyak kuda untuk menarik kereta, tapi aku khawatir dengan sistem suspensi kereta bekas ini kalau jadi lebih cepat. Aku takut as rodanya akan rusak karena jalannya kasar. Aku juga sudah berpikir untuk membuat peredam guncangan, tapi aku tidak punya perlengkapan untuk membuat per besar, jadi aku menyerah.

Kalau aku bisa membuat magic tool yang bisa meniru gloating magic yang gadis toko magic sudah perlihatkan, kemampuan transportasi kami akan meningkat. Itu akan jadi semacam linear motor.
Ada cara untuk membuat magic tool yang bisa menghasilkan magic yang mirip di dalam buku dari Trazayuya, tapi karena itu membutuhkan fasilitas kelas besar dan pengguna nature magic, itu tidak tercapai. Sepertinya blok-blok di dalam maze bergerak dengan prinsip yang sama.

Pada akhirnya, ketiga kuda akan jadi tunggangan. Kalau gadis-gadis beastkin berkendara di atasnya dengan memegang senjata, mereka mungkin akan mengusir para pencuri.

Pertama, aku putuskan untuk membuat harness untuk menunggang kuda. Untungnya, aku punya banyak kulit, jadi aku membuat mereka sambil memeriksa metode menjahit dan memotong dari buku. Aku pangkas kayu untuk pijakannya, karena tidak semuanya bisa dibuat dari kulit. Aku punya contoh, jadi mudah.
Aku menyelesaikannya dalam 30 menit, dan aku langsung mencoba memakaikannya pada kuda untuk memeriksa ukurannya. Yup, sepertinya tidak ada masalah.
Aku harus membuat harness kecil untuk Pochi dan Tama.

Saat aku melepas harness, Nana memanggilku. Sepertinya Hayuna-san sudah bangun.

“Terima kasih banyak. Kamu bahkan menggunakan magic potion untuk Toruma.”
“Tidak masalah, karena tidak ada pengganti untuk nyawa manusia.”

Walaupun itu magic potion, yang aku gunakan adalah yang paling murah untuk dibuat, tapi itu tidak perlu dikatakan.

Hayuna-san melepaskan tudungnya sambil berterima kasih. Dia wanita dengan rambut pirang kemerahan. Dia cukup cantik, tapi dia tidak terlihat seperti berumur 25 tahun dengan matanya yang seperti anak-anak. Walaupun begitu, dia terlihat seperti ibu yang baik karena dia memeluk bayinya. Dadanya lebih besar dari wanita umumnya, api dia tidak bisa dibilang “Kyonyuu”, walaupun garis pinggulnya bagus. Level dia 3, dia punya skill [Cleaning].

Pria yang tidur di samping dia, Toruma-shi, adalah pria berumur 30 tahun dengan kesan orang yang tidak bisa diandalkan karena sosok dia yang tinggi dan kurus. Rambutnya coklat muda, tidak berjenggot. Level dia 4, dia punya skill [Social].

Saat aku sedang mengobrol dengan Hayuna-san, Arisa duduk di sebelahku dan bertanya dengan berbisik dan wajah yang terlihat cemas. Dia menggunakan tudungnya, mungkin karena Hayuna-san dan si pria ada di sini hari ini. Rambutnya yang mengintip dari tudungnya terlihat berwarna emas. Karena dia tidak membangkitkan apa-apa, mungkin itu hanya wig atau magic.

“Kamu tidak tertarik dengan wanita bersuami kan?”
“Tidak, perselingkuhan itu tidak ada hasilnya.”
“I, itu benar huh! Kamu mengerti ya.”

Aku menghadap ke Hayuna-san karena berbicara secara privat itu tidak sopan.

“Sepertinya kamu sedang dalam perjalanan, pergi ke mana?”
“Iya, kami kawin lari, tapi kami sudah dimaafkan oleh keluarga orang tua, jadi kami kembali ke ibukota dukedom.”

Bukankah kawin lari itu kata yang harusnya disembunyikan?
Oh iya, Toruma-shi ini, adalah sepupu dari duke. Arisa berteriak, “Template, kitta”, saat dia melihat ke orang ini. Aku lega itu terjadi saat mereka tertidur.

“Ufufu, kalian sangat dekat.”
“Hari ini, mereka sangat menempel.”

Hayuna tersenyum saat melihat kami. Entah mengapa Arisa dan Mia duduk di sampingku sejak beberapa waktu yang lalu. Pada awalnya, hanya Arisa, tapi di tengah jalan, Mia meniru Arisa dan ikutan. Apa yang kalian rencanakan.

Obrolan dengan Hayuna-san beralih ke saat dia ditangkap oleh pencuri.
Rupanya, mereka ditangkap tiga hari yang lalu.

“Iya, kami tidak berpikir kami akan selamat. Pedagang yang mengendarai dibunuh dan lima tentara bayaran yang kami sewa sebagai pengawal kabur saat mereka melihat pencurinya.”
“Itu kejam. Walaupun pencurinya banyak, yang ada di area ini tidak terlalu kuat.”
“Kami menghina para tentara bayaran, “Penghiaat”, berkali-kali waktu itu, tapi terlalu berbahaya untuk melawan lusinan musuh...”

Biasanya kamu tidak akan tahu seberapa kuat musuhmu sampai kamu melawannya, jadi mungkin mereka tidak bisa disalahkan. Memang kamu terlihat akan kalah kalau kamu melawan orang bersenjata yang dua kali jumlahmu.

“Walaupun begitu, baguslah kamu selamat.”
“Iya, Toruma menggunakan sroll perlindungan diri untuk menggunakan magic.”
“Hoo, itu hebat. Scroll macam apa itu?”
“Itu sangat hebat, setelah magicnya digunakan, dinding cahaya muncul menutupi keretanya, para pencuri tidak bisa mendekat.”

Jadi yang digunakan oleh Touma-shi adalah scroll Shelter dari persembunyian para pencuri. Berarti, scroll Remote Arrow yang ada bersama dengan itu juga punya Toruma-shi. Walaupun aku tidak berniat mengembalikannya dari awal. Berdasarkan Arisa dan Liza, barang-barang yang diambil dari penumpasan pencuri akan dibagikan pada orang-orang yang ikut dalam penumpasan itu. Dalam kasus ini, ini juga tidak apa secara resmi karena para ksatria sudah memberi izin.

“Apa kamu tidak kabur setelah memasang dinding cahaya itu?”
“Magic itu tidak membiarkan kami untuk kabur dari tempat itu, jadi saat itu jadi kontes saling memandang dengan para pencuri selama dua jam.”

Biasanya, itu akan membuatmu lebih merasa mati daripada hidup. Saat itu, mereka bertahan hidup setelah mereka mencoba membujuk para pencuri, “Kamu bisa mendapatkan uang tebusan.”. Mereka dipaksa jadi sandera karena musuh mereka adalah ksatria pada waktu itu.

“Uang tebusan ya?”
“Iya, orang tua Toruma adalah bangsawan, jadi Toruma menulis surat meminta tebusan dan memberikannya pada pencuri bersama dengan IDnya”

Begitu, jadi bawaannya hanya berisi ID Hayuna-san.

“Oh iya, saat kamu dijadikan sandera, kamu tidak memanggil pertolongan pada ksatria?”
“Para pencuri itu mengancam akan membunuh anak kami kalau kami mengatakan sepatah kata pun.”

Tetapi, aku tidak mengerti kenapa mereka membawa Toruma-shi juga. Mereka harusnya membuat laki-laki lemah yang ada di persembunyian untuk melakukannya Yaa, sudahlah.
Saat kami mengobrol, Toruma-shi terbangun.

“Ha, Hayuna!”
“Toruma, kamu sudah bangun. Sekarang tidak apa. Lihat, Mayuna juga aman.”
“Syukurlah, syukurlah, Hayuna, Mayuna.”

Aku harus bilang, tolong pikirkan lagi kalau memberi nama anakmu.
Pemandangan reuni mereka terus berlanjut sampai bayi Hayuna-san menangis.