Saturday 15 October 2016

4-10. Malam Sebelum Keberangkatan

Satou di sini. Saya suka toko yang patuh aturan dan toko yang ada di zona abu-abu.
Tapi saya tidak mau Enjo-kosai, Satou.
<TLN: https://en.wikipedia.org/wiki/Enjo_k%C5%8Dsai>



<TLN: Warning : 15+>

Saya bawa Arisa ke kereta. Dalam perjalanan ke sana, saya bertemu Martha-chan di kedai, tapi dia tidak terlihat malu dan menawari saya makan.
Karena saya bermaksud untuk makan di luar bersama Liza dan lainnya, saya menolak.

Saat kami sampai di halaman tempat kereta berada, keempat gadis menunggu sambil terlihat bosan.
Saat Liza sadar saya datang, dia maju sebagai perwakilan.

“Goshujin-sama, apa tidak apa untuk menaruh bawaan di dalam?”
“Sebentar... Besok, karena kita akan mengambil barang bawaan lagi dari guild pedagang, kita lakukan besok saja, tapi kalau kita tinggalkan mereka di sini kita akan menyusahkan ibu pemilik huh.”

Arisa berbisik ke saya sat saya masih berpikir tentang itu.

“Kita simpan semuanya di Item Box saya? Di situ lebih aman kan?”
“Hanya ada orang yang kita tahu sekarang, jadi tidak apa sepertinya.”

Saya perintahkan gadis-gadis untuk menumpuk bawaan di dalam kereta untuk sekarang.
Ketiga gadis kecil naik ke atas kereta untuk menerima bawaannya. Karena Pochi dan Tama punya kekuatan yang setara dengan dua orang dewasa yang besar, mereka mengangkat makanan awetan yang berat dengan mudah. Ini terlihat seperti semacam pertunjukan sulap.

Arisa dan Lulu mengatur barang-barangnya di dalam.
Tidak perlu dibilang, saya dan Liza bertugas untuk mengangkat bawaannya ke kereta. Karena menggunakan pakaian mahal itu sayang untuk pekerjaan berat, saya ganti baju dan menggunakan baju biasa. Bajunya kain linen yang sederhana.

Saat kami selesai memasukkan barang, saya buat para gadis selain Arisa untuk mengambil 3 gentong air. Satu gentong kecil bisa memuat 6 liter air.

“Tidak perlu mengecualikan Lulu. Saya juga sudah berbicara dengan Lulu tentang Item Box saya, tahu?”

Saya takut seseorang akan cari masalah dengan gadis-gadis beastkin kalau hanya mereka yang pergi, jadi saya minta Lulu untuk pergi dengan mereka.

“Untuk sekarang, kita pisahkan makanan yang diawetkan jadi dua untuk disimpan masing-masing, saya akan bawa alat magicnya. Mungkin tidak akan ada yang akan mencuri kartu belajar jadi taruh saja di kereta, dan kita biarkan makanan yang dipercayakan ke Liza dan gadis lainnya.”

“Kaaay~”, Arisa bilang dengan santai sambil menyimpan makanan awetan ke dalam Item Boxnya. Saya juga simpan jumlah yang sama.

Makanan awetannya adalah dendeng, roti panggang hitam, kacang goreng dan ubi kering.
Yang lainnya di dalam tas adalah tepung gandum, akar, batu garam, dan macam-macam bahan makanan lainnya. Karena sayuran berdaun memungkinkan untuk membuat sakit perut, sepertinya mereka tidak membelinya.

Saya baru sadar setelah melakukan ini tapi...

“Saya ingin keranjang atau kotak untuk menyusun barang.”
“Iya benar, saya juga mau bantalan. Kalau dibiarkan seperti ini, alat-alat masak akan berisik saat keretanya berguncang.”
“Saya mau tali juga.”
“Tali? Ah, untuk menjemur pakaian huh.”

“Saya pikir punya tali yang kuat itu bagus.”

Liza yang baru kembali mengambil air menyarankan.
Saya tidak tahu apa gunanya.

“Itu untuk mengeringkan darah dari binatang buruan selama perjalanan.”

Benar, kita butuh tali untuk mengikat maling yang mungkin muncul.

“Dermawan sekali~ Maling itu tidak ada bagusnya dan hanya membawa celaka, akan lebih baik kalau mengambil semua harta dari persembunyian mereka dan membasmi mereka setelahnya. Gadis pemburu maling yang terkenal itu juga bilang begitu tahu~?”

Kenalan macam apa dia?
Jadi ada orang yang terkenal karena itu, dunia yang berbahaya.

Pochi mengangkat tangannya sambil berjinjit. Apa Arisa mengajarinya?

“Iya, Pochi-kun. Katakan.”
“Pijakan! Saya mau satu nodesu~”

Saat saya detailnya, dia sepertinya menggunakan pijakan sat dia membantu merawat kuda. Dia berlimpah dengan antusiasme untuk merawat kuda-kudanya selama perjalanan. Dia sangat bisa diandalkan.

Tama juga mengangkat tangannya dan bilang, “Sikat~?”. Dia memiringkan kepalanya dengan sikap yang kebingungan sambil mengangkat tangannya, lucu. Sepertinya dia ingin alat untuk menyikat kuda dan membersihkan kakinya.
Alat untuk merawat kuda, saya benar-benar lupa.

Lulu juga mengangkat angannya dengan malu-malu.

“....U, umm.” Mukanya jadi merah padam dengan hanya mengatakan itu.
Saya penasaran apakah itu sesuatu yang membuat malu? Saya melirik ke Arisa... Dia mengedip balik. Apa kamu dari era Showa!?

“Sa, saya mau papan cuci dan ember.”

Apa itu benar-benar memalukan? Saya punya itu di Storage jadi saya lupa, tapi itu memang dibutuhkan.

“Kalau mungkin, saya mau cermin! Yang seukuran tangan juga tidak apa.”
“Arisa, kamu terlalu berlebihan.”

Liza memberi peringatan pada Arisa dengan tegas. Tidak biasanya Liza memberi pendapat sebelum saya memutuskan.
Apa memang semahal itu di dunia ini? Oh iya, saya pikir saya tidak pernah lihat peralatan dari beling. Tapi, pasti ada cermin dari logam yang mengkilap.

“Saya juga ingin punya, kita beli kalau tidak terlalu mahal.”
“Yay.”

Arisa terlihat benar-benar senang tanpa akting. Lulu juga tersenyum. Liza tidak ada keberatan karena itu keputusan saya. Pochi dan Tama...sepertinya mereka tidak mengerti.

Sudah diputuskan bahwa, besok saat saya akan mengambil barang dari guild, mereka berlima akan beli barang-barang yang baru saja kami diskusikan.

Setelah ganti baju, kami pergi keluar bersama untuk makan.
Hari itu, kami makan malam di kios yang tidak jauh dari penginapan gerbang. Karena kita sudah makan daging setiap hari, saya pesan sup ringan, dan roti kedelai.
Karena Pochi dan Tama terlihat sangat sedih saat mereka makan, saya pesan daging tusuk untuk 4 orang. Entah mengapa Liza yang terlihat paling senang...tapi tidak apa selama mereka senang.





Karena saya bertemu Yosagu-san yang baru kembali dari bekerja saat kembali ke penginapan, kami putuskan untuk memajukan rencana untuk keluar saat malam hari sehari lebih awal.
Arisa bilang, “Walaupun sudah punya saya, dasar tukang selingkuh~” tapi saya buat Liza untuk membawanya seperti barang bawaan kembali ke penginapan.

“Tidak apa-apa nih?”
“Tidak apa, dia cuma seperti adik perempuan saja. Orangnya sendiri berpikir kalau dia itu penjaga sih.”

Distrik timur padat sama seperti kemarin.
Yosagu-san, yang sedang mengunyah daging tusuk yang dibeli dari kios, menyapa gadis-gadis yang berkumpul di bawah lampu luar, sambil kami melaju ke arah kerumunan.

Saat saya tanya apakah mereka itu kenalan, dia bilang, “Mereka itu pelacur.” Mereka biasanya bekerja sebagai pelayan dan pelacur di penginapan di waktu yang sama, tapi saat pelelangan budak mereka sepertinya mencari pelanggan di luar.

Berdasarkan AR, banyak di antara mereka yang mempunyai skill [Sex Technique]. ...Tetapi, saya cemas melihat banyak yang terkena macam-macam penyakit kelamin dalam tab kondisi abnormal. Kebanyakan dalam masa [Inkubasi], tapi hampir 60% dari mereka menderita karena itu. Apa itu tidak bisa disembuhkan dengan magic?

Kami memasuki distrik lampu merah dan berjalan selama beberapa waktu. Cahaya magic dengan piringan logam tergantung di toko, meneranginya dengan cahaya yang terlihat murah.
Kebanyakan brothel berlantai dua dengan beranda di lantai dua. Pelacur yang menggunakan pakaian mahal yang sangat terbuka berjajar di beranda mencoba mengundang tamu.

Saat saya melihat, mereka menaikkan rok mereka dan menunjukkan kaki telanjang mereka lalu melemparkan ciuman. Ini fitur yang dimiliki setiap toko, menarik.
Jumlah orang yang punya [Sex Technique] meningkat, dan di saat yang sama orang yang punya Penyakit Kelamin [Inkubasi] berkurang sekitar 30%. Seperti yang kuduga tidak ada yang punya Penyakit Kelamin [Berpenyakit].

“Tuan muda, ini tokonya. Ayo cepat masuk.”

Yosagu-san menarik saya ke dalam toko. Toko ini sepertinya bagus, tidak ada gadis yang menarik pelanggan di beranda.

Saat saya masuk, beranda-berandanya dipasang di lantai dua bersamaan dengan koridornya. Saya melambai ringan ke gadis-gadis yang saya lihat dari luar di sana.

Lantainya dibuat dari kayu, tapi dibuat mengkilap dengan baik. Apa ukurannya sekitar 30 tatami? Ada kompor, pintu dan tangga di lantai dua di dalam. Ada 4 ruangan yang ditutup dengan kain di kiri dan kanan.

“Selamat datang di Cabang Seryuu dari Captivating Mansion.”

Seorang wanita yang berumur 40an akhir keluar dari pintu belakang sambil menyambut kami dengan suara yang menusuk. Si wanita menggunakan gaun pink dengan jumbai yang berlebihan, tapi kegemukannya terlalu mencolok, bajunya terlihat seperti akan sobek di jahitannya.

Dipandu oleh si wanita, kami pergi ke salah satu ruangan yang terpisah.
Sepertinya ini ruangan untuk para tamu menunggu gadis-gadis, karena akan canggung kalau bertemu kenalan di brothel. Pemilik toko yang kegemukan itu benar-benar mengerti tentang pekerjaannya.

Ada sofa dan tiga keramik kualitas rendah di dalam ruangan. Seorang gadis berumur sekitar 10 tahun stand by di dalam sebagai pelayan.

“Permisi.”, si gadis meletakkan cangkir sake kecil di depan saya dan Yosagu-san. Cairan transparan di dalamnya. Ini adalah minuman keras yang di distilasi dari aromanya.

Berdasarkan AR, cangkirnya terbuat dari jade. Minuman keras di dalamnya adalah sake Shiga. Ini minuman keras yang kuat dengan alkohol 50% yang terbuat dari gandum.

“Ku~ Enak!”, Yosagu-san menenggaknya dengan semangat.
Sepertinya dia lupa minum sake ini saat dia pergi ke toko ini sebelumnya.

Gadis ini, menuangkan sake huh?
Saya seruput sedikit sebagai perilaku sosial. Rasanya memang enak. Seperti wiski tapi transparan dan tidak berwarna amber, apa prosesnya berbeda.

Sebelum Yosagu-san minum cangkir ketiganya, penjaga toko kembali dengan 5 gadis.

Yang pertama adalah gadis paling cantik dengan rambut pirang dan mata biru. Dengan wajah kecil, alis tipis, dan pupil besar yang bersemangat. Bibir yang terlihat lengket. Dua dada besar yang terlihat seperti akan keluar dari baju dengan dada terbuka. Sepertinya, dia gadis paling populer di toko ini. Dia 18 tahun.

Yang kedua dan ketiga itu kembar. Mereka gadis cantik dengan rambut dan mata hitam. Yang paling mencolok dari mereka adalah gaya barat, atau Prancis. Salah satunya punya dada yang lebih kecil dari yang lain, tapi masih dalam grup C. Sepertinya banyak orang yang menghabiskan malam dengan mereka berdua bersamaan. Tentu saja biayanya untuk dua orang. Mereka 16 tahun.

Yang ke empat adalah wanita dengan mata yang menurun. Dengan rambut pirang kusam dan pupil coklat kemerahan. Alisnya tebal, dia wanita penyembuh yang lembut. Dadanya paling besar. Sepertinya banyak yang jadi pelanggannya. Suaranya lembut, enak didengar. Dia 21 tahun, paling tua di toko ini.

Gadis kelima adalah gadis dengan rambut merah dan pupil coklat kemerahan. Dia kalah jauh dibandingkan gadis lain tapi dia punya ekspresi paling bagus. Dia terasa bersemangat atau, amat sangat erotis. Ukuran dadanya biasa saja, tapi masih sekitar cup D. Untuk saya itu cukup untuk dikategorikan sebagai besar, 20 tahun. Dia satu-satunya orang di toko ini yang tidak punya skill Sex Technique.

Mereka semua menggunakan baju one-piece tipis yang menempel ke kulit mereka sehingga terlihat erotis. Bagian dada dan perutnya transparan, saya mau tidak mau bilang GJ. <TLN: Good Job>

“Gadis mana yang akan kamu pilih?”, si penjaga toko bertanya. Yosagu-san bertanya dengan matanya, “Tolong jangan ragu untuk memilih gadis favoritmu.”, saya bilang dan dia benar-benar langsung memilih gadis paling cantik tanpa ragu-ragu.
Saya juga mau memilih dia, tapi saya mengalah di sini.
Yosagu-san meminum minuman keras yang tersisa di cangkir dengan satu tegukan, dan meninggalkan ruangan dengan gadis itu. Sepertinya lantai dua adalah tempat para tamu menikmati mereka.

Saya bingung sebentar, tapi saya pilih gadis kelima pada akhirnya.
Ruang tamu hanya punya sebuah kasur sederhana, tapi bersih dan baunya enak jadi saya tidak ada komplain.

Saat kami masuk ke kamar, si gadis langsung buru-buru melepaskan bajunya dan memamerkan tubuhnya. Saya nikmati perasaan OPPAI dibebaskan dari pakaian, menikmati memegangnya dengan tangan saya.
Ini benar-benar seperti festival OPPAI. Siapa itu yang bilang OPPAI mengandung mimpi para pria? <TLN: Hyoudou Issei mungkin? :D>

Saya peluk pinggangnya dan kami terjatuh ke kasur. Ini tubuh wanita dewasa setelah sekian lama, jadi saya mengambil waktu saya untuk menikmatinya...dalam berbagai cara.

Walaupun karena reaksi gadisnya bagus, saya tidak sengaja memberikan terlalu banyak pelayanan. Seperti ini, saya tidak yakin siapa yang menginginkan siapa.
Kami menikmati diri kami sampai tengah malam. Dia pingsan karena terlalu banyak kenikmatan di tengah-tengah, jadi saya berhenti.

>[Mendapatkan Skill Sex Technique]
>[Mendapatkan Skill Lover’s Talk]
>[Mendapatkan Skill Seduction]

Rupanya badan ini punya terlalu banyak stamina, partner saya tidak bisa mengimbangi. Saya pakai dada dia yang sudah saya nikmati berulang kali sebagai bantal dan pergi ke dunia mimpi.