Friday 29 July 2016

2-11. Labirin Iblis (4)

Satou di sini. Labirin dari serial klasik biasanya memiliki harta karun, monster dan macam-macam jebakan.
Walaupun bahayanya besar, timbal balik yang kamu dapatkan dari peningkatan level yang mudah juga besar, ini semua bisa dibilang sebagai sensasi sebenarnya dari labirin.
Sebuah party yang hanya terdiri dari petarung benar-benar punya keseimbangan yang buruk ya?





Setelah 2 kali istirahat di jalan, kami akhirnya sudah sekitar 80% menuju jalan keluar dari labirin.
Sejak istirahat sebelumnya, kami belum melihat mayat korban sama sekali.

Perlengkapan Pochi dan Tama sudah berubah menjadi pedang pendek berhiasan. Itu perubahan perlengkapannya saja, tapi ketiganya sudah level 13 sekarang. Sepertinya status mereka sekitar 3 level di atas rata-rata manusia.
Pochi punya skill [Enemy Search], [Thowing], [Dismantling], dan [Short Sword]., Tama punya [Dismantling], [Collecting], dan [Short sword], Liza punya skill [Cooking], [Dismantling], [Spear], dan [Thrusting].

Bisa dibilang kekuatan mereka sekarang jauh berbeda dari pertama aku bertemu mereka. Kalau musuhnya tidak punya serangan status abnormal maka walaupun levelnya 20, mereka bertiga bisa mengatasinya. Walaupun akan berbahaya melawan beberapa musuh dengan level yang sama karena tidak ada pengguna perisai...

“Dinding itu~ aneh?”

Tama merasa ada yang aneh dari dinding di dalam ruangan.

Saat aku perhatikan, aku menemukan [Pintu Tersembunyi]. Melihat peta, ada jalan di belakangnya.

Tetapi...
Aku rubah petanya menjadi mode mata burung.
Sekitar 5 meter dari ruangan ini, ada bentuk yang tegak lurus dengan diameter 100 meter di bawah. Sebuah lubang, atau, karena dalamnya meter, itu lubang jebakan?
Aku ingatkan Tama dan lainnya untuk tidak mendekatinya.

Ada persimpangan setelah ini, setelah itu, sepertinya ada ruangan dengan 3 orang yang masih hidup di dalamnya. Karena mereka sudah beristirahat selama 1 jam, mungkin di situ area aman.
Walaupun hanya ada 5 ruangan lagi sebelum keluar, karena mereka tidak punya peta, mau bagaimana lagi.
torablue.blogspot.com
“Semua, berhenti!”

Radar menampilkan sebuah titik merah yang berarti musuh mendekat dengan kecepatan tinggi. Karena hanya ada 1 musuh, mungkin dia menyerang ruangan yang tadi?
Sambil mundur, aku periksa info musuhnya.
Undead Beast, undead kin, panjang 5 meter, tinggi 2 meter. Gigitannya bisa membuat lumpuh, termasuk cakarnya. Sangat lincah. Kelemahan: elemen suci.

“Levelnya... 40 kau bilang?”

Pembersih labirin huh...
Ini benar-benar seperti game lama. Musuh yang luar biasa kuat akan muncul untuk membunuh pemain yang kehabisan waktu.

Sebelum kami bertemu dengan musuhnya, kami kembali ke ruangan.
Aku evakuasi Pochi, Tama, dan Liza ke sudut ruangan. Seperti yang kuduga, musuhnya berbahaya. Kalau mereka ceroboh, sebuah pukulan bisa membunuh mereka.

Musuhnya dengan santai keluar dari jalan. Menggunakan kekuatan hanya saat dibutuhkan huh...
Itu adalah phanter hitam legam dengan tanduk merah dikepalanya.

Si Undead Beast hilang dari penglihatan!
Aku cepat-cepat melihat radar, tapi posisinya belum berubah...

Dia menyerang dari atas!
Dia melompat dan menendang langit-langit untuk melemparkan tubuhnya!

Di belakang aku, aku merasa lantainya retak.

Untuk begitu cepat walaupun dia undead... Kalau dia mulai melompat-lompat ketiga gadis beastkin akan dalam bahaya.
Bertarung secara langsung itu tidak bagus.

Seperti mengejek aku, dia membuka rahangnya sebelum memulai serangan gigitannya, membuatnya terbuka.
Aku melemparnya ke dinding.

Si Undead Beast mendarat di dinding,

Aku beri tenaga di kaki aku dan menyerang,

...lalu menembus dinding dan jatuh ke lubang. Amin~





Nah, kenapa kami tidak bergabung dengan orang lain saja?

Setelah persimpangan, lantainya dipenuhi benang putih yang lengket.

“Ketlengket~”
“Kaki aku lengket~ nodesu.”
“Apakah ini benang laba-laba?”

Tama dan Pochi membersihkannya dengan pedang pendek.

Di dalam ruangan, ada 7 kepompong. Ketiga orang yang selamat ada di antaranya. Kami harus menyelamatkan mereka saat laba-labanya sedang pergi.
Saat orang di dalam kepompong sadar bahwa kami mendekat, mereka mulai menggeliat.

Untuk jaga-jaga, aku periksa isinya sebelum menolong mereka.

Nidoren. Pedagang budak, 40 tahun, level 11, skill [Negotiation], [Torture], dan [Arithmetic]
Viscount Jin Belton. Bangsawan, 33 tahun, level 15, skill [Fire Magic], [Flame Magic], dan [Social].
Anak perempuan viscount Tana Belton. Bangsawan, 14 tahun, level 3, skill [Social], [Etiquette].

Viscount itu potensi petarung yang bagus.
Walaupun begitu, kenapa ada bangsawan di alun-alun?

Kami membagi perkerjaan untuk menyelamatkan mereka.
Aku menangani si viscount, Liza anaknya, Pochi dan Tama si pedagang.

Di tengah jalan saat menyelamatkan mereka, seekor laba-laba datang dari bawah terdeteksi radar. Seperti undead beast yang tadi, sepertinya ada lubang juga di sini.

“Ada musuh! Pochi, Tama, Liza berhenti penyelamatannya dan bersiap untuk bertarung!”

Mereka bertiga menyiapkan senjata untuk bertarung.
Setelah banyak pertarungan, kerja sama seperti ini sudah wajar.

Untungnya mulut korban disumpal, berkah yang tersembunyi. Tidak ada yang berisik itu bagus.

Seekor laba-laba keluar dari lubang di lantai.
Pertama aku lempar kepalanya dengan batu untuk menghilangkan kesadarannya. Lalu Liza memotong kepalanya dengan tombaknya, sedangkan Pochi dan Tama memotong sendi di badannya.

Aku pikir dia akan mati dari serangan pertama tapi, tidak mati walaupun kepalanya ditusuk, benar-benar monster.

Liza menerima ayunan kaki laba-laba, Pochi dan Tama memotongnya dengan pedang kecil pada celah itu, mengurangi HP laba-laba.

Karena dia terlihat seperti akan makan waktu lama, aku lempar kerikil dengan diam-diam untuk menghabisinya.

Aku biarkan pengambilan magic core pada Tama, dan kembali menyelamatkan orang yang tadi.

“Saya terselamatkan. Aku datang dari keluarga terhormat dari sang penemu Yamato-sama, kepala keluarga Viscount Belton, Viscount Jin Belton. Tunggu penghargaan setelah kita keluar dari sini!”
“Terima kasih banyak, Viscount-sama. Aku Satou, pedagang.”

Setelah selesai memperkenalkan diri, penyelamatan viscount selesai. Viscount pergi ke tempat anaknya, mengambil pisau dari Liza dan melanjutkan penyelamatannya sendirian.
Apakah karena dia tidak mau demi-human menyentuh anaknya, atau karena dia berpikir untuk menyelamatkan anaknya sendirian?

“Terima kasih telah menyelamatkan aku, aku Nidoren, pedagang. Aku akan dibenci oleh gadis-gadis itu, karena aku pedagang budak.”
“Saya pedagang pemula, Satou.”
“Pedagang...ya? Aku pikir kamu seorang petualang.”

Sambil mendengarkan Nidoren-shi, aku berikan dia air dingin.

“Apa kamu tahu tentang petualang?”
“Iya... ah! Penjelajah di Shiga Kingdom kan? Membunuh iblis di labirin, mengambil magic core dan harta karun, itu pekerjaan dengan risiko tinggi tapi berpenghasilan banyak.”

Tama kembali dengan magic core dan aku menerimanya.

“Hiraukan ukuran magic core ini, mungkin karena labirinnya masih muda, kemurniannya rendah.”

Menurut Nidoren-shi, magic core yang sudah diolah digunakan dalam pembuatan magic tool, dan makin tinggi kemurniannya, makin efisien pengoperasian magicnya dan menghasilkan pembuatan magic tool yang lebih bagus.
torablue.blogspot.com
“Tetap saja, kerja sama yang bagus, pelatihannya pasti lama kan? Budak yang bagus seperti itu masing-masing bisa dijual 20 koin emas. Aku ingin bertransaksi denganmu walaupun hanya sekali saja.”

Sepertinya lebih baik untuk tidak memberi tahunya bahwa mereka bukan budak aku secara resmi. Karena sepertinya akan membawa masalah. torablue.blogspot.com

Aku memberikan pengumpulan memento dari kepompong pada gadis-gadis beastkin. Aku berikan makanan ke Viscount Belton dan Nidoren. Tentu saja, bukan daging kodok. Viscount dengan senang makan walaupun sambil komplain tentang makanan yang tidak enak. Anak viscount hanya makan kejunya, dan menyeruput air. Pastinya, dia kelelahan.





3 ruangan lagi sebelum keluar. Si viscount sudah menumpu anaknya dari tadi. Haruskah aku gendong dia di belakang? Aku menyarankannya, tapi ditolak.

Masalahnya adalah ruangan berikutnya. Seperti dungeon dibuat oleh GM yang buruk, terletak di posisi yang tidak bisa dihindari adalah rumah monster.
Pemimpinnya adalah iblis level 35, lalu Skeleton Knight, Skeleton Deathschyte, dan Skeleton Warrior level 30. Yang lainnya adalah Skeleton Soldier biasa level 10-15.

Haruskah aku berubah menjadi pahlawan bertopeng?

Memeriksa peta, priest paruh baya tampan berjarak 10 ruangan dari sini. Aku bermaksud untuk bertemu dengan dia, tapi anak viscount sangat kelelahan. Apalagi, setiap ruangan diisi 3 monster dari tipe undead. Kalau kami ingin bertemu, menembusnya akan makan waktu 2-3 jam.
Kalau kami berhasil melewati ruangan berikutnya maka berikutnya lagi adalah ruangan kosong tanpa musuh tapi..

Liza dan Tama yang dikirim untuk memantau kembali.

“Banyak tulang~”
“Sesuatu yang bundar dengan sayap beterbangan di dalam ruangan. Yang lainnya ada sekitar 20 monster tengkorak. Aku pikir lebih baik mencari jalan lain...”

Itu saran yang bagus, tapi jalan keluarnya sedikit lagi di depan~
Ya sudah, sekarang waktunya menampilkan skill Deception aku! ...orz.