Friday, 15 July 2022

KH Chapter 1 - Penyihir Jahat dan Gadis Malang

Di sebuah rumah besar, jauh di tengah hutan.

Malam ini, sebuah sesi latihan sedang berlangsung lagi.

“Menyerahlah, Charlotte”, kata sang pria sambil tertawa kecil.

Tirainya tertutup, dan tidak secercah cahaya bulan masuk ke dalam ruangan gelap itu.

Seorang pria muda berdiri di ruangan itu, memegang lilin di tangannya.

Umur dia sekitar 20 awal. Wajahnya, diterangi cahaya lilin, terlihat tampan, tetapi matanya terlihat sangat licik. Senyuman di wajahnya sangat menakutkan, jika wanita dengan mental lemah atau anak-anak melihat dia, mereka akan teriak ketakutan.

Rambut dia anehnya terbagi dua dengan warna yang berbeda; sebelah kanan hitam, dan sebelah kiri putih. Matanya berwarna merah darah. Tinggi dan kurus, dengan jubah bertudung, dia terlihat seperti penyihir pada umumnya.

“Ti, tidak… hal seperti itu… itu tidak boleh……”

Suara bergetar terdengar dari seorang gadis yang duduk di kursi.

Dia gadis yang cantik, seumuran dengan si pria.

Rambut berwarna emas sepanjang pinggangnya terurai halus di udara, dan matanya biru jernih, seperti langit musim panas.

Di tubuhnya, tanpa diragukan, baju tidur kelas tinggi berbahan sutra.

Wajahnya yang seperti boneka dan tubuhnya yang proporsional terlihat sempurna, penuh pesona dan anggun.

Tetapi, kecantikannya diselimuti ketakutan.

Di ruangan gelap itu, dia dihadapkan dengan sebuah meja yang disinari cahaya terang.

Saat dia melihat benda yang ada di atas meja, dia menjerit ketakutan, “Tolong dipikirkan lagi, Allen-san! Ini salah!”

“Hmm, yang memutuskan itu siapa?”

Pria bernama Allen tersenyum sinis.

“Akulah tuan di rumah ini, dan kamu di bawah kendaliku. Jadi, kamu akan melakukan apa yang aku perintahkan, walaupun kamu tidak menyukainya.”

“Sonna...!” (TLN: No way,  tidak mungkin)

“HAHAHA! Tidak ada gunanya berteriak dan menangis!”

Allen tertawa terbahak-bahak.

Dia terlihat senang saat dia mengejek si gadis tak berdaya.

Si gadis tak berdaya, Charlotte, sudah tidak sanggup lagi.

Dia hanya bisa memandang ketakutan ke arah meja.

Memanfaatkan pertahanan dia yang melemah, Allen memberikan serangan terakhirnya.

“Ayo! Cepat makan Ramennya untuk makan malammu!”

Allen menunjukkan jarinya ke arah sesuatu.

Itu adalah semangkuk sup yang beruap.

Di dalam mangkuk itu, mi kenyal berwarna kuning direndam dalam sup berwarna putih keruh. Sup babi yang sudah direbus menjadi kaldu yang kental, dibumbui dengan telur rebus setengah matang, dan rebung yang diasamkan.

Baru-baru ini, ada masakan baru dari timur yang jadi perbincangan di kota. Nama makanan itu Ramen.

Aroma yang lezat keluar dari dalam mangkuk tempat sup yang kental itu.

Karena aroma itu, perut Charlotte mulai bersuara, mengantisipasi makanan itu.

Tapi, Charlotte bersikukuh menolak untuk tergoda. Dia menggelengkan kepalanya, dengan wajah pucat.

"Ini hampir waktunya tidur... makan makanan berat sebelum tidur itu tidak boleh!”

“Masih terlalu dini untuk menyesal!”

Allen mengejek sambil mengeluarkan troli makanan yang sudah dia siapkan dan menunjukkannya pada si gadis.

“Kamu bisa lihat, aku membeli semua es krim dalam kotak ini! Kamu bisa ambil sepuasnya setelah makan malam!”

“Ooh! Ada toppingnya juga!”

“Oho... sasuga Charlotte. Kamu cepat mengerti.”

Ada macam-macam potongan buah beraneka warna, chocochip cookie dengan isian seperti madu, dan banyak lagi.

Selain pilihan topping yang banyak, menu utamanya adalah es krim dengan 3 rasa – vanila, cokelat, dan stroberi.

“Dengan ini, kamu bisa membuat parfait originalmu sendiri sebanyak yang kamu mau. Kalau sudah makan semuanya, main permainan papan denganku! Kita akan bangun sampai tengah malam!”

“Kalau kita melakukan itu, kita akan sulit bangun pagi besok!”

“Sayangnya, pagi tidak akan tiba untukmu.”

Karena—

“Bersama denganku... kamu akan tidur sampai siang!”

“Sonna...!”

“HAHAHA! Bagus, menangislah! Itulah teriakan yang aku tunggu!”

Guntur dari jauh terdengar menanggapi tawaan yang keras itu.

Petirnya membuat supnya makin berkilau.

Akhirnya, si gadis tidak tahan lagi, dan meminta maaf pada dewa sambil mengambil sendok dan sumpit.

Ini adalah cerita bagaimana seorang penyihir jahat membawa si gadis malang ke jalan yang salah!


TOC | NEXT