Tuesday 28 February 2023

ZAP Chapter 59 : Eugene Bertemu Ibunya

 "Uhm... apa kamu benar-benar ibuku...?" (Eugene)

Aku menenangkan kepalaku yang blank dan menanyakan hal ini. 

"Benar, Eugene." 

Tenshi-sama (kaa-san) menjawab dengan senyum lebar. 

Dia setinggi dadaku. 

Cukup kecil. 

Dari penampilannya saja, dia terlihat berusia 12-13 tahun.

Bahunya yang ramping benar-benar seperti anak kecil.

Rambut keemasannya yang tergerai indah tidak mencapai bahunya. 

Ada dua mata oranye besar di wajahnya yang seperti anak kecil.

Namun, dia memiliki mana dan Aura yang begitu kuat sehingga membuatku sulit bernapas. 

Dia adalah makhluk yang sangat tidak seimbang. 

Ada banyak hal yang ingin kutanyakan, tapi hal pertama yang menggangguku adalah...

"Penampilanmu terlihat sangat berbeda dengan apa yang diceritakan Oyaji kepadaku..." 

Potret ibuku yang menghiasi rumah dan digambar dengan magic rekaman memberikan perasaan yang lebih dewasa dan dia adalah seorang wanita dengan rambut hitam panjang. 

"Aah, itu. Malaikat memiliki tubuh astral, jadi mereka tidak dapat beraktivitas di dunia manusia dengan penampilan seperti ini. Aku bertemu Ju-kun dengan tubuh buatanku yang digunakan untuk tujuan investigasi di dunia manusia." 

"... Tu-Tubuh buatan?" (Eugene)

"Yah, anggap saja itu adalah sebuah boneka magic yang dibuat dengan rumit. Perbedaan antara itu dan manusia lebih rendah dari 0,00001%, jadi itu bisa dibilang manusia, kau tahu?" 

"... Begitu ya." (Eugene)

Aku tidak begitu paham, tetapi tampaknya ini berarti bahwa ibuku dalam potret itu adalah wujud sementara dan wujud malaikat ini adalah wujud aslinya. 

Kalau begitu, pertanyaan berikutnya muncul. 

"Lagipula kenapa kaa-san, seorang malaikat, datang ke dunia manusia?" (Eugene)

Dia bahkan sampai menciptakan boneka yang mirip dengan manusia. 

"Fuh... Pertanyaan yang bagus, Eugene! Kami para malaikat harus bekerja keras untuk para Dewi setiap hari, dan mengawasi dunia manusia. Itu sendiri adalah pekerjaan yang menghasilkan, tapi ... Ilia-sama merasa kasihan dan mengatakan hal ini kepada para malaikat! 'Apa ada yang mau pergi ke dunia manusia?', begitu!" 

"Jadi Kaa-san mengambil tawarn itu?" (Eugene)

"Betul sekali! Tidak ada cara lain bagi seorang malaikat untuk turun ke dunia manusia selain menjadi Malaikat Jatuh, jadi bisa menjelajahi dunia manusia dengan bebas seperti mimpi yang menjadi kenyataan..." 

Kaa-san melamun seolah-olah mengenang. 

"Dan dia tidak beruntung karena dia berakhir mendarat di Benua Timur yang selalu mengalami perang." (Jubei)

Oyaji mengatakan ini. 

"Apa yang kamu katakan? Begitulah cara aku bertemu denganmu, Ju-kun☆." 

Nama Oyaji adalah Jubei, jadi Ju-kun, ya.

Ini pertama kalinya aku melihat seseorang memanggilnya seperti itu.

"Yah, aku berhasil bertemu Laila berkat itu, jadi aku harus berterima kasih pada Dewi Takdir." (Jubei)

"Moou~, berlagak sok keren! Hanya karena kamu berada di depan Eugene. Kamu bisa membiarkan aku memanjakanmu seperti biasa." (Laila)

"O-Oi! Kau terlalu dekat denganku. Eugene sedang menonton." (Jubei)

" Tidak apa-apa kan♡? Orang tua yang rukun adalah hal yang baik☆." (Laila)

(Ooh... Oyaji merasa malu.) (Eugene)

Oyaji selalu mengabaikan banyak wanita yang mencoba mendekatinya di Kekaisaran. 

Dia benar-benar setia kepada ibu sepanjang waktu. Memikirkan hal itu saja sudah membuatku bahagia. 

Tapi...

(Seorang pria yang terlihat berusia lebih dari 40 tahun dan seorang gadis yang terlihat berusia sekitar 12 tahun sedang bermesraan...) (Eugene)

Entah mengapa... tapi ini terlihat seperti tindakan kriminal. Atau lebih tepatnya, ini benar-benar akan terlihat kriminal di Empire di mana usia 15 tahun dianggap sebagai orang dewasa. 

Dan kemudian, sebuah pertanyaan muncul ketika mendengar percakapan itu. 

"Oyaji sering bertemu Kaa-san? Kalau begitu harusnya bilang padaku dari dulu." (Eugene)

Aku mengatakan ini seolah-olah sedang ngambek. 

Aku sebenarnya agak sedih karena hanya aku yang tidak tahu. 

Ekspresi keduanya berubah saat mendengar kata-kataku.

"Aku benar-benar merasa tidak enak dengan yang satu itu. Tapi menurut ibumu, tampaknya ada Peraturan Tenkai, jadi mereka tidak mengizinkan malaikat dari Tenkai bertemu dengan manusia meskipun mereka adalah orang tua dan anak." (Jubei) {TLN: Mulai sekarang Divine Realm jadi Tenkai}

"Maaf membuatmu merasa kesepian, Eugene... Aku sebenarnya ingin bertemu denganmu sepanjang waktu, tapi bahkan dengan Ju-kun, aku hanya bisa bertemu setahun sekali..." (Laila)

"Setahun sekali... Begitu ya." (Eugene)

Pasangan yang hanya bisa bertemu setahun sekali itu sulit. 

Tentu saja mereka ingin berbicara tanpa ada orang lain di antaranya. 

Saat itulah wajah Kaa-san berubah menjadi cerah. 

"Tapi kau tahu, Eugene, para Dewi di Tenkai melihat prestasimu kali ini! Mereka memujimu~. Mereka sangat senang saat aku mengatakan bahwa kamu adalah anakku yang sangat kubanggakan. Itulah mengapa aku bisa dengan terang-terangan menemuimu sekarang!" (Laila)

"Para Dewi?!" (Eugene)

Aku terkejut dengan apa yang dikatakan Kaa-san. 

"Kamu mengalahkan Cerberus-kun! Itu telah menjadi pembicaraan di Tenkai juga." (Laila)

"Aku menjadi pembicaraan di Tenkai...?" (Eugene)

Itu sangat luar biasa jadi tidak terasa cocok denganku.

Para Dewi memujiku...

"Tapi... aku harus minta maaf padamu tentang sesuatu, Eugene." (Laila)

Wajah Kaa-san berubah menjadi sedih.

"A-Ada apa ini tiba-tiba?" (Eugene)

Wajah Kaa-san berubah begitu cepat. 

"Ini adalah tentang konstitusi kamu." (Jubei)

"Konstitusi...? Fakta bahwa aku hanya memiliki mana putih?" (Eugene)

Aku bertanya kembali pada kata-kata Oyaji. 

"Ya, tentang itu... Kemungkinan besar kamu mewarisi itu dariku sebagai malaikat. Mana malaikat memiliki batasan bahwa ia tidak dapat menyakiti orang lain. Itu sebabnya, ketika melawan musuh, harus menggunakan senjata yang eksklusif untuk malaikat. Dalam kasusku, senjatanya adalah ini." (Laila)

Sebuah tombak putih muncul di udara. 

Itu adalah tombak sederhana tanpa hiasan. 

Tapi aku merasakan lebih banyak mana darinya daripada Holy Sword yang dimiliki Sara. 

"Are, tapi kaa-san berada dalam Tubuh Buatan yang hampir sama dengan manusia ketika melahirkanku kan?" (Eugene)

Bukankah aneh jika mewarisi konstitusi seorang malaikat dengan itu? 

"Itu juga yang aku pikirkan, tapi... sepertinya kamu memang mewarisi mana ibumu yang seorang malaikat..." (Jubei)

"Maaf tentang itu, Eugene... Hampir tidak ada kejadian manusia dan malaikat yang memiliki anak, jadi butuh waktu untuk memastikan alasannya." (Laila)

Oyaji dan Kaa-san menunduk dan meminta maaf.

"Tidak apa-apa, itu tidak menggangguku." (Eugene)

Jika itu terjadi 2 tahun yang lalu... Aku mungkin akan lebih kesal dengan hal ini. 

Tapi berkat konstitusi ini, aku akhirnya masuk Akademi Magic Lykeion, bertemu Sara, dan memutuskan untuk menuju Menara Zenith bersama Sumire. 

Aku mungkin tidak bisa menjadi magic swordsman yang sejajar dengan Oyaji di Empire, tapi aku tidak membenci diriku yang sekarang. 

"Terima kasih... karena telah tumbuh menjadi anak yang luar biasa." (Laila)

"Kamu benar-benar harus membiarkan mereka pergi. Wajah Eugene sekarang adalah wajah seorang pria." (Jubei)

Kaa-san memelukku dan Oyaji mengacak-acak rambutku. 

Mereka benar-benar memperlakukanku seperti anak kecil di sini. 

Bukan berarti aku membencinya.

Pada saat itu, ekspresi Kaa-san berubah menjadi serius. 

"Kaa-san?" (Eugene)

"Hmm?" (Laila)

Dia mendekatkan hidungnya ke tubuhku seolah-olah dia adalah seekor anjing. 

"Hm? Hei, Eugene, tubuhmu memiliki aroma malaikat lain..." (Laila)

"Eh?" (Eugene)

Aku tersentak.

Yang terlintas di benakku adalah seorang Malaikat Jatuh. 

Tetapi aku menyebutkan nama malaikat yang berbeda.

"Uhm... mungkin itu adalah malaikat dari Lantai 100, Rita-san?" (Eugene)

"Ooh, kamu pernah bertemu dengan malaikat lain selain ibumu, Eugene? Itu adalah Last Dungeon untukmu." (Jubei)

Oyaji memberikan reaksi yang terkesan, tapi wajah Kaa-san masih serius. 

"Tidak... itu berbeda dengan malaikat baru Rita-chan. Itu adalah malaikat yang lebih veteran... Kemungkinan besar sama denganku atau sedikit lebih muda..." (Laila)

"Aah, ternyata aku ketahuan, ya. Sudah lama sekali, Laila-senpai~☆." 

Suara itu bergema di dalam gereja kecil ini.

Suara itu adalah...

"Eri?" (Eugene)

"Kamu... apa mungkin kamu Erinyes?!" (Laila)

Suaraku dan suara Kaa-san tumpang tindih.

"Hei, Eugene, apa mungkin ini adalah Daten no Ou yang kamu lawan di Lantai 100?" (Jubei)

"Y-Ya... itu benar." (Eugene)

"Hoh, aku membayangkan suara yang lebih menakutkan." (Jubei)

Oyaji memberikan pendapat dengan santai.

"Tapi kenapa suara Eri bergema di sini?" (Eugene)

"Aku merasakan kehadiran Laila-senpai yang turun, jadi aku berpikir mungkin aku harus menyapanya sebagai junior." (Eri)

"J-Junior?" (Eugene)

"Dia adalah adik kelasku saat di sekolah malaikat. Aku adalah malaikat untuk investigasi dan pengawasan, dan Eri bertanggung jawab atas pertempuran, jadi kami telah pergi ke Neraka untuk melakukan investigasi sebagai pasangan beberapa kali ... Untuk berpikir dia akhirnya jadi Malaikat Jatuh! Tidakkah kamu merasa tidak enak terhadap para Dewi?!" (Laila)

Kaa-san berteriak.

Atau lebih tepatnya, ada sekolah malaikat? 

Aku tidak tahu.

"Karena Dewi Kayu Freya terlalu egois. Aku tidak bisa menghabiskan seluruh hidupku di tempat kerja itu." (Eri)

"Yah... Freya-sama memang memiliki kepribadian yang sedikit merepotkan..." (Laila)

"Ngomong-ngomong, bukankah kamu ditempatkan dengan Dewi Air Eir-sama?" (Eri)

" Aku dipindahkan. Lagipula, tidak ada pekerjaan di tempat Dewi Air dan tidak ada yang bisa dilakukan. Eir-sama hampir tidak pernah membawa pekerjaan kembali." (Laila)

"Memiliki tempat kerja di mana kamu bisa bersantai sangat menyenangkan. Aku tidak akan jatuh jika berada di sana." (Eri)

"Ngomong-ngomong, cepatlah kembali ke Tenkai. Bukankah kamu sudah menebus dosa-dosamu setelah disegel selama 1.000 tahun?" (Laila)

"Dunia manusia itu nyaman, jadi aku akan tetap terjatuh untuk sementara waktu lagi ~." (Eri)

"... Kamu... para malaikat muda akan menirumu, jadi hentikan itu." (Laila)

Pembicaraan yang sangat santai sedang berlangsung di sini.

Sepertinya Kaa-san dan Eri adalah teman lama. 

Oyaji berkata, "Laila benar-benar hebat~. Dia bahkan sudah bertemu dengan para Dewi dan Maou, ya~'. Dia tampaknya benar-benar terkesan. 

Tapi aku di sini khawatir apakah Eri akan mengatakan sesuatu yang tidak perlu. 

Hal yang mengerikan adalah bahwa percakapannya beralih ke sana.

"Ngomong-ngomong, kenapa aku mencium baumu dari tubuh Eugene? Ini tidak akan berakhir seperti ini hanya karena bertemu denganmu di trial lantai 100. Kamu tidak memberikan kutukan aneh pada Eugene atau semacamnya, kan?!" (Laila)

"Aku tidak akan melakukan hal seperti itu, Laila-senpai☆. Yaa, seminggu sekali, Eugene dan aku-" (Eri)

Aku buru-buru menyela.

"Kaa-san! Eri dikurung di Penjara Segel ke-7 Akademi Magic Lykeion. Aku akan memeriksa keadaannya sebagai anggota Klub Hewan di akademi dan memberinya makanan dari waktu ke waktu, jadi miasmanya mungkin telah menempel padaku." (Eugene)

Aku memberinya penjelasan yang paling masuk akal. 

Aku tidak berbohong.

"Hmm, benarkah? Eri tidak melakukan sesuatu yang aneh padamu?" (Laila)

"T-Tidak apa-apa, aku bilang." (Eugene)

Kami sebenarnya telah membentuk Kontrak Tubuh... atau lebih tepatnya, kami berada dalam hubungan yang cukup mesum, tapi aku merasa khawatir untuk menjelaskan hal ini pada Oyaji dan Kaa-san. 

Atau lebih tepatnya, aku ingin merahasiakannya jika memungkinkan. 

Aku tidak bisa mengatakan kepada mereka bahwa keperjakaanku dicuri oleh Eri. 

"Yah, jika Eugene bilang begitu..." (Laila)

Sepertinya Kaa-san sudah yakin. 

"Kamu memanggil Maou dengan sebutan Eri, Eugene. Apakah kamu dekat dengannya?" (Jubei)

Oyaji-ku yang tulalit menggumamkan ini dengan santainya.

"... Hm? Ngomong-ngomong, yang memanggil dia Eri adalah Dewi atau orang-orang dimana Eri sudah benar-benar terbuka pada mereka..." (Laila)

Ini buruk! 

Kaa-san mencurigai sesuatu lagi.

Aku ragu-ragu apakah aku harus menipu mereka di sini dan...

"Aah, magic transmisi akan segera berakhir. Sampai jumpa, nikmati waktu bersama keluargamu~☆." (Eri)

Mengatakan itu, aku tidak bisa mendengar suara Eri lagi.

"Gadis itu sama seperti biasanya..." (Laila)

Kaa-san menghela nafas berat. 

"Sepertinya kamu bersenang-senang di akademi, Eugene." (Jubei)

Sepertinya Oyaji tidak mencurigai apapun. 

Aku senang dia begitu santai. 

Wajah Oyaji berubah menjadi serius.

"Eugene." (Jubei)

"Apa?" (Eugene)

"Ini topik utamanya..." (Jubei)

Nada suara Oyaji berubah.

"Topik utama?" (Eugene)

Kami datang ke sini untuk bertemu Kaa-san, kan? 

Apakah kita punya urusan lain? 

Tapi sepertinya Kaa-san juga setuju. 

"Aah, aku melihatnya di Tenkai, jadi aku ingin mengatakannya juga... Pasti tentang itu, kan? Tinggal beberapa hari lagi." (Laila)

Aku menyadari setelah kata-kata itu. 

"Eugene, ini adalah informasi rahasia, jadi simpan saja di sini... Penyegelan kembali Great Demonic Beast Haagenti kemungkinan besar akan... gagal." (Jubei)

Oyaji memberitahuku kenyataan ini dengan nada berat.


PREV TOC | NEXT