Tuesday 4 April 2017

6-22. Pertarungan Kota Muno (1)

Satou di sini. Mereka bilang kalau hukuman untuk pelanggar peraturan lalulintas itu ringan, tapi di sini, situasinya sepertinya condong ke arah sebaliknya.
Aku utamakan keselamatan saat mengendarai kereta.



Dua kereta kuda dikirim oleh baron untuk menjemput kami. Keduanya kereta dengan dua tempat duduk. Pintunya diukir dengan pola yang akan membuat bangsawan yang bergaya jadi senang, dan juga dihias dengan batuan emas yang terlihat seperti batu perhiasan.

Pasangan Hayuna menaiki kereta yang berbeda dengan kami.

Aku sudah tahu dari pemeriksaan awal, tapi kota ini terlalu sepi. Walaupun luasnya hampir dua kali luas kota Seryuu, populasi kotanya hanya 1/6nya. Rumah berjajar setelah kami melewati gerbang, tapi di tengah jalan, banyak tanah kosong yang dipenuhi rumput liar muncul.

“Ada banyak tanah kosong huh.”
“Tuan, apa Anda tahu tentang kejadian 20 tahun yang lalu?”
“Yeah, walaupun aku tidak tahu berapa banyak yang benar, aku pernah dengar rumornya.”
“Kebanyakan dari itu mungkin benar. Tanah-tanah kosong ini adalah hasil dari tentara sang raja membakar kota untuk menghancurkan jumlah besar undead yang menyerang.”

Si kusir menjawab pertanyaanku sambil memandang ke jalan. Suaranya keras, tidak kalah dengan suara keretanya.

“Tentara sang raja?”
“Iya, setelah si undead menjalankan balas dendam mereka dengan membunuh seluruh garis keturunan sang bangsawan tua, mereka menetap di dalam kota tanpa bergerak. Jadi sang raja ingin melakukan sesuatu sebelum mereka bergerak. Masyarakat yang mati karena terbakar oleh api yang dinyalakan oleh tentara sang raja berjumlah beberapa kali lebih banyak dari undead karena mereka tidak akan diserang oleh undead kalau mereka masuk ke dalam rumah.”

Setidaknya, “Nyalakan api setelah mengevakuasi masyarakat.”, atau mungkin mereka tidak tahu tentang situasi sebenarnya?

“Karena itu, ada banyak orang yang meninggalkan wilayah ini. Sekarang, tidak ada 20% orangpun dari jumlah orang 20 tahun lalu.”
“Baguslah kotanya tidak menghilang walaupun setelah itu.”
“Itu karena kota ini punya dinding yang melindunginya. Dindingnya dibuat pada waktu sang raja leluhur dan diisi dengan fixation magic, walaupun monster menyerang, temboknya tidak akan bergerak sedikitpun. Sebuah kota tidak bisa dibuat di lokasi lain kalau tidak oleh bangsawan tingkat tinggi.”

Begitu, pantas saja dindingnya terlihat bagus walaupun wilayahnya miskin.



Aku mendengar suara sesuatu tertabrak dan teriakan orang di depan kereta. Setelah sedikit jeda, kereta kami berguncang seakan melindas sesuatu.

“Tuan, dan nyonya, maaf guncangannya. Beberapa orang miskin melompat “Berhenti sekarang” ke depan.”

Arisa memerintah begitu sambil memotong alasan si kusir. Seperti yang diharapkan dari seorang putri, dua terbiasa dengan kata-kata yang memerintah. Si kusir dengan refleks berhenti karena perintah Arisa.
Kereta kudanya melindas gadis kecil.

Aku melompat keluar dari kereta dan berlari ke gadis itu. HP si gadis berkurang dengan cepat.
“Beri jalan!”

Menyebalkan melewati orang-orang yang mengerubungi si gadis dengan gerakan kakiku.
Tetapi, aku berhasil sampai walau hampir terlambat.

Aku keluarkan obat magic (potion) dari kantongku sambil duduk di sebelah gadis dan membuat dia meminumnya. Sepertinya dia pingsan, nafasnya berhenti. Obatnya keluar dari mulutnya karena itu. HPnya berhenti berkurang untuk sesaat, mungkin karena dia meminumnya sedikit.

Aku ingin menekan dadanya untuk melakukan nafas buatan, tapi mungkin karena terlindas oleh kereta, dadanya tertekan ke dalam. Mustahil kalau seperti ini.

Aku keluarkan potion lain dari kantongku, dan meminumkannya dari mulut ke mulut.
Mungkin karena efeknya lemah, HP si gadis anak turun sebentar, lalu mulai berkurang sedikit demi sedikit.
Walaupun Ossan yang tertusuk dengan fatal dengan menggunakan pedang berhasil diselamatkan, apa tidak bisa untuk gadis ini. Atau mungkin damagenya terus berlanjut karena rusuknya yang patah menusuknya.

Apa aku harus menggunakan obat dengan efek yang tidak diketahui walaupun sudah tahu risikonya?

Arisa yang akhirnya menyusul mengambil tongkat pendek dari pinggangku.

“Aku pinjam tingkat pendeknya, ■■■■■■ ■■■ ■■■■■■ ■■■ Light Healing.”

Itu healing magic dari cahaya huh. Arisa hebat.
Tetapi, itu hanya penolong sementara.

“Tidak bagus, ini tidak cukup hanya dengan light healing magic.”
“Kita harus bawa dia ke priest kuil.”

Orang di sekitar kami menolak kata-kata itu.

“Tidak ada priest yang bisa menggunakan holy magic di kota ini. Semuanya ditangkap setelah mereka dituduh melakukan kejahatan buatan seperti korupsi dan dimasukkan dalam penjara.”
“Bagaimanapun juga, dia tidak bisa diselamatkan dengan luka seperti itu. Biarkan dia pergi tanpa menderita lagi.”

Tidak hanya dadanya tertekan, tangannya juga tertekuk dengan tidak alami. Kekuatan fisiknya yang tadinya nik turun mulai menurun perlahan. HPnya sudah kurang dari 10%.

Saat aku memutuskan untuk memberikan dia obat dengan efek yang tidak diketahui itu lebih baik dari pada membiarkan dia mati, pemandangan saat aku membuat obat magic (potion) terlintas di pikiranku.

Perbedaan antara obat biasa dan magic adalah pada regen dan keberadaan MP.

Regen hanya benda untuk menggabungkan MP dengan obatnya.

Lalu, efek langsung dari obatnya adalah karena adanya MP.

Aku masukkan magic potion ke mulutku sekali lagi. Dan sebelum aku minumkan pada si gadis, aku masukkan MP ke dalam potionnya. Aku punya skill untuk memberi magic, aku harusnya bisa melakukannya.

Aku masukkan tiga kali jumlah MP yang biasanya dipakai untuk membuat magic potion biasa.

“Tu...tunggu, apa itu semacam skill, kamu bercahaya tahu.”

Aku terganggu dengan apa yang Arisa katakan tapi aku akan pikirkan itu nanti. Aku buat si gadis meminum magic potion yang sudah diperkuat dari mulut ke mulut.

Segera setelah dia meminumnya, badannya diselimuti oleh aura merah, tapi auranya segera menghilang seakan diserap.

Dia belum pulih sepenuhnya, tapi ini bekerja. Dadanya yang tertekan dan tangan yang patah sudah sembuh. HPnya berhenti di sekitar 40%, tapi tidak berkurang walaupun aku memperhatikannya beberapa saat.

>[Mendapatkan Skill Magic Healing]

>Mendapatkan Titel [Doctor]
>Mendapatkan Titel [Healing Specialist]
>Mendapatkan Titel [Saint]



“Apa kamu menyelamatkan onee-chan?”
“Iya, dia tidak apa-apa sekarang.”
“Ya ampun, mahoutsukai-sama sangat hebat. Aku tidak percaya luka berat seperti itu bisa disembuhkan.” {TLN: Mahoutsukai = magician = penyihir.}

Aku berikan potion lain ke gadis kecil yang sepertinya dik dari gadis yang terluka, dia memeluk kakaknya.

“Kalau dia tidak bangun setelah 1-2 jam, beri dia obat ini.”
“Un, aku mengerti.”

Seorang nenek yang sepertinya kenal dengan kedua gadis ini berbicara padaku sambil terlihat ragu.

“Mahoutsukai-sama, terima kasih banyak. Tetapi, rakyat jelata seperti kami tidak bisa membalasmu.”
“Yang melindas gadis ini adalah keretaku. Aku tidak mengharapkan bayaran sama sekali. Malah seharusnya, gadis ini yang meminta bayaran.”

Aku alihkan pembicaraannya karena sepertinya ini akan mengarah pada pembicaraan tentang menjual diri mereka lagi.
Tetapi, ekspresi si nenek jadi murung.

“Kami tidak mungkin meminta bayaran. Menghalangi jalan kereta seorang bangsawan seperti yang dilakukan gadis ini adalah perbuatan kriminal.”
“Betul sekali tuan, kalaupun Anda selamatkan dia sekarang, dia akan ditangkap oleh prajurit untuk jadi budak atau digantung.”

Si kusir menambahkan kata-kata si nenek.

Oi oi fantasi, bukannya itu terlalu parah.

Aku sudah selamatkan dia dengan usaha yang keras. Aku akan selamatkan dia dengan cara apapun walaupun itu hanya untuk kepuasan pribadi.
Kalau diselamatkan berarti dia jadi budak atau dieksekusi, aku buat agar dia tidak terselamatkan.

Lagipula orang di sekitar sepertinya kawan dari gadis ini, satu-satunya saksi sebenarnya adalah si kusir.
Aku akan bujuk dia.

Dia mungkin akan mengkhianatiku dengan mengatakan apa yang terjadi di sini pada baron, tapi daripada curiga pada semuanya, aku akan gunakan metode apapun yang ada.

“Nah, aku sudah selesai mengurus gadis malang yang terlindas oleh keretanya. Ayo segera pergi dan jangan membuat baron-sama menunggu lagi.”

Aku buat si kusir menggenggam koin perak.
Si gadis meninggal walaupun sudah ditolong. Nama si gadis tetap tidak diketahui.

“Benar, tuan. Si gadis yang terlindas itu kasihan, tapi mau bagaimana lagi eh.

Pria ini bisa membaca situasi dengan baik. Aku ingin Toruma ossan belajar beberapa hal dari orang ini.
Sepertinya si kusir mengikuti sandiwara ini dengan sogokan. Tetapi, apa cara dia berbicara seperti anak buah daripada cara bicara sopan dia yang tadi itu juga bagian dari sandiwaranya?

Orang-orang dewasa di sekitar juga ikutan dengan berpura-pura menangis. Mereka orang-orang yang sangat sosial. Si adik yang tidak bisa mengikuti ceritanya jadi kebingungan, tapi setelah si nenek membisikkan sesuatu pada dia, dia langsung mengerti.

Kami kembali ke kereta, dan melaju menuju istana baron yang terletak di tanah yang tinggi.

Pada saat itu, pertarungan antara 1000 pasukan baron melawan 3000 demi-goblin dimulai. Pada saat itu, sepertinya pasukan baron unggul.

>[Mendapatkan Skill Acting]
>[Mendapatkan Skill Tact] {TLN: Tact = Kebijaksanaan}

>Mendapatkan Skill [Poor Actor] {TLN : Aktor yang buruk}
>Mendapatkan Skill [Clown] {TLN : Badut}