Tuesday, 14 February 2017

6-1. Aku Ingin Berlatih Magic [Arc Kegagalan]

Satou di sini. Poin karaokeku tidak pernah lebih dari 60. Mengharapkan hal yang disebut absolute pitch, Satou.





Aku mendengar suara nyanyian burung yang menandakan pagi hari.
Membuka mataku, aku melihat serpihan cahaya dari atap kainnya. Ini agak silau.
Oh iya, aku tidur di dalam kereta karena tanah kempingnya adalah sebuah tanah gersang yang dipenuhi batu kemarin.
Sambil merebahkan diri aku melihat ke dadaku, dan melihat sebuah tangan menggenggam kaosku dengan lemah. Aku melihat ke samping, seorang gadis cantik berambut hitam sedang tertidur di sana sambil memeluk tangan kiriku.
Aku sudah terbiasa dengan ini tapi ini membuat jantungku berhenti sekejap. Kalau tidak ada perbedaan umur di antara kami, aku tidak akan bisa menahan akal sehatku.
Berikutnya aku melihat ke arah berlawanan.
Di sana, seorang gadis yang kepalanya ditekan oleh sepasang bukit raksasa sedang tertidur dengan wajah kesal, dan pemilih bukitnya sedang memeluk tanganku dengan ekspresi tidur yang polos di wajahnya yang benar-benar cantik.

Karena akan tidak baik untuk membangunkan semuanya, aku bermalas-malasan sambil menikmati aroma wanita yang harum dan lembut.
Aku mengintip ke garis leher piama Nana yang lebar, terkunci pada lembah yang terlihat lembut adalah sifat alami pria. Karena aku menggunakan semua kekuatanku untuk menahan fenomena alam yang terjadi pada pria setiap pagi, aku ingin kamu memaafkanku untuk melakukan ini.

“Goshujin-sama, persiapan sarapannya hampir selesai, jadi tolong bangun.”

Liza yang sedang dalam tugas jaga sampai pagi datang untuk membangunkanku. Suaranya terdengar sedikit datar, ini pasti imajinasiku saja.
Aku hampir bilang, ‘Maafkan aku.”, karena rasa bersalah, tapi aku berhasil menjawab dengan selamat pagi.

Lulu dan Mia terbangun setelah mendengar suaraku.
Lulu berkat selamat pagi sambil malu-malu membenakan rambut dan bajunya, dan Mia mengatakan, “Pagi” dengan suara kecil sambil menyingkirkan Nana yang sedang memeluknya dengan kejam.
Setelah menyapa Lulu, aku berikan apron putih pada Liza dari dalam kereta. Nana tidak terlihat seperti dia akan bangun walaupun dia telah didorong dengan kejam.

Saat aku lihat ke kakiku, Arisa sedang tertidur sambil memegang ujung celanaku dan di atasnya, Pochi dan Tama sedang tidur sambil terlihat seperti mereka sedang memegangi Arisa. Aku sepertinya bisa membayangkan apa yang terjadi. Arisa akan melakukan yobai dan mencoba menyingkirkan Pochi dan Tama, mereka membalas dan mereka kelelahan di tengah-tengahnya. Lalu Lulu mendapat keuntungan dari semua ini.

Mendengar suara gesekan kain, aku melihat ke arahnya, dan Mia ada i sana dengan bajunya sudah dilepas.

“Lap aku.”

Mia memberikanku handuk dan membuatku mengelap punggungnya. Sepertinya berkeringat karena Nana memeluknya sepanjang malam.
Setelah diselamatkan dari si magician, Mia terkadang jadi bergantung seperti ini. Ini bukannya dia jatuh cinta padaku, rasanya seperti cinta dengan saudara.

“Mia, jangan melepaskan bajumu di depan lawan jenis sembarangan.”
“N.”

Dia menjawab dengan singkat sambil mengangguk, apa dia benar-benar mengerti?
Karakter dia mungkin akan berubah saat dia cukup tua walaupun aku meninggalkan dia sendiri, jadi aku tidak akan terlalu meributkannya. Cukup dengan mengingatkannya sekali-sekali.

Karena aku sudah mengelap punggungnya, aku memberi handuknya pada Mia. Mia membalikkan badannya dan merentangkan tangannya dengan postur, “lap aku”.
Dia tentu saja memakai celana dalam, tapi hanya rambut panjangnya menutupi badan atasnya.

“Di sini juga.”
“Mia, lap bagian depan sendiri.”
“...Satou.”
“Aku tidak akan melakukannya walaupun kamu bertingkah manja.”

Dia meminta dengan mata yang melirik ke atas, tapi lebih dari ini berbahaya. Walaupun dia rata, aku takut aku akan mendapat kesenangan pada anak kecil (kutukan).
Mia menerima handuknya dengan kecewa dan mulai mengelap badan depannya.
Karena melihatnya terlalu lama itu terasa mesum, aku membangunkan Nana dan gadis-gadis dan keluar dari kereta.





Di luar kereta berbau darah—

Di sebuah pohon dekat dengan di mana Liza memasak, ada 5 badan binatang digantung pada sebuah tali untuk menguras darahnya.
AR menunjukkan bahwa itu adalah [Daging Brown Wolf]. Kalau dipikir-pikir, mereka dikalahkan oleh Pochi dan Tama di tengah malam. Karna mereka hanya 10 monster dengan level rendah, aku hanya menonton mereka lewat radar. Jadi setengahnya jadi, “Daging”, huh.

Melihat ke situasi ini, berarti sarapannya adalah daging. Aku suka daging, tapi aku akan lebih senang kalau tidak makan daging di pagi hari.

“Ini akan selesai segera, jadi tolong minum ini untuk sekarang.”

Lulu bilang begitu sambil menyediakan teh.
Karena dia hanya menggunakan apron sederhana di atas piamanya, garis badannya terlihat di bawah cahaya pagi di depan mataku, aku kebingungan harus melihat ke mana.

“Kami sudah menyiapkan sup sayuran dan roti untuk goshujin-sama dan Mia, jadi tolong jangan khawatir.”
“Terima kasih, aku hargai itu.”

Kalau aku serahkan semuanya pada Liza, ini pasti akan jadi pesta daging, jadi aku senang dengan perhatian Lulu.
Mia sudah duduk di sebelahku dengan tenang sebelum aku sadar, mengambil cangkir dari tanganku dan meminum tehnya.

Biasanya ada tiga gadis kecil berkeliaran di sekitarku, tapi berbeda di pagi hari. Mereka pergi ke Liza, menawarkan bantuan sambil mencicipi ini dan itu, dan diomeli. Ini mengingatkanku saat aku seorang anak yang lapar.

“Master, ohaa.”
“Selamat pagi Nana. Ucapan selamat pagi itu [Ohayou] tahu. Lupakan hal-hal aneh yang diajarkan Arisa.”
“Yes, my lord.” {TLN: Nana bilangnya pke bhs inggris. Artinya, “Iya, tuanku.”}

Aku melihat pada Nana yang menjawab sambil memberi penghormatan. Dilihat dari dekat, wajahnya tertutup oleh dadanya. Benar-benar pemandangan yang luar biasa.
Sambil aku membenarkan kata-kata aneh yang diajarkan oleh Arisa pada dia, kami duduk di tikar. Karena pakaian yang dia pakai terlihat seperti apa yang pelacur murahan pakai, sekarang dia memakai baju cadangan milik Liza. Pada awalnya aku ingin meminjamkan dia jubahku tapi entah kenapa Arisa menentangnya dengan kuat dan Lulu juga menentangnya dengan lemah, jadi itu ditolak.

Di atas piring besar ada usus serigala dengan sayur goreng dan kentang rebus, sup sayur untuk sarapan hari ini ya. Ada potongan roti dan buah-buahan untukku dan Mia.

Dengan instruksi Liza, ketiga gadis kecil membagikan piring dan alat makan dengan cepat. Tentu saja mereka tidak lupa untuk mengambil tempat yang dekat piring dengan daging.
Pertarungan dimulai setelah semua orang duduk dan bilang, “Itadakimasu”. Dengan Liza sebagai pemimpinnya, Pochi, Tama dan Arisa membidik pada piring berisi daging. Sekitar 3-4 kilo daging termakan dalam sekejap, ini terasa seperti menonton video yang dipercepat.
Di sisi lain, Lulu memasukkan daging bersama dengan sayuran ke dalam mulutnya dengan sikap yang bagus. Dia makan dengan tenang, tapi tangannya tidak berhenti jadi nafsu makannya mungkin cukup besar.

Senangnya jadi anak muda~. Mereka bisa makan banyak daging dari pagi. Aku merasa terkena heartburn hanya dengan melihatnya. {TLN: Heartburn = perut terasa panas.}

Nana minum air sambil menonton mereka.
Aku bilang dulu di awal, ini bukan pem-bully-an.

Katanya setelah sekitar setengah tahun setelah kelahirannya, dia hanya bisa menerima air dan MP. Karena hal yang sama juga tertulis di buku alchemy yang ditinggalkan Trazayuya-shi, itu mungkin benar.

Ada tiga cara untuk mengisi magic pada Nana.

Yang pertama adalah menggunakan fasilitas yang bernama Regulation Tank. Saat dia bersama Zen si magician, dia menggunakan metode ini.

Yang kedua adalah melakukan hal-hal nakal dengan seorang pria. Hal yang disebut teknik ranjang. Sejujurnya, itu adalah hubungan seksual. Aku tidak apa dengan metode itu, tapi Lulu tiba-tiba berteriak, “Aku duluan!”, jadi aku berhenti. Sosoknya yang merah padam setelah itu lumayan imut. Tentu saja, Arisa juga menolak tapi karena dia benar-benar tertutup oleh tanggapan Lulu, tidak ada impresi yang tersisa. Sepertinya itu adalah kelepasan bicara, dia tidak bisa melihat mataku selama 2 hari setelah itu.

Yang ketiga dan yang terakhir adalah dengan meletakan tangan di dekat jantungnya dan memasukkan MP ke jantungnya yang beroperasi seperti magic tool. Untuk mendapatkan alasan yang baik untuk memegang bukit yang istimewa itu, aku tidak ada komplain—tapi, saat aku akan melakukannya, Mia menahannya dengan satu kata.

“Belakang.”

Iya, selama dekat dengan jantung, tidak apa melakukannya dari belakang.
Yaa tidak apa, aku masih menikmati tengkuknya yang menawan dan garis pundak polosnya dari belakang. Hanya sekali, iya, hanya sekali itu cukup, biarkan aku melakukan sesuatu sesukaku.





Setelah makan, aku mengisi MP pada Nana yang memperlihatkan punggungnya.
Saat aku kuatkan pengisiannya, dia beraksi dengan geli, ini menarik.
Tetapi, Arisa dan gadis lainnya melihat ke sini seperti mereka mengawasi, jadi aku tidak bisa bermain-main. Walaupun suara wanita cantik yang mempesona akan menghangatkan hatiku, sayang sekali.

“Mau latihan lagi hari ini?”
“Tentu saja.”

Biarkan aku bilang ini, ini cuma latihan magic. Ini bukan hal yang akan membuatku merasa bersalah.
Bukan hanya aku, Pochi dan Tama juga sedang memegang tongkat pendek. Mereka ingin meniruku saat mereka melihatku berlatih magic, jadi aku pinjamkan tongkatnya pada mereka.

“Kalau begitu aku akan beri contoh. Aku hanya akan melakukannya sekali, jadi perhatikan dengan baik.”

Arisa dengan tongkat panjang memandang ke arah yang tidak ada orang dan memulai chant.

"■■■ Breeze"

Setelah chantnya selesai, angin sepoi-sepoi menggoyangkan rerumputan.

“Uuu, kepalaku sakit. Beban kalau menggunakan magic tanpa skill itu besar sih. Ini mungkin menggunakan MP 5 kali lebih banyak.”

Aku berterima kasih pada Arisa dan memulai chant magicnya.
Ini adalah sebuah magic dengan chant terpendek di antara life magic dan punya angka keberhasilan yang tinggi.

"■▼▲ Breeze"

Seperti biasa, aku gagal.

“Tidak bagus, ini tidak bagus sama sekali. Hanya node pertama yang benar. Apalagi ritmenya aneh.”

Ritme huh, aku tidak percaya diri dengan itu.
Pertama aku akan lakukan sesuatu tentang selip lidahnya.

"Nyrurireato saru mina ra me ra to oi yoi oi wan"
"Nyururiareto saru ra mina metora oi yoi io nyan"

Pochi dan Tama menghadap satu sama lain, mengucapkan chant random sambil mengayunkan tongkatnya seperti menari.
Tentu saja tidak bekerja, tapi aku tidak akan mengatakan hal yang tidak perlu karena mereka berdua terlihat sangat senang.

"■◆▲ Breeze"
"■▲◆ Breeze"
"▲▲◆ Breeze"
“Tidak bagus, jadi tambah aneh.”

Aku mencoba berkali-kali tapi Arisa terus menyelanya.

“Kita ganti pendekatannya.”
“Ganti bagaimana?”
“Begini, lakukan dengan tenang, pertama kenapa tidak coba pastikan pengejaannya benar?”

Itu mengingatkanku, aku sudah membeli buku tentang pembacaan dan pengucapan juga.
Sambil membaca buku, latihan dimulai.

Saat aku mulai berlatih silat lidah, Arisa yang melihat ke tarian Pochi dan Tama memotong.

“Coba katakan ‘kami anime’ 5 kali dengan cepat.”
"Kami anime, kami amime, kami ami i, aku tidak bisa.”

Apaan nih. Ini susah.

“Berikutnya, coba ucapkan huruf hidupnya, 『a』 and 『i』dengan jelas.”

Fumu, aku pikir aku pernah dengar hal yang sama dari seiyuu yang berperan sebagai BGM dari radio internet saat aku sedang istirahat di rest area saat aku bekerja. {TLN: Maksudnya masa-masa waktu dia masih kerja, bukan bolos.}

Ayo coba ini.

“Pelan-pelan oke.”
"Kami anime, kami anime, kami anime, kami anime, kami amime."
“Sayang sekali, hanya yang terakhir gagal, sekali lagi! Ayo, bangun, kalau seperti itu maka kursi terendah dari wanita angkasa hanyalah sebuah mimpi!”

Arisa menutupi setengah wajahnya dengan rambut sambil berkata begitu.
Untuk sekarang, aku coba sekali lagi.”

"Kami anime, kami anime, kami anime, kami anime, kami anime."

>[Mendapatkan Skill Tongue-twister] {TLN: Tongue Twister = serangkaian kata-kata yang sukar diucapkan}
>[Mendapatkan Skill Smooth Talking]

Baiklah, aku maksimalkan poin untuk keduanya dan mengaktifkannya.
Aku yang sekarang bisa melakukan tongue twister macam apapun.

"■◆◆ Breeze"

....Aku gagal.

“Lidahnya tidak tergigit, tapi ritmenya salah.”

Aku mencoba berlatih dengan bantuan Arisa berkali-kali, tapi chantnya tidak pernah sukses. Aku tidak punya pengertian tentang nada. Aku penasaran berapa sering aku bertengkar dengan pembuat suara karena tidak menyadari perbedaan suara saat laporan bug...

Liza memanggil karena persiapan keberangkatan sudah selesai, jadi aku selesaikan latihan magicnya.

Sayangnya aku tidak bisa berlatih di kereta.
Aku hampir menggigit lidahku, dan suaraku bergetar dari goyangannya, jadi latihan tidak memungkinkan.
Aku membuat janji dalam hatiku untuk melakukan yang terbaik besok, dan pergi ke tempat kusir
Aku tepuk kepala Pochi dan Tama yang memosisikan diri mereka di kedua sisiku dan menjalankan keretanya.